Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Analisis Teknis untuk Forex: Fakta atau Kebetulan?

Analisis Teknis Sang Peramal? Meskipun bukan ilmu pasti, Analisa Teknikal (TA) menjadi unggulan trader jangka pendek dalam “meramal” harga dan mengambil keputusan transaksi.

Meski trader dan investor dunia mengklaim bahwa TA banyak membantu dalam memperoleh “keberuntungan” pada transaksi mereka, efektivitas TA selalu menjadi perdebatan dalam penerapannya. Mari simak informasi selengkapnya!

                                                                                                          

Rubrik Finansialku

Analisis Teknis Sang Peramal?

Pasar forex buka 24 jam, tentunya begitu banyak data yang dapat digunakan untuk mencetak profit.

Di waktu yang panjang tersebut, trader memerlukan bantuan untuk mengenali momentum menguntungkan dan menghindari “jebakan pasar”. TA bekerja dengan menggunakan berbagai garis trend, support resisten, dan pola-pola tertentu.

Apa hubungannya garis-garis tersebut terhadap pergerakan harga? Bagaimana penentuan Harga bisa diprediksi dari harga masa lalu? Apa yang mendasari metode TA dan mengapa banyak digunakan sebagai tools andalan para trader?

Definisi Analisa Teknikal

Analisa Teknikal merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memproyeksikan harga suatu instrumen di masa depan berdasarkan interaksi supply dan demand.

Interaksi ini diibaratkan seolah-olah pertarungan antara pembeli dan penjual sehingga selanjutnya terjadi pembentukan harga.

[Baca Juga: Bagaimana Membuat Trading Plan untuk Forex?]

Serupa dengan analisa fundamental, analisa teknis juga mengolah data-data melalui bantuan ilmu statistik terhadap pergerakan harga, volume transaksi, dsb.

Kemudian hasil pengolahan data ini ditunjukkan dengan garis-garis trend, pola candlestick, grafik volume, momentum, dan indikator-indikator teknis lainnya.

Sejarah

TA modern yang popular saat ini ternyata digagas dari Benua Barat dan Asia sejak ratusan tahun lalu.

TA modern menggabungkan ilmu TA Barat (Dow Theory) dan TA Asia (Candlestick) dengan bantuan program komputer canggih sesuai perkembangan.

#1. Asal Mula Analisa Teknis dari Asia

Pelopornya dimulai dengan penemuan candlestick di Jepang oleh Munehisa Homma pada tahun 1700an. Homma dikenal sebagai bapak candlestick dunia memiliki latar belakang sebagai pedagang beras di pasar beras Ojima, Osaka.

Saat itu beras merupakan komoditas yang sangat bernilai dan menjadi urat nadi kehidupan di Jepang.

Sehingga masyarakat pedesaan yang berkembang mencari pencaharian pada pertanian dan perdagangan beras serta mengolahnya menjadi berbagai produk olahan seperti sake, kue beras, tepung beras, cuka, dsb.

Sebagai pedagang beras, suatu hari Homma mengamati dan mencatat dengan rinci pergerakan harga beras.

Tidak sekedar mencatat, namun ia merefleksikan harga-harga tersebut dalam bentuk kotak-kotak dengan pola khusus yang naik turun. Kotak-kotak tersebut diberikan angka dan diberi nama serta dicari rangkaian polanya yang berulang.

Dengan pengamatan yang dalam terhadap harga beras, Homma melengkapi karyanya dengan warna merah dan mengenali bahwa 1 simbol menunjukkan beberapa kemungkinan yang beragam dan tiap simbol berbeda-beda artinya.

Lalu Homma menguji riset harga ini ratusan kali hingga 1500 tahun ke belakang dan menemukan pola sama yang berulang.

Dari penelitiannya tersebut Homma yakin dapat memperhitungkan probabilitas dan melihat trend harga lebih baik daripada orang lain.

Hingga saat awal musim panen beras, pedagang dan para agen menolak melakukan pembelian dari petani. Alhasil harga beras terus menurun seiring bertambahnya beras yang dipanen.

Homma memberanikan diri untuk mempraktekan hasil penelitiannya dengan memborong beras-beras murah tersebut dari petani. Tidak heran jika ia diejek oleh pedagang bahwa yang ia lakukan adalah hal terbodoh.

Sebab harga beras akan cenderung turun hingga puncak panen. Beberapa hari kemudian datanglah kabar buruk bahwa telah terjadi gagal panen akibat hujan yang terjadi di luar musim pada daerah lumbung padi.

Sehingga mengakibatkan gagal panen. Sesuai perkiraan, para pedagang panik mencari petani untuk membeli beras. Namun, semua persediaan beras petani telah diborong oleh Homma.

Tentu saja, Homma mendapat keuntungan luar biasa dan membuktikan hasil penelitiannya. Singkat cerita, Homma dijuluki “Dewa pasar” dan mencetak 100 kali keuntungan secara berturut-turut.

Hingga akhirnya Homma diberi gelar kehormatan sebagai “Samurai” dan menerbitkan buku tentang batang lilin (candlestick) berjudul “Sakata Shenso”.

