Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Petualangan Birahi Joni 2 - Four Some (Susi, Tina & Tuty)

Semenjak kejadian siang itu, hubungan Joni dan Mirna semakin erat. Kapanpun Mirna membutuhkan Joni, maka Jonipun siap menemani dan melayani Mirna.

Setiap Joni berhasil memberi kepuasan bagi Mirna, Mirna tidak segan2 memberikan uang kepada Joni sebagai hadiah.

Dari uang yang diberikan Mirna, maka kehidupan Joni pelan2 mulai membaik. Kini Joni mampu membeli pakaian2 bermerek sehingga penampilannya berubah dari seorang pemuda yang penampilannya biasa2 saja menjadi pemuda yang penampilannya sangat menarik. Jonipun kini menenteng HP merek terkenal. Semua itu makin menambah ketampanan Joni makin terlihat. Kalau dulu Joni selalu minta ditraktir sama teman2nya yang berduit, kini Jonipun mulai dapat mentratktir teman2nya tidak hanya di kantin kampusnya tetapi juga di-restoran2 terkenal tempat biasa teman2nya nongkrong.

Sikap Joni pun menjadi berubah. Dengan berbekal penampilannya yang sekarang membuat Joni menjadi semakin PD. Diapun kini dengan tidak malu2 lagi bercanda dengan teman2nya sehingga yang dulu dia pendiam sekarang berubah penuh canda tawa.



Diam2 seseorang memperhatikan perubahan yang terjadi pada Joni beberapa bulan ini. Seseorang itu adalah Susi anak tingkat 3, teman Sinta pacar Joni.

"Heran," kata Susi yang lagi ngumpul sama teman2 ceweknya di kantin saat jeda istirahat kuliah, "Pacar Sinta jadi keren gitu ya??? Makin ganteng aja tuh si Joni" lanjut Susi.

"Makin keren dan makin berisi" sahut Tina, "Maksud gue, sekarang Joni banyak duitnya." lanjut Tina

"Masa iya sih?” sela Tuty.

"Gua saksinya." potong Susi, "Samber gledek Gue lihat sendiri Joni mentraktir temen2nya di Resto dekat kampus kita.” Lanjut Susi.

"Bukannya dari dulu loe emang udah naksir sama Joni? Apa lagi sekarang Joni banyak duitnya, tambah naksir aja loe sama Joni” kata Tuty.

"Enak saja, bukan gue kali yang naksir, tapi dia yang naksir gue. Kalau dulu sih gue emang nolak tapi kalau sekarang goe sih gak akan nolak jadi ceweknya. Habis sekarang Joni penampilannya keren sehingga kelihatan tambah tampan dan yang terpenting tebal dompetnya'' aku Susi.

“Huh... Dasar cewek matre loe Sus...” kata Tuty dan Tina hampir bersamaan. Lalu mereka bertiga tertawa.

Dari dulu sebenarnya Joni termasuk cowok yang menjadi incaran para cewek di kampusnya. Hanya karena penampilannya, banyak cewek yang menghindar darinya. Namun ada satu cewek yang sampai saat ini dekat dengan dia, yaitu Sinta yang akhirnya menjadi pacarnya.
Tapi sekarang dengan penampilan barunya dan dengan sikapnya, kini Joni menjadi buah bibir cewek2 di kampusnya. Tidak ketinggalan trio Susi, Tina dan Tuty.

Susi, Tina dan Tuty termasuk cewek2 yang menganut free sex. Sehingga tidak heran jika mereka bertiga telah melakukan hubungan sex dengan cowok2 yang telah memacari dirinya atau dengan cowok yang mereka sukai dan inginkan. Kini mereka bertiga sama2 penasaran ingin berkencan dan ngesex bersama Joni. Apalagi status mereka bertiga saat ini sama, yaitu sama2 jomblo. Mereka telah putus dengan pacar masing2.

Susi sudah lama putus dengan Hendra. Tina putus dengan Dodi beberapa minggu yang lalu dan Tuty baru seminggu ditinggalkan cowok bulenya pulang ke Negara asalnya.

Untuk menghilangkan rasa penasaan mereka bertiga terhadap Joni dan demi tercapinya keinginan mereka, maka mereka mengatur strategi agar malam nanti mereka dapat berkencan dengan Joni. Kebetulan malam nanti adalah malam Minggu. Akhirnya atas saran Tina dan Tuty, Susi mengundang Joni ke rumahnya ntar malam dengan pertimbangan saat ini kondisi rumah Susi sedang kosong. Keluarga Susi lagi pada pergi ke Yogya karena Minggu besuk kakak sepupu Susi akan menikah. Kemudian Susipun menghubungi Joni ke nomor HPnya yang diberikan oleh Sinta.

