Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Film & Celebrity , Tidak Hard Selling

undercover.co.id – Film & Celebrity , Tidak Hard Selling , Film maupun drama menjadi salah satu sarana penerapan pemasaran berbasis hiburan, Cerita yang mengusung kedekatan dengan audiens ditambah dengan artis pemainnya menjadi magnet perhatian. Product placement menjadi cara paling umum di sini.

Pemasaran dengan memanfaatkan entertainment menjadi tran belakangan ini Jenis pemasaran ini berfokus pada pemasaran produk dengan cara yang menghibur untuk mendorong minat calon konsumen pada produk atau layanan merek, dan pada akhirnya menciptakan loyalitas pelanggan.


Pendekatan entertainment marketing in membawa pendekatan soft selling untuk merak dalam menjangkau audiens mereka Seiring dengan perkembangan platform digital entertainment marketing memiliki banyak bentuk Yang jamak dilakukan adalah melalui film, drama, Web Series, dan sebagainya.

Entertainment marketing dengan bentuk web Series ini dikemas dalam bentuk format film pendek dari merak dan diunggah ke dalam sebuah platform OTT yang bisa merangku audiens yang lebih luas, seperti YouTube Vidio, maupun Disney+. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Quantzig dengan judul Three Top Media and Entertainment Industry Trends: 2020, dnemukan bahwa saat ini, platform streaming online sedang menjadi platform yang deukai oleh masyarakat, khususnya genera milenial. Sekarang, masyarakat semakin haus akan hiburan.

Mereka tidak segan untuk membayar lebih demi menonton acara favorit mereka,
Hal ini pun dapat menjadi peluang bagi marak untuk memanfaatkan platform tersebut guna menjangkau audiens yang disasar. Marek dapat menggunakan pendekatan storytelling sembari memasukkan produk atau layanan mereka dan mengemasinya ke dalam alur cerita web series.

Film & Celebrity


Di Indonesia, banyak sekali web series yang hadir di berbagai platform. Oleh sebab itu, pengemasan cerita yang menarik dan bersifat soft selling penting sekali untuk menarik audiens agar terdorong untuk menonton karena alur ceritanya. Media ini dipercaya mampu meningkatkan brand awareness dan brand perception secara tidak langsung. Strategi ini mirip dengan product placement di film atau acara TV.

Merek tersebut akan mendapat manfaat dari popularitas acara yang digemari oleh masyarakat luas.
Strategi product placement sudah dilakukan oleh merek sejak lama, dan ternyata masyarakat, khususnya

Gen Z tidak merasa terganggu dengan product placement pada konten yang mereka tonton. Hal ini dibuktikan dengan survel yang dilakukan oleh CivicScience mengenal preferensi Dan 2 di Amerika Serikat pada tahun 2020 terkait product placement.


Berdasarkan survel tersebut, 10% responden merasa bahwa product placement merupakan

pendekatan yang bagus, dan 58% responden tidak merasa terganggu dengan hal tersebut Sementara, 20% responden merasa bahwa product placement ini membuat mereka berpikir negatif mengenai produk dan film atau acara TV yang maraka tonton.


Berbeda dengan product placement pads film atau drama, strategi pemasaran dengan menggunakan web series biasanya lebih kompleks Alasannya, merek juga terlibat dalam proses, dari ide cerita hingga proses produksi.


Banyak merek memanfaatkan web series untuk tujuan pemasaran. Salah satunya yang terbilang sukses adalah IndiHome. Perusahaan ini menggunakan strategi pemasaran yang mengacu pada konsep brand superiority di mana narasi pemasarannya tidak melulu soal keunggulan produk

Untuk memasarkan produknya, IndiHome menggunakan strategi pemasaran yang adaptif kreatif serta relevan dengan target pasar. Salah satunya dengan meluncurkan program miniseri
Teknisi Magang di kanal YouTube IndiHome Ini merupakan konten video edukatif yang mengangkat aktivitas keseharian para tekre IndiHome.

Program ini melibatkan berbagai pihak, seperti komika-komika yang populer di kalangan anak muda. Biasanya, masyarakat melihat para komika tersebut tampil di panggung stand up comedy maupun podcast. Kali ini, mereka didapuk menjadi teknis IndiHome yang setia dan siap sedia membantu pelanggan kapan saja.


“Pemilihan talenta ini sesuai dengan target audiens utama Kami, yaitu Mil dan Gen Z. Dengan pendekatan jenaka ini kami mengedepankan edukasi kepada pelanggan mengenal produk dan layanan IndiHome, dan menjelaskan perjuangan teknisi kami di lapangan yang menjadikan pelanggan sebagal prioritas utama,” jelas E. Kumiwan, Vice President Marketing Management Telkom

Dengan menggunakan pendekatan soft seling, pars teknisi dalam miniserin menceritakan bagaimana teknisi membantu kendala yang dialami pelanggan. Mulai dari kendala jaringan, batasan perangkat, hingga memberikan solusi dengan memperkenalkan produk atau layanan IndiHome Solusi disampaikan dengan cara edukatif sehingga tidak hard selling.


“Semua proses kreatif dan produksi miniseri ini melibatkan tim marketing IndiHome. Kontrol kualitas selalu kami lakukan dengan ketat agar pesan kunci tersampakan sesuai rencana,” kata Huiswan
Hingga saat ini, seri Teknisi Magang sudah tayang dua seasons.

