Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kiprah Wanita d Dunia Otomotif

undercover.co.id Kiprah Wanita d Dunia Otomotif Industri otomotif bukan hanya “mainan” kaum Adam. Terbuka luasnya informasi kini membuat mitos-mitos Konsumen Perempuan terhadap produk otomotif kian luntur.

Mungkin Anda pernah mendengar kata-kata satire, seperti “Kamu perempuan, ngerti apa soal mobil/mesin?”, “Permisi, urusan servis mobil biar yang laki-laki saja. Nanti tanganmu kotor,” atau ungkapan lainnya yang seolah-olah berkata dunia otomotif adalah milik kaum Adam.

Padahal, industri otomotif adalah milik siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Porsi konsumen antara konsumen laki-laki dan perempuan pun di berbagai merek sudah semakin merata. Bahkan, konsumen perempuan dinilai lebih rasional dalam melakukan pembelian sebuah mobil ketimbang laki-laki.

Meski, belum sepenuhnya perempuan secara keseluruhan lebih paham mengenai dunia otomotif ketimbang laki-laki.

Anggapan-anggapan ini tercermin dari hasil riset yang dirangkum oleh platform cjponyparts yang diperbarui pada Desember 2022. Menurut riset, laki-laki lebih mengedepankan citra ketimbang perempuan yang utility minded ketika memilih sebuah kendaraan. (Grafik 1)

Temuan lainnya, satu dari lima laki-laki tahu apa yang Mereka inginkan dari sebuah mobil ketika melakukan pembelian. Sementara itu, perempuan dua kali lebih besar keraguannya dalam menentukan kendaraan apa yang mereka mau.

Dengan kata lain, 58% pria cukup percaya diri ketika membeli sebuah mobil sementara perempuan 36% yang sudah percaya diri ketika membeli mobil. Tapi jangan salah, di segmen keluarga, pengaruh dari perempuan sangat besar dalam menentukan keputusan pembelian sebuah kendaraan.

Lantas, seperti apa preferensi merek kendaraan bagi perempuan? Data berikut menunjukkan beberapa merek yang digemari oleh konsumen laki-laki versus perempuan. (Grafik 2)

Bagaimana dengan merek-merek yang eksis di Indonesia? Data PT Eurokars Motor Indonesia sebagai agen pemegang merek Mazda di Indonesia menunjukkan porsi konsumen yang lebih merata. Sekitar 49% konsumen kendaraan Mazda adalah konsumen perempuan yang gemar “nyetir” sendiri. Menariknya, angka ini hanya dokumentasi dari data pembelian.

“Nyatanya, pembelian kendaraan Mazda atas nama konsumen pria, bukan tidak mungkin ditujukan untuk digunakan oleh perempuan, baik itu istri atau anak perempuan meski mobilnya atas nama sang ayah. Konsumen kami ini didominasi oleh konsumen dengan usia 35 tahun ke atas,” jelas Ricky Thio, Managing Director at Eurokars Group Indonesia and President Director Mazda Indonesia.

Sementara di pabrikan asal Jepang lainnya yakni Honda -berdasarkan data kepemilikan- sekitar 32% konsumen Honda terdaftar atas nama konsumen perempuan. “Meskipun demikian, kami yakin kontribusi tersebut lebih besar jika menyangkut keputusan pembelian mobil atau penggunaan aktual dari mobil itu sendiri,” ungkap Yulian Karfili, PR & Digital Strategy Senior Manager PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai agen pemegang merek mobil Honda di Indonesia.

Data Honda dan Mazda pun hampir mirip dengan Suzuki di Indonesia. Pada konsumen Suzuki, 85% pembelian kendaraan di segmen keluarga adalah pengaruh dari perempuan. Sementara itu, total keseluruhan konsumen perempuan Suzuki saat ini mencapai 39% yang didominasi oleh konsumen Baleno dan S-Presso.

“Tak hanya untuk konsumen mobil keluarga seperti Ertiga atau XL7, keputusan pembelian dari para laki-laki di segmen kendaraan hobi seperti Jimny dan Grand Vitara juga keputusan pembeliannya berdasarkan diskusi dan pertimbangan dengan pasangan perempuan dari konsumen laki-laki,” ujar Harold Donnel, Head of 4W Brand Development & Marketing Research & IT Network PT Suzuki Indomobil Sales.