“Halo... Dengan Joni?” kata Susi ragu ketika panggilannya telah tersambung dan dijawab oleh seseorang.

"Ya saya Joni. Maaf, ini siapa ya?” Joni balik bertanya.

“Jon, ini aku Susi” jawab Susi.

“Hai Sus... ada apa nih tumben telepon saya? Kok tahu nomor HPku? Pasti Sinta yang ngasih tahu nomor HPku?” lanjut Joni.

“Ya Jon, Sinta yang kasih tahu nomor HP loe ke gue.” Jawab Susi, “Jon bisa gak loe datang ke rumah gue tar malam???” pinta Susi.

“Emangnya ada perlu apa?” tanya Joni.

“Laptop gue tiba2 mati dan enggak dapat dihidupin lagi. Tar malam gue mau loe betulin laptop gue di rumah.” jawab Susi berbohong.

“Ntar malam?” Joni kaget karena Susi mendadak minta dirinya ntar malam untuk datang ke rumahnya. Padahal rencananya ntar malam Joni pingin ketemu Mirna guna melepaskan hasrat birahinya yang sudah seminggu ini tidak tersalurkan karena waktunya tersita oleh kesibukannya dalam menyelesaikan skripsinya.

“Iya ntar malam. Mau ya Jon? Tolongin gue Jon, soalnya lagi banyak tugas nih?” kata Susi dengan nada memohon.

“Oke2... gue usahain ntar malam ke rumah loe” jawab Joni.

“Makasih ya Jon. Gue tunggu ntar malam di rumah. Bey Joni” kata Susi.

“Bey juga...” jawab Joni.

“Yes!!!!” teriak Susi

Mendengar teriakan Susi, Tina tahu bahwa ntar malam Susi berhasil mengajak Joni kerumahnya.

“Asyik Tut, ntar malam kita jadi pesta.” kata Tina ke Tuty.

“Wah asyik juga tuh ntar malam kita jadi pesta. Loe kan tahu si Alex sudah seminggu ini mudik ke negaranya. Ortunya sudah habis masa dinasnya di sini. Si bule itu nafsunya gede banget Tin. Hampir setiap ketemu sama gue, dia selalu minta ngen tot. Apalagi kalau malam minggu, bisa sampai pagi dia ngen toti gue di Apatemen gue. Makanya baru seminggu aja ditinggal Alex, ini gue udah terasa gatal.” jawab Tuty sambil tangannya memegangi selangkangannya.

Malamnya Joni datang juga kerumah Susi. Begitu sampai dirumah Susi, Joni memencet bel yang ada di dekat pintu pagar dan gak berapa lama kemudian Susi muncul dengan rok mini dari bahan jean dan tanktop dari bahan kaos yang ketat. Rok mini yang dikenakan Susi super mini, sehingga jika seandainya dia membungkuk pasti bongkahan pantatnya akan kelihatan. Demikian pula dengan tanktop yang dikenakan Susi begitu ketat, sehingga kedua susunya tampak menonjol dan lekak lekuk tubuhnya yang bahenol tercetak dengan jelas. Pemandangan tersebut membuat Joni bengong menikmati keindahan tubuh Susi. Lamunan Joni seketika buyar, ketika Susi mengajaknya masuk.

“Hey Jon, masuk yuk” ajak Susi begitu pintu pagar terbuka.

Mereka berdua kemudian masuk kedalam rumah.
“Kita ngobrolnya di Lantai atas aja Jon, biar nyantai” Susi mengajak Joni menuju ruang santai di Lantai dua rumahnya.

“Kok sepi Sus, bokap sama nyokap loe kemana?” tanya Joni begitu melihat keadaan rumah Susi yang sepi.

“Ortu lagi ke Yogya. Kakak Nyokap gue yang di Yogya mau nikahin anaknya. Pembokat gue diajak juga sama ortu untuk bantu2 disana katanya. Jadi Gue sendirian di rumah malam ini” jawab Susi.

Sebenarnya Susi berbohong ke Joni kalau dirinya sendirian di rumah karena sebenarnya ada Tina dan Tuty yang senganja sembunyi di kamar yang terletak bersebelahan dengan kamar tidur Susi. Kamar tempat Tina dan Tuty sembunyi letaknya tidak jauh dari tempat Susi dan Joni ngobrol sehingga mereka dapat mendengarkan pembicaraan Susi dan Joni dan dapat mengintip kejadian diruang tempat ngobrol tersebut.

“O gitu ya??? Terus mana laptop loe biar gue periksa” kata Joni sambil matanya mencuri pandang kearah belahan susu Susi. Tidak hanya kearah belahan susu Susi, pandangan Jonipun sesekali tertuju kearah selangkangan Susi yang agak terbuka.

