Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Mengobati batuk pada bayi

Tags: batuk anak atau

Usia bayi 1 bulan masih cukup riskan untuk minum obat, terutama antibiotik. Takutnya tambah parah. Untuk mengobati Batuk pada bayi agar tidak menimbulkan efek negatif bagi perkembanganya, sebaiknya anda memberikan asupan gizi yang banyak mengandung vitamin c sebagai penambah sistem imun tubuh. Batuk pada bayi usia muda bisa disebabkan karena sistem kekebalan tubunya masih lemah dan membutuhkan perhatian kita untuk tumbuh kembangnya. Batuk pada bayi jika tidak ditangani dengn tepat, bisa menimbulkan radang saluran pernafasan dan ini berakibat lebih parah. Kuncinya, saat anda ingin mengobati batuk pada bayi anda, jangan terburu dan kawatir. Batuk pada bayi itu hal normal selama bayi masih dalam pengawasan serta menerima asupan makanan yang cukup bergisi. Lalu, bagaimana tindakan pertama saat bayi mengalami batuk?. Bagaimana mengobati batuk pada bayi dengan memberikan asupan gizi yang cukup?. Mari kita simak artikel berikut ini.

Jenis batuk yang sering menyerang bayi

Batuk terjadi karena reflek fisiologis seorang Anak karena adanya suatu benda yang menggangu saluran pernapasan. Gangguan tersebut dapat berupa debu, asap atau bahan lain yang sifatnya tidak bersahabat dengan saluran pernapasan anak. Ketika seorang anak menghirup udara yang tercemar entah karena debu atau asap maka batuk merupakan mekanisme pertahanan yang dilakukan tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan tersebut dan mengeluarkan benda asing yang masuk kedalam saluran pernapasan. Batuk dapat dibedakan menjadi :

1. Batuk “Menggonggong” atau Menyalak
Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling sering adalah infeksi pernapasan atas akibat virus. Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit ketika mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami kesulitan bernapas.

Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita croup. Croup dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak dicurigai mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya.

Batuk ini disebabkan oleh alergi, perubahan suhu udara dan juga infeksi saluran pernapasan bagian atas. Batuk ini bisa menyerang anak tiba-tiba, khususnya pada malam hari dan menjelang subuh saat anak tidur.

2. Batuk Rejan (Whooping Cough)
Batuk yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertussis, yang dapat menular melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.

Bunyi “whoop” adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut berusaha menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak mengeluarkan bunyi “whoop” (yang terdengar seperti “hoop”) setelah batuk terus-menerus sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis (batuk rejan) -terutama jika anak anda belum menerima vaksinasi difteri/tetanus/pertusis (DTP/DTaP).

Di lain pihak, bayi yang menderita pertusis biasanya tidak mengeluarkan bunyi “whoop” setelah episode batuk yang panjang, tetapi bayi seperti ini dapat kekurangan oksigen atau bahkan berhenti napas karena penyakit ini. Pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, pertusis dapat mematikan. Oleh karena itu, segera hubungi dokter.

3. Batuk dengan Mengi
Batuk yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini mungkin menandakan adanya suatu “sumbatan” di jalan napas bawah. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat adanya suatu yang tersangkut di jalan napas. Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter, kecuali kalau anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah mempunyai obat, seperti inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk penggunaan obat tersebut untuk menangani asma di rumah. Apabila anak tidak membaik dengan pengobatan tersebut, hubungi dokter.

4. Stridor
Berbeda dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar yang terdengar pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor, segera hubungi dokter.

Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di jalan napas atas, biasanya akibat croup karena virus. Namun, kadang-kadang dapat juga timbul akibat adanya benda asing yang menyumbat jalan napas atau akibat infeksi yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis rnerupakan keadaan yang mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan menutupi aliran udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling sering adalah adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Namun, epiglotitis dapat juga timbul karena penyebab lain seperti luka bakar karena air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai infeksi virus dan bakteri.

5. Batuk Mendadak
jika anak batuk secara tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman masuk “jalur yang salah” yaitu ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya potongan makanan, muntahan, atau mungkin mainan atau uang logam) yang tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk membantu membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut.

Batuk dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan tenggorokan atau jalan napasnya teriritasi. Akan tetapi, jika batuk tidak kinjung reda atau justru menjadi sulit bernapas, hubungi dokter. Jangan coba-coba membersihkan tenggorokannya dengan jari anda karena tindakan ini justru dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa udara.

6. Batuk Malam Hari
Banyak batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak berbaring di tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke tenggorokan dan menimbulkan iritasi. Keadaan ini umumnya tidak mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak.

Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.

