Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kualitas adalah Kunci, Bedah Rahasia Sukses Pemuda 20-an ini Dalam Membangun Jasa Konstruksi



Sukses di usia 20-an, apalagi di bidang Jasa Konstruksi Bangunan dan Jalan, pasti sangatlah tidak mudah. Namun Romiyan Pirngadi Sirait, mampu mewujudkannya.


Di usia 24 tahun, pria kelahiran Medan, 13 Januari 1996 ini sudah menjabat sebagai Direktur Utama PT. PIRNGADI TEBERAU KARYA yang bergerak di bidang Jasa Konstruksi Bangunan dan Jalan. Tak hanya itu, ia bahkan punya satu Perusahaan lagi yang bergerak di bidang Konsultan Manajemen Bisnis, yakni PT. SANTUNI JAYA PERKASA.


Membangun dua perusahaan, apalagi di bidang konstruksi bangunan dan jalan, pasti sangat tidak mudah. Bakal banyak pesaing senior yang siap menyalip, memakai berbagai intrik, bahkan cara licik demi memetik keuntungan dari banyak proyek.


  • Baca Juga: Profil Romiyan Pirngadi Sirait, Pemuda Sukses yang Bangun Jasa Konstruksi dan Konsultan Bisnis pada Usia 20-an


Namun Romiyan bisa mengatasi semua itu, bahkan sukses di dua bidang sekaligus. Nah, kali ini Tuminesia berhasil berdiskusi langsung bersama Romi, biasa ia dipanggil.


Kita tanya seputar perjalanan hidup, motivasi, dan gimana sih cara ia bisa survive di bidang yang kita tau, penuh persaingan yang berat... berikut wawancaranya.


Bagaimana perjalanan Romi sejak kecil, hingga saat ini?


Saya kecil tinggal di Kota Tangerang, tepatnya di Karawaci. Saat itu mama saya masih berprofesi sebagai Perawat RS. AINI sedangkan papa saya masih bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang.


Di tengah perjalanan, kedua orangtua saya memutuskan untuk meninggalkan Pekerjaan mereka dan mendirikan perusahaan yang bernama CV. Tia Sarana Perdana, karena papa saya ditawari oleh adik papa saya untuk mengerjakan proyek di berbagai daerah untuk mendukung program pembangunan pemerintah.


Sampai akhirnya pada tahun 2001, saat masuk Sekolah Dasar (SD) saya pindah ke Jakarta, lagi-lagi karna pekerjaan proyek kedua orangtua saya saat itu bermuara di Kelapa Gading, Jakarta Utara.


Saat itu orangtua saya mendapat pekerjaan dari temannya yang keturunan Tionghoa untuk mencetak berbagai keperluan percetakan, tas, dan juga baju sebanyak 5000pcs tiap bulannya untuk keperluan perusahaan temannya.




Saat kecil, saya lebih banyak membantu kedua orangtua saya, seperti ikut kemana papa mama saya pergi untuk menemui mitra bisnis nya, ikut mengawasi pekerjaan karyawan papa saya, dan juga ikut mengantarkan pesanan barang yang akan dikirim. Saat duduk di sekolah SD saya berjualan obat suplemen MLM, market saya waktu itu teman-teman sekelas saya.


Puji Tuhan laku juga karna saya langsung menawari ke orangtua teman saya untuk menggunakan produk itu, maksudnya menghasut teman untuk bisa berbicara dengan orangtuanya, kan yang pegang duit orangtua teman saya hahaha jadi kuncinya di situ dan bisnis ini berlangsung mulai saya kelas 5 SD sampai 6 SD.


Nah saat saya duduk di bangku SMP, kembali saya melihat peluang untuk berdagang, saya jualan pulsa. Itu satu gedung SMP sampai guru-guru sekolah order pulsa kebanyakan sama saya, saya mengutip tagihan uang pulsa di saat jam istirahat dan selesai pulang sekolah, bisnis ini berlangsung sampai saya lulus SMP.

Kemudian saat saya duduk di bangku SMA kelas 1 semester 1, kembali saya melihat peluang bisnis besar yaitu berjualan celana Jeans, Denim, Chino serta Kemeja dan Jaket. Kebetulan di zaman itu lagi booming trend anak muda, saat itu ada website yang bernama KasKus, disitulah dashboard saya mendapatkan para pembeli yang ramai.