Susi menyadari kalau sejak mulai dari pintu pagar sampai masuk kedalam rumahnya, mata Joni selalu memperhatikan tubuhnya. Dan Susipun sadar kalau mata Joni secara bergantian men-curi2 pandang kearah belahan susunya dan kedalam selangkangannya. Bukannya risih diperhatikan seperti itu, Susi justru senang.

“Yes!!! Perangkapku berhasil” kata Susi dalam hati, “Sebentar lagi pasti gue akan mendapatkannya” batinnya. Maka bukannya segera mengambil laptopnya, Susi malah menggeser posisi duduknya sehingga tepat di depan Joni dan Susipun tidak malu2 lagi membuka pahanya lebih lebar lagi di depan Joni. Susi yakin kalau dengan posisi duduknya yang seperti itu, Joni pasti dapat melihat bayangan hitam bulu2 jembutnya yang lebat dipangkal selangkangannya yang menutupi bukit no noknya. Usaha Susi ternyata berhasil. Pandangan Joni kini lebih sering tertuju kearah pangkal selangkangannya dari pada kearah susunya. Jakun Joni bergerak naik turun menelan ludah, menyaksikan pemandangan yang ada di depan matanya.

Susi tersenyum pada Joni,
“Jon sori ya? Sebenarnya gue minta loe untuk datang kerumah gue itu karena malam ini gue pingin loe nemenin gue. Gue takut sendirian di rumah, makanya gue pingin ditemin loe. Kalau masalah laptop, tadi siang gue sudah bawa ketempat service. Gue sengaja cari alasan laptop rusak agar loe mau datang ke rumah gue. Soalnya kalau enggak gitu pasti loe nolak permintaan gue...” kata Susi.

Sambil mendengarkan penjelasan Susi, mata Joni menatap tajam kearah sela2 paha Susi yang semakin terbuka sehingga dia tahu kalau Susi ternyata tidak mengenakan CD.

“Gila. Ternyata Susi gak pakai CD, pantesan dari tadi gue lihat kepangkal selangkangannya yang terlihat bayangan hitam. Jembut Susi lebat juga.” Batin Joni.

Entah mengapa sejak dia merasakan kenikmatan sex dengan Mirna, kini nafsu birahinya cepat sekali naik jika melihat cewek2 seksi. Rasanya diapun mulai kepingin merasakan kenikmatan sex bersama cewek lain. Makanya begitu melihat Susi dan pemandangan yang ada di depannya itu pingin sekali dirinya merasakan nikmatnya belahan yang ada dipangkal selangkangan Susi yang tertutup bulu2 jembut yang sangat lebat tersebut. Dia teringat cerita temannya kalau cewek yang jembutnya lebat nafsunya tinggi, kalau dien tot tidak cukup hanya sekali pasti minta lagi dan lagi. Hal itu semakin membuat nafsunya meninggi.
Sambil menutupi nafsu birahinya yang semakin tinggi, Joni pura2 bertanya pada Susi,

“Emang kenapa loe pingin ditemenin sama gue?” tanya Joni, “Kenapa gak minta cowok loe aja yang nemenin loe. Kan enak kalu cowok loe yang nemenin, dapat berduaan, mana rumah sepi lagi...” lanjutnya.

Susi tahu arah dan maksud dari perkataan Joni. “Rupanya Joni telah benar2 terjerat oleh perangkapku. Tinggal menunggu waktu...” batinnya. Menyadarai hal tersebut, Susi pindah tempat duduk sehingga kini dia duduk disandaran kursi yang diduduki Joni.

“Habis loe sekarang tambah keren dan semakin menarik. Lagian gue sekarang kan lagi jomblo. Gue udah lama putus sama cowok gue” jawab Susi sambil tangannya dilingkarkan pada leher Joni.

Bagi Susi, sebenarnya dari dulu Joni itu emang sudah menarik. Dari dulu Susi sudah menyukai postur tubuh Joni yang tegap dan gagah, yang mencerminkan keperkasaan seorang cowok. Cowok seperti Joni inilah yang disenangi oleh para cewek. Tapi karena dulu penampilan Joni yang biasa2 saja, maka Susi kurang perhatian terhadap Joni. Namun kini setelah penampilan Joni berubah, Joni jadi semakin terlihat tampan dan keren, hal itulah yang membuat penasaran bagi Susi untuk membuktikan keperkasaan Joni. Baginya yang sudah berpengalaman dalam masalah sex, dari beberapa cowok yang pernah menikmati tubuhnya, cowok dengan postur tubuh seperti Jonilah yang memiliki keperkasaan di atas ranjang. Untuk itu sekaranglah saatnya bagi dia untuk membuktikan keperkasaan Joni.