Sebab itu, strategi komunikasi dan kampanye pemasaran dari para merek tersebut tidak lepas dari preferensi konsumen perempuan. Di Suzuki misalnya, komunikasi konvensional Suzuki melalui airing di TVC tidak pernah absen tiap bulannya untuk merapat ke program gosip dan sinetron.

“Spending Suzuki ke program woman interest ini masih cukup besar di luar spending mereka di minat lain yang musiman, seperti ketika musim bola akan masuk ke program TV mengenai bola, atau saat Pilkada akan masuk ke program berita, dan lainnya,” ungkap Harold

Pendekatan serupa juga dilakukan oleh Mazda yang masuk melalui ajang Jakarta Fashion Week 2023. Dan, baru-baru ini Mazda berkolaborasi kembali dengan salah satu desainer Tanah Air, yaitu Jeffry Tan. Di sini Mazda ingin menunjukkan kalau dalam otomotif is not about engine dan torsi saja tapi juga lifestyle dan fashion yang bisa jadi faktor untuk para konsumen memilih Mazda 

Kiprah Wanita d Dunia Otomotif

Konsumen perempuan sangat rasional

“Perempuan pembeli Suzuki itu karakternya sangat rasional. Pasalnya, rata-rata dominasi kenapa mereka akhirnya membeli mobil merek Suzuki atau menyetujui pilihan suaminya untuk membeli mobil Suzuki, dikarenakan faktor harga, fuel efficiency, dan brand reputation. Tiga hal ini diakui oleh perempuan ada di Suzuki,” ungkap Harold.

Harold melihat, pada saat mau spending, perempuan pasti akan sangat memikirkan faktor diskon yang diberikan berapa besar, harganya berapa, dapat benefit apa saja, hingga sales promo-nya apa saja untuk melengkapi data perhitungan mereka. Sehingga, mitos-mitos mengenai perempuan yang impulsive buyer, ternyata mereka mengenal values di dalam mobil.

Bahkan hingga detail kecil seperti ground clearance dan bukaan pintu sebesar apa untuk memudahkan akses mereka masuk ke dalam kendaraan, baik ketika menggunakan rok pendek atau dress panjang.

“Sebab itu, kami selalu menjaga untuk ground clearance agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Setidaknya, kami akan mendapatkan titik ekuilibrium yang nyaman untuk akses masuk konsumen tetapi juga aman. Akses perempuan ke dalam mobil itu menjadi sangat krusial buat mereka. Hal ini antara mitos dan fakta yang biasa kami temui di Suzuki,” lanjut Harold.

Terkait dengan brand reputation, value, dan benefit yang didapat oleh konsumen perempuan sebagai landasan mereka melakukan pembelian juga terjadi di konsumen Mazda. Mazda pun memiliki filosofi “Jinba Ittai”, yakni kendaraan Mazda dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap pengendaranya baik perempuan dan pria. Sehingga kenyamanan berkendara khas Mazda dapat langsung dirasakan sejak pertama kali berada di balik kemudi.

“Tak hanya mobil, mereka juga mengapresiasi sales person yang reliable dan dapat diandalkan. Kecenderungannya pun akan loyal pada satu sales person. Bahkan, konsumen akan lebih sering menghubungi sales person kami ketika mereka mengalami masalah ketimbang menghubungi call center atau customer center. Sebab itu, kami bekali juga para sales person agar selaras dengan filosofi Jinba Ittai ini,” tambah Ricky.

baca juga

  • Kiprah Wanita d Dunia Otomotif
  • BUSTING MYTHS OF WOMEN MARKET
  • BCA Lawan Penipuan Secara Omnichannel
  • Wuling Andalkan Pemasaran di Semua Kanal
  • OJOL Tarif Jadi Pertimbangan

Perempuan tak melulu identik dengan warna yang fancy

Lalu, masalah preferensi warna, dulu perempuan sukanya warna fancy, seperti kuning, pink, dan warna lain yang merepresentasikan gaya mereka atau kepribadian mereka yang “girly”.

Tapi, makin ke sini preferensi warna tidak begitu krusial bagi mereka karena warna hitam, putih, silver kian diterima. Mereka tidak lagi mencari warna-warna yang fancy untuk mewakilkan desain dan citra mereka.