Hingga akhirnya saya memiliki modal dari berjualan online dan ketika vendor saya sudah memiliki banyak masalah yang bakal berakibat merugikan saya, akhirnya saya memutuskan untuk membuka usaha sendiri dengan mendirikan konveksi mini berukuran 2.5 x 2.5 m di Pasar Rumput, Jakarta Selatan.


Saat itu, konsepnya Custom Jeans yang bernama PURPOSEHAND DENIM. Jadi ukuran celana, jaket, kemejanya bisa mengikuti kemauan dari pada customer. Masih SMA saya sudah punya karyawan 3 orang, sudah bisa menggaji orang dan penjahit itu bergantung hidupnya sama saya selama bisnis ini masih berjalan.


Bisnis ini berlangsung sampai saya kuliah di BINUS University semester 4. Saya memutuskan stop bisnis ini dikarenakan saat itu nilai kuliah saya nampak menurun karna tidak bisa menyeimbangkan waktu kuliah dengan bisnis konveksi ini.


Lalu setelah saya lulus skripsi saya memutuskan untuk mendirikan perusahaan PT supaya saya bisa melebihi dari apa yang orangtua saya punya.


Apakah kamu datang dari keluarga yang kurang mampu, atau berkecukupan? Kan banyak yang bilang faktor sukses itu dipengaruhi keluarga juga...


Saya datang dari keluarga yang berkecukupan, tapi di saat saya mau menjelang ujian Nasional kelas 3 SMP, orangtua saya kena tipu dalam bisnisnya sehingga harus rugi senilai 1.5 Miliar di tahun 2012.


Hal ini lah yang membuat kondisi ekonomi keluarga saya jatuh karna harus menjual 3 buah mobil dan 1 rumah di Jalan Menteng Jaya, Jakarta Pusat.


Sampai akhirnya kita bisa kembali bangkit ketika saya baru lulus SMA dan papa saya kembali punya pekerjaan proyek bisnisnya pada tahun 2015.


Beruntungnya, saya selalu punya bisnis sendiri, sehingga saya bisa mandiri secara keuangan.

Dalam menempuh pendidikan, adakah suka dan duka dalam meraih gelar pendidikan tinggi? Entah faktor ekonomi, peraturan pemerintah, atau kegalauan dalam mengambil jurusan?


Ya tentunya momen saat mau masuk kuliah. Mau masuk universitas swasta sampai kebingungan nggak punya uang. Masuk universitas negeri melalui jalur SNMPTN juga ditolak.


Untung saja mukjizat Tuhan datang ketika saya mau mendaftar kuliah di BINUS. Saat itu papa saya tiba-tiba ditelepon oleh saudaranya kalau ada pekerjaan Proyek. Keuntungan dari pekerjaan itulah yang papa saya gunakan untuk membayar biaya uang Gedung beserta biaya uang per semester kuliah saya.


Setelah meraih gelar pendidikan, pernah kerja di perusahaan orang lain nggak?


Tidak pernah, karena saya memang konsisten mendirikan perusahaan setelah lulus S1.


Lalu, bagaimana awal mula mendirikan Perusahaan ini? Apa motivasinya?


Berawal dari keresahan saya terhadap perusahaan-perusahaan teman saya yang lamban dalam menanggapi berbagai pekerjaan yang saya tawarkan. Saat itu, saya kecewa karena saat pekerjaan proyek pertama, yaitu pengadaan jasa di Bandung, malah ditinggalkan begitu saja oleh mereka.





Lalu karena saya marah pada mereka karena tidak serius, akhirnya saya lebih milih mendirikan bendera perusahaan sendiri bulan depannya.


Motivasinya, tentunya saya ingin perusahaan yang saya dirikan ini dapat menjadi perusahaan terbesar se-Indonesia dan dapat bersaing di kancah Nasional. Tentunya juga ingin mengurangi jumlah angka pengangguran di Indonesia dan membantu pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan dengan kita membuka lowongan pekerjaan seluas-luasnya.


Kenapa Bergerak di Bidang Proyek Pembangunan dan Jalan?


Karena papa saya mempunyai background dan pengalaman yang begitu banyak di bidang itu, jadi saya bisa banyak bertanya dengan papa saya. Kalau kita bertanya pada orang lain, "rahasia bisnis" untuk sukses di bidang itu tidak akan dikasih tau begitu saja...


Oh iya, hingga saat ini, sudah berjalan berapa lama sih perusahaan yang Romi bentuk?