“Apa sih yang membuat loe tertarik sama cowok miskin seperti gue ini? tanya Joni sambil mendongakkan wajahnya sehingga dari belahan lengan tanktop Susi dia semakin jelas dapat melihat bongkahan susu Susi yang besar tersebut.

Perlahan Joni mulai berani melingkarkan tangan kirinya ke pinggang Susi dan kemudian pelan2 naik keatas sihingga menyentuh bongkahan susu Susi. Merasa tidak ada penolakan dari Susi, maka Jonipun semakin berani meng-usap2 bongkahan susu Susi yang gede tersebut dari luar tanktopnya dan tangan kanannya meng-elus2 paha Susi yang mulus tersebut.

Mendapat perlakuan seperti itu, gairah Susipun mulai naik. Matanya terpejam merasakan elusan kedua tangan Joni pada susu dan pahanya.

Sementara itu dari tempat persembunyiannya, Tina dan Tuty secara bergantian mengintip aksi Susi dan Joni.

"Ssssstttt...” Tina mendesis, "Mereka sudah mulai!!!" bisik Tina lirih sambil menyuruh Tuty untuk gantian mengintip.

Dari tempat persembunyiannya, mereka dapat melihat Joni yang sedang meng-elus2 bongkahan susu dan paha Susi. Susi makin melebarkan kangkangannya untuk memberi peluang bagi tangan Joni mengusap pahanya lebih ke atas menuju kearah pertemuan kedua pangkal pahanya dimana no noknya berada. Dengan posisi Susi tersebut kini tangan Joni dapat leluasa merabai daerah selangkangan Susi hingga akhirnya Joni merasa tangannya meraba bulu2 jembut Susi yang hitam lebat tersebut.

"Gue pingin juga di-elus2 Joni seperti itu!!!" bisik Tuty pula, “Aaaaahhhh... Tin, no nok gue makin gatal nih...” lanjutnya.

Susipun semakin hanyut dalam kenikmatan elusan tangan Joni. Apalagi kini tangan Joni yang satunya sudah mulai merabai bukit no noknya. Mata Susi menatap tajam gundukan yang mulai menonjol di selangkangan Joni.

"Gue tertarik sama tipe cowok kayak loe. Meskipun gue belum pernah lihat kon tol loe, gue yakin kon tol loe pasti gede dan gue juga yakin kalau cowok seperti loe perkasa di atas ranjang yang membuat tiap cewek selalu pingin dien tot sama loe," kata Susi tiba2 dan dia sudah tidak malu2 lagi berkata jorok dihadapan Joni.

“Gue pingin merasakan kon tol loe malam ini” lanjut Susi. Matanya kembali terpejam menikmati elusan tangan Joni yang semakin berani pada bukit no noknya.

"Benar juga kata temen2, tipe cewek kayak Susi nafsunya gede..." kata Joni dalam hati, “Baru dielus saja sudah basah no noknya”.

Tangan kiri Joni yang semula meng-usap2 bongkahan susu Susi dari luar tanktopnya, kini telah berpindah kedalam tanktop Susi. Joni dapat merasakan besarnya susu Susi yang besar tersebut dan dengan lembut di-remas2nya susu tersebut.

Nafsu Susi makin meninggi, tiba2 dia bangkit dari duduknya sehingga elusan tangan Joni jadi terlepas.

"Pindah ke kamar gue aja yuk biar lebih leluasa...” ajak Susi. Joni masih agak ragu mendengar ajakan tersebut. Susi berusaha menyakinkan keraguan Joni.

“Nyantai aja Jon. Kan hanya ada gue?” jawab Susi sambil menggandeng tangan Joni dan ditariknya masuk kedalam kamarnya. Namun begitu tiba di kamarnya, Susi teringat kalau di kamar sebelah ada Tina dan Tuty. Sebelum dia menikmati dien tot Joni, dia ingin menemui kedua temannya tersebut.

“Jon, sori yah gue kunci pintu depan dulu...” kata Susi sambil mengecup lembut bibir Joni. Sebenarnya Susi bukan hendak mengunci pintu depan, tapi Susi ingin menemui kedua temannya yang berada di kamar sebelah.

Jantung Joni berdegup semakin kencang. Dia seakan tidak percaya kalau malam ini, dirinya akan merasakan no nok cewek yang lain selain no nok Mirna. Membayangkan hal itu kon tol dalam celananya terasa makin tegak. Dibukanya kaos dan celana panjangnya sehingga dia hanya mengenakan CD. Kemudian merabahkan dirinya di atas tempat tidur sambil menunggu Susi masuk kembali kedalam kamar.

Sementara itu begitu keluar dari kamarnya, Susi bergegas masuk kamar sebelah menemui kedua temannya.

“Gila loe Sus!!! Akhirnya jadi juga nih malam ini kita ngen tot” kata Tina dengan suara agak keras. Mendengar suara Tina tersebut Susi buru2 menutup mulut Tina.