7. Batuk Siang Hari
Biasanya ditimbulkan oleh alergi, asma, pilek (colds), flu, dan infeksi pernapasan lainnya. Udara dingin atau aktivitas dapat memperberat batuk, dan batuk ini seringkali membaik pada malam hari atau pada saat anak beristirahat. Pada keadaan ini, sebaiknya AC tidak dinyalakan, tidak ada binatang piaraan atau asap, yang menyebabkan anak batuk.

8. Batuk disertai Pilek (Colds)
Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika saat anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk ini biasanya berlangsung selama 1 minggu ketika gejala pilek (colds) lainnya telah mereda.

9. Batuk dengan Demam
Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai 39 derajat Celcius atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada kasus ini, hubungi dokter sesegera mungkin.

10. Batuk dengan Muntah
Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini tidak membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan pilek (colds)/ flu atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung dan menyebabkan mual. Perlu diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya.

Bagaimana menangani saat bayi terkena batuk?

Banyak orang tua yang khawatir terhadap kondisi anaknya yang mengalami batuk berdahak, apalagi sampai susah tidur dan batuk berbunyi grok-grok bahkan ada yang sampai sesak karenanya. Tak jarang mereka meminta agar anaknya diuap agar dahak bisa keluar.

Pada beberapa kasus batuk berdahak seperti yang disebabkan oleh asma (batuk disertai mengi), bronkiolitis, dan Croup memang terapi uap sangat bermanfaat. Namun pada batuk berdahak pada anak yang disebabkan oleh common cold belum ada bukti keberhasilan penggunaannya dan ini memang tidak termasuk dalam standar penatalaksanaan common cold.

Boleh tidak dikasih obat batuk yang dijual bebas?

Buat anak jangan coba-coba, sebuah artikel yang diterbitkan oleh American Academy of Family Physician (AAFP) menyebutkan bahwa obat-obatan untuk batuk pilek tidak boleh diberikan pada bayi di bawah 2 tahun, karena setelah diteliti obat tersebut tidak memiliki efek yang bermanfaat dan risiko efek sampingnya yang malah lebih besar dan berbahaya. Bahkan Data di Amerika menyatakan bahwa obat-obatan pereda gejala batuk-pilek berada dalam daftar 20 obat tersering yang dapat menyebabkan kematian pada anak balita.

Lantas, obat apa yang paling efektif mengatasi batuk berdahak pada bayi?

Jawabannya adalah minum, minum, dan minum. Banyak minum cairan merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan batuk berdahak yang disertai pilek ataupun tidak.

Perlu diketahui bahwa yang membuat batuk berdahak susah sembuh adalah dahak yang kental, susah dikeluarkan. Jadi prinsip mengobati batuk berdahak adalah mengencerkan dahak disamping mengobati penyebab batuk. Jika seorang anak banyak minum sehingga kebutuhan cairan tercukupi, maka cairan yang cukup akan membuat dahak menjadi lebih encer sehingga akan lebih mudah dikeluarkan atau bagi bayi yang belum bisa mengeluarkan dahak agar dahak itu mudah untuk ditelan atau diserap oleh tubuh. Banyak minum juga dapat mencegah kekurangan cairan akibat demam (jika ada).

Cairan yang dapat diminum dapat bervariasi, bagi bayi dibawah satu tahun sangat baik ketika diintensifkan untuk minum ASI (Baca: Manfaat ASI) oleh karena itu ibunya juga harus banyak minum dan makan-makanan bergizi. Bagi anak yang lebih besar cairan yang dapat diminum lebih bervariasi lagi, misalnya susu formula, air putih, jus buah, kuah kaldu, kuah sop, dan lain-lain.

Kapan Harus Ke dokter?
Walau demikian, kita juga harus selalu mengawasi kondisi bayi atau anak, sehingga kita tahu kapan harus diperiksakan ke dokter:

  • Batuk yang disertai demam lebih dari 3 hari.
  • Batuk tak kunjung sembuh setelah 3 minggu. 
  • Batuk berdahak pada bayi atau anak yang disertai dengan sesak nafas, dan/atau disertai mengi (wheezing).

Pada akhirnya, langkah pencegahan adalah yang terpenting, disamping melakukan personal higiene yang baik, suplemen tertentu juga bisa membantu mencegah terulangnya batuk pilek pada anak misalnya zink dan vitamin C, konsultasikan dengan dokter mengenai dosis yang tepat.


© Penulis for Tips bermanfaat, 2017. | Permalink | No comment | Add to del.icio.us
Post tags: batuk pada bayi, bayi, mengobati batuk, Mengobati batuk pada bayi

Feed enhanced by Better Feed from Ozh

The post Mengobati batuk pada bayi appeared first on Tips bermanfaat.



This post first appeared on Hidup Sehat, please read the originial post: here

Share the post

Mengobati batuk pada bayi

×

Subscribe to Hidup Sehat

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×