Untuk PT. Pirngadi sendiri sudah berjalan 2 tahun nan, sedangkan untuk PT. Santuni baru berdiri jadi masih mulai 2 bulan awal belakangan ini.


Kok berani sih mendirikan perusahaan seperti ini di usia yang sangat muda? Pasti saingannya orang-orang tua kan?


Iya awalnya saya hanya bermodal tekad dan keyakinan. Tapi di samping itu, saya sering berbakti kepada orangtua, jadi saya yakin Tuhan tunjukkan jalan kepada saya dan menerangi semuanya.


Tentu saingan saya adalah orang-orang tua, tapi kembali lagi.. sekarang yang dibutuhkan oleh customer adalah cepat tanggap dalam berkomunikasi dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan permintaan order.

Apa bekalnya? Adakah mindset khusus?  


Kalau mau berbisnis, sekali melangkah harus terus berjalan kedepan, jangan pernah berhenti apalagi jalan mundur.




Dengan kita terus berjalan kedepan, pasti kita akan menemukan rejeki-rejeki yang menjadi milik kita walaupun batu yang membuat langkah kita tersandung itu pasti ada didalam kehidupan.


Ada strategi khusus gak sih untuk membuat perusahaan tetap bersaing dan survive?


Pertama, perusahaan tetap harus inovatif dalam melihat perkembangan situasi bisnis yang sedang berlangsung. Jangan pernah berada di zona nyaman, apalagi merasa congkak.

Kedua, kalau kita bicara soal harga termurah, itu nggak akan ada habisnya. Lebih baik saya main di kualitas terbaik dari pada harus menurunkan harga. Karena saya percaya, market saya adalah customer yang mementingkan kualitas produk daripada harga yang murahan tapi abal-abal.


Selama menjalankan perusahaan, pasti ada kesulitan dan cobaan? Kira-kira apa aja sih kesulitan yang paling sering muncul dan adakah yang paling menyusahkan? Coba ceritakan dan bagi sedikit tipsnya donk dalam melewati kesulitan-kesulitan tersebut...


Saya pernah hampir kena tipu 500 Juta oleh teman saya. Saat itu saya ditawari pekerjaan proyek di Kementerian Koperasi dan UKM.

Teman saya menyuruh saya untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan (untuk suatu proyek). Saya sudah beli barang itu, tapi kok sampai pekerjaan barang tersebut mau dipasang, teman saya nggak ada kabar... setau saya, teman saya ini orang yang bertanggung jawab sampai pekerjaan ini mau dibayar.

Akhirnya saya temui dia di kantornya, dia malah bilang 'Kalau pekerjaan ini ingin dipasang, kamu harus setor hak saya didepan'.

Padahal kesepakatan ini tidak pernah dibicarakan sejak awal.

Saya sudah pusing dan hampir stress... makan pun jadi pahit.... Akhirnya saya memilih stop pekerjaan ini.

Bermodal keyakinan dan doa yang kuat pada Tuhan, saya bawa barang yang sudah saya beli ini dan saya kembalikan kepada vendor. Syukurlah vendor mengembalikan uang saya dengan jumlah yang utuh.


Disitulah saya bersyukur karena pertolongan Tuhan dalam setiap langkah saya itu nyata. Saya diselamatkan dari orang yang jahat yang mencoba menipu saya itu.

Terakhir nih, pasti ada saja yang ingin membangun bisnis yang sama. Bagi sarannya donk buat mereka yang baru mau mulai, apa yang mesti disiapin, apa juga yang harus dijaga, dan apa motivasi terbaik agar tetap semangat berjuang?


Saran saya sih, kalau teman-teman ingin membuka jasa dan barang, fokuslah ke spesialisasi, jangan terlalu general!

Kelihatannya saja tahu semua, tapi tidak benar-benar paham solusi apa yang harus diberikan. Agar kamu bisa bersaing dengan kuat, jangan semua digarap, nanti malah jadi hilang tujuan dan nggak jadi apa-apa.

Itu saja sih.





Ikutin terus konten Tuminesia - Media Inspirasi Bisnis Indonesia di Instagram atau Channel Telegram, dan dapetin konten-konten inspiratif lainnya hanya untukmu!




This post first appeared on Tumi Indonesia, please read the originial post: here

Share the post

Kualitas adalah Kunci, Bedah Rahasia Sukses Pemuda 20-an ini Dalam Membangun Jasa Konstruksi

×

Subscribe to Tumi Indonesia

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×