“Ssssst, jangan keras2 dodol!!!” bisik Susi, sambil memelototkan matanya.

“Gimana Sus, gede enggak kon tolnya?” tanya Tuty penasaran.

“Mana gue tahu? Lihat aja belum. Tapi kalau dilihat tonjolannya sih gue yakin itu kon tol pasti gede” jawab Susi

“Awas, loe Sus!!! Jangan loe nikmati sendiri. Ingat bagi2 Sus...” kata Tina

“Beres. Setelah gue puas giliran loe berdua deh” jawab Susi.

“Sus, pintu kamar loe jangan ditutup ya... Biar kita bisa lihat Joni saat ngen toti loe...” pinta Tina yang sedari tadi sebenarnya sudah sange berat.

“Oke... Tapi sesuai kesepakatan ya? Setelah gue puas baru kalian boleh gabung... Gimana setuju? Deal? Kalau gak mau mendingan pintu kamarnya aku kunci biar kalian gak ganggu...” tegas Susi.

“Ya... ya... kita setuju...” jawab Tina dan Tuty hampir besamaan.

“Dijamin kita gak akan ganggu loe sampai loe puas...” sambung Tuty.

Kemudian Susipun pergi meninggalkan kedua temannya untuk kembali ke kamarnya menjumpai Joni yang telah menunggunya. Tak lupa sesuai pesan kedua temannya, Susi sengaja membiarkan pintu kamarnya sedikit terbuka agar kedua temannya dapat melihat aktifitas yang akan dilakukannya bersama Joni.

Susi terpaku melihat pemandangan didepan matanya. Tubuh kekar Joni kini hanya terbungkus CD yang menutupi batang kon tolnya. Tonjolan kon tol Joni yang mulai ngaceng tersebut terlihat jelas dari balik CDnya. Melihat besarnya tonjolan batang kon tol Joni yang masih terbungkus CD tersebut, nafsu Susi semakin tak terkendali. Pikirannya semakin melayang membayangkan betapa nikmatnya liang no noknya dimasuki oleh batang kon tol Joni yang besar itu.

Tanpa pikir panjang lagi, Susipun melepaskan tanktopnya dan begitu tantop tersebut terlepas kedua susunya yang besar itupun langsung menyembul tanpa terhalang apapun. Tubuh bagian atas Susipun kini telah telanjang. Kemudian tangan Susipun segera membuka resliting rok mininya dan hanya dengan sekali tarik rok mini itupun jatuh kelantai. Sekarang tubuh Susi telah benar2 bugil.

Joni sangat terpana melihat keindahan tubuh Susi. Kedua susunya yang besar dengan pentilnya yang berwarna kecoklatan itu menggantung indah didadanya. Sementara tepat diselangkangannya bulu2 jembut yang hitam dan lebat tampak menutupi no noknya. Bulu2 jembut yang hitam tersebut sangat kontras dengan paha Susi yang putih mulus.

“Ooooohhhhh...” Susi merinrih ketika Joni bangkit dari tempat tidur dan lang¬sung memeluknya.

Susi merasakan kenikmatan mulai menjalar keseluruh tubuhnya saat bi-bir Joni dengan lembut mulai mendarat di lehernya. Dan ketika ciuman Joni sampai di bibirnya, diapun langsung membalas ciuman Joni tersebut dengan pe¬nuh nafsu.
Keduanya telah dikuasai oleh nafsu birahi masing2. Joni melumat bibir Susi dengan penuh nafsu. Diputarkan mulutnya sambil mengulum bibir Susi yang mungil.

Kemudian dengan gemas Joni mendo¬rong tubuh Susi hingga jatuh ke atas tempat tidur. Susi terjerembab dan menelentang. Joni makin bernafsu. Perlahan di-usap2nya paha Susi dengan penuh perasa¬an. Susi menggelepar. Birahinya yang sudah lama tertahan kini mendapat tempat penyaluran. Diapun merintih manja.

“Aaaaaahhhh... Jooonnn,” tubuh Susi bergetar merasakan usapan tangan Joni pada pahanya.

Susi menarik lengan Joni hingga Joni terjerembab di atas tubuhnya. Begitu tubuh Joni menindih Susi, tak lama kemudian kedua tangan Joni per-lahan2 mulai menuju kearah kedua susu Susi, setelah kedua susu Susi berada dalam genggamannya Joni mulai me-remas2 kedua susu Susi dan kadang2 kedua pentilnya di-pilin2 dengan lembut.

“Hhhmmmm... ssstttttt... ooooohh...” desah Susi merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Joni di kedua susunya. Susipun semakin menggeliat, ketika Joni mulai menjilati pentil susu kanannya. Kadang2 dengan gemas Joni mengenyot susunya tersebut.

