Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Keutamaan Sedekah di Hari Asyura (10 Muharram) Bag. 2

Tags: yahudi hari fakir

Terdapat kisah menarik dalam hal ini yang disampaikan oleh Sayyed Bakri, bahwa di hari ‘asyura (10 Muharram) ada seorang fakir yang memiliki keluarga yang berpuasa hari itu, akan tetapi ia tidak memiliki apapun untuk berbuka. 

Maka ia berusaha ke sana ke mari untuk mencari makanan untuk berbuka keluarganya. Datanglah ia ke pasar, ia menemui sebuah toko valas (tukar-menukar uang asing) yang begitu bagus. Beralaskan karpet kulit mahal, dan di atasnya terdapat gelas dari emas dan perak. Toko itu milik seorang muslim. Iapun berharap mendapat apa yang diminta dari pemilik toko ini.

Setelah mengucap salam, maka ia ber kata. "Tuan, Saya ini orang Fakir, Mohon berilah pinjaman kepadaku satu dirham (Setara Rp.60 Ribu) saja untuk saya belikan makanan berbuka puasa untuk keluarga ku. Akan saya do'akan engkau pada Hari ini (‘asyura).  Pedagang itu me-malingkan mukanya dan tidak mem-berinya apapun.Keluarlah sifakir tadi dari toko dengan berlinang air mata, gundah gulana.

Melihat hal ini, ada Seorang Yahudi yang menempati toko sebelahnya men dekati si fakir tadi untuk menanyakan apa yang terjadi. Mendengar ia tidak mendapat apa-apa maka si Yahudi merasa kasihan  dan bertanya. Hari apakah hari ini? Si fakir menjawab: ini adalah hari ‘asyura. Yahudi itu manggut-manggut "Tahukah engkau keutamaan sepuluh Muharran itu?" tanyanya lagi. Dengan panjang lebar si fakir menerangkan.

"Terimalah uang ini untuk belanja keperluan engkau sekeluarga." Yahudi tersebut memberinya uang sebesar 10 dirham (Setara Rp.600 Ribu). "Uang itu kuhadiahkan semata-mata karena mulyanya hari ini." Wajah si fakir berubah berseri-seri. Setelah mengucapkan terima kasih dan men doakan si Yahudi agar bertambah kaya, ia pun bergegas pulang.

Pada malam harinya, si saudagar muslim bermimpi kiamat telah tiba. Matahari teramat panas menyengat. Ia juga sangat dahaga. Tidak jauh dari tempatnya, berdiri sebuah istana megah. Ia sendiri dalam mimpinya itu menjadi seorang pengemis yang menadahkan tangan ke langit seraya minta dikasihani.

"Tuan, tolonglah hamba dengan seteguk air saja." Pintanya.

Lalu ada yang menjawab :

هذا القصر كان قصرك بالأمس، فلما رددت ذلك الفقير مكسور القلب. محي اسمك من عليه، وكتب باسم جارك اليهودي الذي جبره وأعطاه عشرة دراهم

"Kemarin, istana ini menjadi milikmu tetapi karena engkau menolak permintaan si fakir, maka dicoretlah namamu dari istana ini. Sekarang, Yahudi tetanggamu yang mengambil alih, sebab dia telah menghadiahkan sepuluh dirham guna menolong si fakir."

Keesokan harinya, sewaktu ke toko, saudagar muslim itu segera mendatangi si Yahudi. "Engkau adalah tetanggaku, bagaimana jika kau jual pahala sepuluh dirham yang kau berikan kepada fakir itu kepadaku? Aku akan membayarmu dengan 100 dirham (Setara Rp.6 Juta)." Yahudi men-jawab: "tidak, meskipun kau ganti dengan 100 ribu dinar (Setara Rp.200 Miyar). Jika kau ingin masuk kedalam istana yang kau lihat tadi malam, maka tak akan ku ijinkan.


Pedagang muslim itu terkejut dan kaget: siapakah yang memberi tahumu rahasia ini?, Yahudi: dialah yang mengucapkan "kun fayakun" pada segala sesuatu yang dikehendakinya. Dan Si Yahudipun membaca syahadatain. ( Kitab I'anatut thalibin)


This post first appeared on Musholla RAPI Online, please read the originial post: here

Share the post

Keutamaan Sedekah di Hari Asyura (10 Muharram) Bag. 2

×

Subscribe to Musholla Rapi Online

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×