Di seri lanjutan in penonton disuguhi cerita yang lebih seru, lucu, dengan bintang tamu yang tak kalah jenaka. Hal ini pun membuktikan bahwa minat masyarakat terhadap program indiHome ini cukup tinggi “Secara keseluruhan, program Tekne Magang mendapat antusias dan awareness yang tingg Tercermin dari jumlah penonton yang mencapai lebih dari ma juta penonton dan mampu meningkatkan sentimen positif pada merek IndiHome,” tambah Kumiawan

baca juga

  • Trendjacking , Numpang Tren dan Jangan Kebablasan
  • Film & Celebrity , Tidak Hard Selling
  • Hip Entertainment Marketing
  • Pengaruh Influencer Bagi Suksesnya Pemasaran

Berlandaskan Riset


Strategi yang sama juga dilakukan oleh PT Sasa Inti. Melalui kanal-kanal digital, Sasa berupaya mendekati pelanggan melalui web series yang menghibur dan gampang diakses “Berangkat dari riset dan insight audiens, kami menerapkan entertainment marketing dengan mencocokkan perilaku mereka dengan platform atau konten yang akan kami gunakan. Kami juga menyiapkan strategi implementasinya, lalu meninjau kembal kampanye yang sudah dilakukan,” ujar Adlin Noor Syarit, Digital Strategic Manager PT Sasa Int.


Sasa menghadirkan beberapa web series yang salah satunya adalah Jejak Rasa Sasa Senes yang kini telah mencapai dua season Adin menambahkan, dalam membuat web series ini, prosesnya cukup panjang Semua harus direncanakan secara matang, dari rekrutmen talents hingga penyusunan alur
cerita

“Untuk itu, kami melakukan riset terlebih dahulu tentang tren apa yang sedang disuka masyarakat. Baru kemudian diterjemahkan ka dalam alur cerita. Kami juga harus memikirkan pesan apa yang ingin disampaikan melalui web series tanpa terlihat hard seling.” ujarnya
Menurut Adin, entertainment marketing mampu mempererat hubungan perusahaan dengan konsuman, baik secara emosional maupun rasional. Lewat strategi ini, Sasa dapat menyentuh audiens melalui pikiran bawah sadar mereka


“Entertainment marketing ini kami terapkan agar dapat memberikan kebahagiaan untuk masyarakat Pendekatan ini membuat kami dapat memperkenalkan Sasa dengan cara yang lebih menyenangkan Kami dapat members pengaruh di satu sisi sekaligus hiburan di si lain,” kata Adlin

Sasa juga melakukan strategi product placement. Basanya, perusahaan menyesuaikan dengan objektifnya. Apabila mereka ingin melakukan hard selling, mereka akan melakukan strategi product placement. “Balk product placement maupun pembuatan web series ini sangat berdampak pada brand equity dan share of voice kami. Kedua strategi ini yang menjadikan merek kami sebagal top of mind di masyarakat,” tutur Adlin.

Alfamart juga menerapkan strategi entertainment marketing melalui web series. Rani Wijaya, General Manager Corporate Communication Alfamart menjelaskan, strategi ini dilakukan perusahaan untuk menguatkan brand image.

Menurutnya, metode ini relat mudah dicama dan menghibur masyarakat “Berdasarkan riset kami, masyarakat Indonesia suka sekali menonton cerita. Melalu strategi ini, kami dapat menyelipkan pasan mengenai Alfamart dengan cara yang lebih elegan,” jelas Rani

Perusahaan ritel seperti Alfamart biasanya melakukan kampanya yang sifatnya hard seling, dan strategi ini pun tidak selalu efektif. Entertainment marketing melalui web series in Rani yakini dapat memberikan sentuhan yang lebih emosional. “Dani emosional yang dibangun melalui cerita akan memunculkan persepsi yang lebih intim,” ujarnya.

Untuk membuat web series, Rani mengungkap beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti keterkaitan antara ide cerita, dan penyampaian pesan merek yang tidak mengganggu cerita tersebut. Selain itu. cars mengekspos web series juga menjadi hal yang perlu diperhatikan


“Kebanyakan perusahaan yang sudah memilk platform media sosial akan memaksimalkan platform tersebut untuk mengunggah web series. Apalagi, kalau jumlah pengikutnya banyak. Hal ini akan lebih menguntungkan perusahaan karana bujat yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit,” tutur Rani


Dart best practices para merek tersebut. secara umum bisa diambil beberapa hal yang penting dipegang oleh merek saat melakukan kampanya pemasaran melalui film maupun minisert. Riset menjadi langkah pertama agar kontan dan kemasan relevan dengan kebutuhan audions.

Lalu, konten dikemas sedemikian rupa agar dekat dengan kehidupan pelanggan sehingga mereka merasa certa dalam seri tersebut juga menjadi cerita mereka sendiri. Kemudian tidak melakukan hard selling karena hal itu hanya akan merusak alur cerita. Bagaimana dengan mark Anda?



This post first appeared on Undercover.co.id, please read the originial post: here

Share the post

Film & Celebrity , Tidak Hard Selling

×

Subscribe to Undercover.co.id

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×