Sementara tangan Joni yang satu aktif dengan remasan dan pilinan disusu dan pentil Susi, maka tangan Joni yang lain mulai menelusuri paha Susi menuju kearah selangkangan Susi hingga sampai di bukit no noknya. Dengan gerakan lembut di-usap2nya bukit no nok Susi yang tertutup oleh rimbunnya bulu jembut tersebut. Kemudian tangan Joni menyibakkan bulu2 jembut yang menutupi bibir no nok Susi tersebut dan perlahan tapi pasti tangan Joni tersebut menyelusup kedalam celah hangat no nok Susi yang terasa sudah lembab dan basah. Saat jari tengah Joni ber-main2 di liang no nok Susi, ibu jari Joni dengan lembut mulai meng-gesek2 1t1l Susi yang besar dan menonjol itu. Susipun semakin mendesah dan merintihan merasakan nikmatnya aksi mulut dan tangan Joni tersebut.

“Ooooohh... ssstttt... enaaaak... isep yang kuat susu gue Jooonnnn... sssstttt... ooooohhhhh... ya terus gesek 1t1lnya... ooooohhhh Jooonnn... puaskan gue malam ini... sssstttt... ooooohhhhh...” rintih Susi.

Per-lahan2 ciuman Joni mulai merambat turun. Saat bibirnya sampai diselangkangan Susi, ia merentangkan kedua kaki Susi sehingga selangkangan Susi makin terbuka. Dengan begitu maka bibir no nok Susipun semakin membuka sehingga 1t1lnya yang besar tersebut semakin jelas terlihat oleh Joni. Jonipun lalu mejilati 1t1l tersebut dan kadang2 diisepannya 1t1l tersebut dengan kuat. Jari tangan Jonipun perlahan mulai dimasukkan kedalam liang no nok Susi mencari area G-Spotnya. Begitu G-Spot tersebut didapatkan, Joni mulai meng-gesek2kan jarinya di G-Spot Susi tersebut sambil bibirnya masih terus menjilati dan meng-isap2 1t1lnya. Akibatnya Susipun semakin melenguh.

“Ssstttt... ooooohhhhh... Jooon nikmat banget... terus Joonn... isep 1t1l gue... ooooowwww... ya terus gesek disitu... sssssttttt... oooooohhhh...” lenguh Susi merasakan nikmat yang luar biasa. Kaki Susi mengejang menahan kenikmatan tersebut.

“Ooooohhhh Jooon... sudah Joooonn... gue enggak tahan Jooonnn... Ayo Joon en toti gue, no nok gue udah pingin banget dimasuki kon tol besar loe. Buruan Jooonnn... tusuk no nok gue dengan kon tol loemu... sssstttt... oooohhhh... sekarang Jooon... gue mau kon tol besar loe... jangan buat gue tersiksa!!!” Susi terus meracau, me-rengek2 minta Joni untuk segera memasukkan kon tol besarnya kedalam liang no noknya yang sudah sangat basah tersebut.

Joni tahu nafsu Susi sudah sangat tinggi. Menyadari hal itu Jonipun berdiri dan melepaskan CDnya kemudian ber-siap2 untuk memasukkan kon tolnya yang sudah tegak dan keras tersebut ke liang no nok Susi. Joni merangkak diantara kedua kaki Susi yang mengangkang. Sekilas Joni dapat melihat belahan no nok Susi yang mengkilat dan bulu2 jembutnya yang basah kuyup akibat cairan birahinya yang terus keluar.

Tangan Susi men-cari2 batang kon tol Joni. Dan begitu tangan Susi menangkap kon tol Joni. Karena sangat besarnya ukuran kon tol Joni sehingga tangannya tidak cukup sempurna untuk menggenggam batang kon tol tersebut. Penasaran maka iapun melirik ke selangkangan Joni. Begitu melihat batang kon tol Joni, iapun terbelalak.

“Gila besar sekali kon tol Joni. Panjang lagi. Ternyata melebihi dugaanku selama ini” batin Susi. Susipun kemudian membayangkan kenimatan yang bakal diterimanya saat kon tol yang besar tersebut masuk liang no noknya. Dibimbingnya batang kon tol Joni dan ditempelkannya ujung kepala kon tol Joni tersebut dicelah bibir no noknya. Kini kepala kon tol Joni tepat didepan liang no noknya.

Joni mulai menekan kon tolnya ke liang no nok Susi. Perlahan kepala kon tolnya membelah celah diantara bibir no nok Susi. Namun ketika ia hendak menekan kon tolnya lebih dalam lagi, ia mengalami kesulitan.