“Begitu juga dengan model kendaraan. Bahkan, ada stereotip terkait desain mobil lebih banyak yang terkesan maskulin sehingga lebih cocok untuk laki-laki. Meskipun desain mobil tidak dirancang sesuai selera gender tertentu, justru banyak konsumen perempuan yang juga menyukai desain mobil yang lebih gagah dan terkesan kuat karena dirasakan memberikan kesan lebih percaya diri dan rasa aman,” ungkap Yulian Karfili atau yang akrab disapa Arfi.

Temuan serupa juga terjadi di Mazda. Pilihan dimensi atau model mobil biasanya bukan karena penggunanya adalah perempuan atau pria, namun lebih berdasarkan kebutuhan dan fungsi dari kendaraan tersebut.

Untuk anak muda atau konsumen yang berjiwa muda khususnya kaum urban -misalnya, sangat menyukai tipe kendaraan yang compact dan dinamis, seperti Mazda2 Sedan atau CX-3. Namun CX-5 sebagai medium SUV terlaris Mazda di Indonesia juga banyak dipilih oleh perempuan.

“Kami melihat perempuan juga memiliki mobilitas yang tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka terhadap kendaraan yang membutuhkan bagasi besar, namun bisa juga dijadikan sebagai mobil keluarga pada saat akhir pekan,” ujar Ricky.

Paham Dunia Otomotif

Semua narasumber yang diwawancara pada waktu dan tempat yang berlainan, sepakat mengatakan tidak. Penyebaran informasi yang semakin luas dan mudah dijangkau oleh perempuan membuat mereka kian paham dan mengerti mengenai kendaraan.

“Dengan adanya keterbukaan informasi ke mereka, bahkan perhitungan antara Pferdestarke (PS) ke Horsepower (HP) atau Daya Kuda (DK) saja terkadang mereka bisa mengerti. Jadi, tidak lagi bisa dibilang car is a boys thing. Perempuan sekarang sudah makin melek dan makin banyak perempuan independen yang sudah bisa memilih mobil mana yang cocok buat mereka,” tegas Harold.

Begitu juga dengan persoalan perbaikan dan kelihaian dalam mengendarai dan parkir kendaraan. Perempuan semakin pandai dalam berkendara. Beragam fitur berkendara juga sudah sangat menunjang kebutuhan mereka, mulai dari perkembangan teknologi ADAS, hingga kamera 360° yang membantu saat parkir kendaraan.

Selain itu, konsumen perempuan hari ini juga sudah semakin percaya diri dan paham kapan harus melakukan servis kendaraan mereka, khususnya bagi mereka yang telah diedukasi dan selalu diingatkan.

Misalnya, pada mobil Mazda, akan ada notifikasi kapan kendaraan harus melakukan servis berkala yang ada di Mazda Connect. Mazda juga baru mekuncurkan MYMAZDA Experience ID, aplikasi yang selalu mengingatkan para pengguna Mazda untuk melakukan servis apabila sudah waktunya untuk perawatan kendaraan, proses reservasi sampai dengan pembayaran pun cukup mudah karena bisa dilakukan di dalam aplikasi.

“Tingkat kepercayaan mereka pada mekanik juga semakin tinggi. Tidak ada lagi konsumen yang menunggu di bawah mobil selagi mobil mereka diservis. Kini, mereka bisa dengan nyaman menunggu di lounge yang kami sediakan dengan tetap bisa melihat kendaraan mereka melalui CCTV,” tutup Ricky.

Dapat dikatakan, secara umum, tidak terdapat perbedaan besar antara perilaku konsumen berdasarkan gender di Indonesia. Perempuan juga memiliki kebutuhan yang sama dengan pria akan sebuah mobil, meskipun dalam beberapa hal karakter seperti safety, style, dan kenyamanan menjadi faktor yang dirasakan penting oleh konsumen perempuan.

Meskipun desain mobil tidak dirancang sesuai selera gender tertentu, justru banyak konsumen perempuan yang juga menyukai desain mobil yang lebih gagah dan terkesan kuat.

Yulian KarfiliPR & Digital Strategy Senior Manager PT Honda Prospect Motor (HPM)



This post first appeared on Undercover.co.id, please read the originial post: here

Share the post

Kiprah Wanita d Dunia Otomotif

×

Subscribe to Undercover.co.id

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×