Hingga saat ini meskipun sudah lewat ratusan tahun, ilmu candlestick  tetap digunakan secara luas. Mungkin jika kesuksesan pola ini hanya 1 atau 2 kali saja, tepatlah dikatakan sebagai “ilmu kebetulan” atau “hanya keberuntungan saja”.

Tentunya keberhasilan pola candlestick bukanlah sekadar kebetulan, sebab dapat diulang dan terbukti sepanjang waktu. Meskipun ada kalanya ditemui ketidaksesuaian, probabilitasnya mencapai 70%.

#2. Asal Mula Analisa Teknis dari Barat

Analisa teknis ditemukan oleh Charles Dow dan beberapa rekannya – William P. Hamilton, Robert Rhea, Edson Gould dan John Magee pada tahun 1882 di Amerika Serikat.

Penemuannya ini menjadi dasar bagi analisa teknis modern saat ini dan disebut sebagai “Dow Theory”. Ide beliau berdasarkan pada pengamatan terhadap harga instrumen yang dituliskan pada The Wall Street Journal.

Berikut ini 3 dasar Dow Theory:

  1. Pergerakan harga mencerminkan segala kondisi yang terjadi,. Sehingga apapun yang terjadi pada kondisi supply dan demand, semua dapat terlihat dari chart.
  2. Harga bergerak dalam trend
    Pergerakan harga tidak bergerak acar, namun dapat dikenali. Trend dibedakan menjadi kenaikan harga (uptrend) , penurunan harga (downtrend), dan stagnasi harga (sideways/ trendless).
    Uptrend dikenali dengan terbentuknya harga puncak tertinggi yang baru, sedangkan downtrend dikenali dengan harga dasar terendah yang baru. Adapun sideways bergerak pada kisaran harga yang sempit.

Gambar X  Garis trend pada USDJPY

  1. Sejarah Berulang
    Reaksi psikologis manusia terhadap suatu kondisi pada dasarnya sama. Sehingga reaksi mereka dapat dikenali dengan pembentukan pola-pola harga tertentu. Trader pada umumnya melakukan bactest dan menemukan banyak pola yang berulang di masa lalu dan saat ini.

Penggunaan TA pada Forex

Bagi masyarakat awam, bukanlah hal yang mudah untuk memproyeksikan harga suatu instrumen di masa depan.

TA seperti yang digagas pada Dow Theory dapat merefleksikan apa yang terjadi di luar dengan membentuk pola harga berulang. Keunggulannya ini juga efektif digunakan pada bursa forex tanpa terkecuali.

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Download Ebook Sekarang

 

TA memungkinkan trader untuk kembali mengakses data masa lalu dan mempelajari pola-pola untuk proyeksi harga berikutnya.

TA membantu trader forex dalam:

  • Menentukan pasangan mata uang apa yang berpotensi menghasilkan profit
  • Menentukan strategi untuk memperoleh profit
  • Menentukan entry point dan exit
  • Mengelola risiko dengan perbandingan risk:reward.

Dasar Ilmiah, Bukan Sihir

TA menggunakan berbagai indikator teknis yang merupakan hasil perhitungan matematik khusus dengan statistik. Sehingga penentuan angka-angka indikator tersebut memiliki dasar ilmu, tidak sekedar feeling atau tebakan.

Beberapa indikator TA yang umum digunakan untuk trading forex yaitu Moving Average (MA), Bohlinger Bands, Ichimoku clouds, RSI (Relative Strength Index), Stochastic, Standar deviasi, oscillator, On-Balance Volume, dst.

Simak penjelasan lebih lanjut tentang indikator-indikator tersebut pada artikel ini:

Gambar X  Chart USD/JPY dengan contoh tools indikator teknikal analisis dan candlestick

 

Kesimpulan

TA menyederhanakan metode analisa yang terbukti efektif dan terus berkembang ilmunya sejak ratusan tahun lalu. Ilmu yang istimewa ini bahkan bisa diterapkan pada berbagai instrumen seperti forex, komoditas, saham, dan sebagainya.

TA mempelajari interaksi psikologi pasar atas Supply Dan Demand yang ditunjukan melalui harga yang terbentuk.

 

Jadi, apakah teknikal analisis merupakan kebetulan semata? Mungkinkah suatu kebetulan bisa senantiasa berulang sejak beberapa ratus tahun?   

Bagikan pendapat Anda pada kolom komentar! jangan lupa share artikel ini kepada teman dan kerabat Anda 

Sumber Referensi:

  • Santo Vibby. 2012. The Stock Market Secret Profits of When to Buy & Sell Candlestick can Tell. Jakarta: Vibby Publishing.
  • Edianto Ong. 2016. Technical Analysis for Mega Profit. Jakarta: Gramedia.

Sumber Gambar:

  • Forex – https://goo.gl/BBHETQ
  • Analisis Forex – https://goo.gl/5UqoZc

 

The post Analisis Teknis untuk Forex: Fakta atau Kebetulan? appeared first on Finansialku Perencana Keuangan Independen.



This post first appeared on Solusi Finansial, please read the originial post: here

Share the post

Analisis Teknis untuk Forex: Fakta atau Kebetulan?

×

Subscribe to Solusi Finansial

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×