“Ooowww... besar banget kon tol loe Joni. Liang no nok gue yang sudah sering kemasukkan kon tol masih susah juga kamu tembus. Ternyata no nok gue masih terasa sempit juga untuk kon tol loe” kata Susi sambil membantu Joni dengan membuka kangkangannya selebar mungkin agar kepala kon tol Joni dapat masuk liang no noknya. Dan ternyata usahanya berhasil.

Bleeeesssss...

Kepala kon tol Joni mulai masuk di liang no nok Susi,

"Sssssttttt... aaaaahhhh... enak Jooooon... terus masukin lebih dalam lagi Joon..." lenguh Susi.

Bleeeesssss... bleeeessss... bleeeessss...

Kon tol Joni masuk setengahnya. Susi me¬rintih sesekali mendesis dengan mata terpejam rapat. Joni terus mengenjotkan kon tolnya lebih dalam lagi dan akhirnya dengan satu enjotan keras,

Bleeeessssss...

Seluruh batang kon tol Joni masuk semuanya ditelan no nok Susi. Dinding no nok Susi yang lembut terasa hangat menggelitik. Ujung kon tol Joni mentok sampai menyentuh dinding rahim Susi. Dan ketika Joni mencoba menggoyangkan kon tolnya Susi menjerit lirih,

"Adddduuuuhhhh... sssssttttt... aaaahhh... enak Jon, kon tol loe masuk semuanya, no nok gue sampe sesek banget rasanya kesumpal kon tol loe" celoteh Susi.

Kemudian Joni berusaha mengeluarkan ¬kon tolnya untuk kemudian dimasukkan kem¬bali kedalam liang no nok Susi. Demikian dilakukannya berulang kali. Joni terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk liang no nok Susi. Tempo keluar masuknya kon tol Joni di liang no nok Susi makin lama makin cepat dan keras, membuat Susi merasakan kenikmatan yang teramat sangat.

"Ooohhhh... no nok loe sempit Sus, kon tol gue nikmat banget..." puji Joni

Susi senang mendengar pujian Joni.

"Bukan no nok gue yang sempit Jooonn, tapi kon tol loe yang kegedean. Belum pernah gue dien tot kon tol segede ini” aku Susi, “Gue juga nikmat Jon, kon tol loe mantap banget".

"Emang loe belum pernah ngerasain kon tol gede ya Sus?" tanya Joni

"Yang gede sering Jon, tapi yang segede kon tol loe ya baru kali ini. Enak Jon, terus Jon, enjot yang cepet Jon, sodok yang keras, oooohhhh... nikmaaat..." Susi terus mengerang sambil menjawab pertanyaan Joni.

Sementara itu di luar kamar Tina dan Tuty yang sedari dari mengintip aktifitas mereka dari celah pintu yang sengaja dibiarkan terbuka oleh Susi, semakin gelisah mendengar erangan dan rintihan kenimatan Joni dan Susi.

"Ooohhh Tuuuuttt... gue enggak tahan melihatnya Tut.........." rintih Tina, “No nok gue dah basah nih Tut...” lanjutnya.

"Gue juga, Tin!" kata Tuty sambil tangan kirinya meng-garuk2 no noknya dan tangan kanannya me-remas2 susunya sendiri.

Tina dan Tuty membuka pakaian masing2 dan sebentar kemudian keduanya sudah dalam keadaan telanjang bulat. Lalu mereka melanjutkan aktifitas mengintipnya kembali.

Di dalam kamar, pergumulan Joni dan Susi semakin panas. Mereka saling rengkuh, saling pacu. Kemaluan mereka saling beradu. Kon tol Joni yang besar, panjang dan keras itu kadang lambat kadang cepat keluar masuk liang no nok Susi. Joni dan Susi sama2 mereguk kenikmatan dalam persetubuhan tersebut.

Tina dan Tuty yang sudah tak tahan akhirnya mereka sepakat untuk menerobos masuk. Joni kaget dan terpaku. Kini ada dua cewek lain yang sama2 cantik masuk dalam keadaan telanjang. Mata kedua cewek itu menatap sayu ke arah dia dan Susi. Tampak dari sorot matanya kedua cewek tersebut sedang menahan nafsu birahinya.

"Jangan perdulikan mereka! Ayo Jon teruskan...!!! rintih Susi.

Kedua cewek tersebut histeris.


"Gue mau ikut...!!!" seru Tuty sambil me¬lompat ke atas tempat tidur disusul Tina.

"Entar dulu...!!! Gue hampir nyampai...!!!" sergah Susi.

Joni tak memperdulikan Tina dan Tuty yang menyerbu kemudian menciuminya ber-tubi2. Ia sadar sekarang dirinya harus melawan tiga cewek cantik. Joni bertekad harus melumpuhkan Susi terlebih dahulu yang sudah dien totnya sejak tadi. Kemudian Joni melanjutkan memompa no nok Susi dengan kon tolnya. Dipompanya no nok Susi tersebut dengan cepat,

“Ooohhh Jon.... terussss.... genjot yang cepaaatt..... yang kuaaat Jon.... aaawwww.... teeruusss Jooonnn.... yaaah... makiiiinn ceppaatt... aaaghhh Jooon... makin kuaaatt Jooon.... ooooohh... enaaaakkkk... Joooonnnn... sssssttttt... aaaaaahhhhh... guuueeee... keluuarrrrr...!!!” Susi mengerang se-jadi2nya merasakan nikmatnya dien tot kon tol Joni yang disusul dengan jeritan panjang saat dia telah mendapatkan orgasmenya.

Seerr... seeerrr... seeeerrrr... cairan orgasme Susi muncrat dan terasa hangat membasahi batang kon tol Joni yang terbenam didalam no noknya.

"Ooooohhhh Jooooon.... Gue puas......... Nikmatnya bukan main....... aaaahhhhh...” kata Susi.

Melihat Susi telah mendapatkan orgasmenya, Tuty dan Tina pun langsung menyerbu Joni. Tuty mendekap Joni dari belakang. Sedangkan Tina dari samping.

"Sekarang giliran gue!" kata Tina sambil menci¬um Joni. Dibukanya selangkangannya dan diperlihatkan ke Joni. Tampak oleh Joni belahan no nok Tina yang merekah merah telah basah oleh lendir birahinya dan aroma khas bau no noknya tercium oleh Joni.

Melihat pemandangan tersebut, Joni jadi bernafsu untuk segera menyodok no nok Tina. Joni segera mencabut kon tolnya dari dalam no nok Susi. Melihat no nok Tina yang sudah cukup basah, ditariknya pantat Tina sehingga posisi Tina menjadi agak menungging membelakangi Joni. Dengan per-lahan2 dari arah belakang Joni mulai mengarahkan kon tolnya ke liang no nok Tina yang tampak dari belakang menganga lebar.

Sleeeeeppppp..... Bleeeeeeesssss....

Kon tol Joni masuk kedalam liang no nok Tina dengan mudah akibat no nok Tina yang sudah sangat basah dan juga liang no nok Tina lebih lebar dibandingkan milik Susi. Hal tersebut wajar karena Tina sudah berhubungan sex jauh sebelum ia kuliah. Nafsu sexnya yang sangat tinggi membuat dirinya selalu ingin merasakan dien tot oleh cowok. Sehingga sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kon tol cowok yang memasuki liang no noknya. Karena seringnya kemasukan batang kon tol, akibatnya liang no nok Tina menjadi lebar.

"Aaaaaakh.... akhirnya gue merasakan juga....." kata Tina saat merasakan batang kon tol Joni me¬nelusup masuk ke dalam no noknya. Dari banyaknya kon tol yang telah memasuki no noknya, baru kali ini Tina benar2 merasakan kon tol yang begitu besar memasuki liang no noknya. Kon tol Joni yang sangat besar tersebut terasa begitu mengganjal didalam liang no noknya.

Joni mulai menyodokkan kon tolnya dengan irama pelan tapi teratur, membuat Tina merem-melek menikmati sensasi gesekan kon tol Joni yang memenuhi rongga no noknya, desahan Tina makin terdengar tatkala tangan Joni meremas kedua susunya dan jari2 tangan Joni memilin kedua pentilnya. Terasa oleh Joni pentil Tina yang besar semakin bengkak dan keras. Tina merasakan kenikmatan yang teramat sangat. Diapun merasa senang akhirnya no noknya dapat merasakan kon tol kembali setelah ditinggal Dodi bahkan kali ini kon tol yang terbesar yang pernah dia rasakan. Kini dengan kon tol besarnya, Joni sedang menyetubuhi dirinya. Dia juga bangga bahwa Joni yang ganteng ini sedang menikmati liang no noknya.

“Oooohhh... Joon...” rintihnya, “Aaaghh... Jon... enaaaknya kon tol loe... nikmat sekali... Ssssssh... Aaaaahhhhh... terus sodok no nokku... aaaghh... hhhmmm...ssssttttt... aaaagghh...” desah Tina.

“Oooogghh... no nok loe juga enak Tin...” Jonipun mengerang keenakan merasakan jepitan no nok Tina di kon tolnya. Awalnya liang no nok Tina memang terasa longgar, namun begitu batang kon tolnya masuk lebih dalam kedalam liang no nok Tina, tiba2 otot2 dinding didalam liang no nok Tina menjepit erat batang kon tolnya. Kon tolnya serasa di-remas2 dan di-isap2 didalam liang no nok Tina.

Tuty yang melihat Joni sedang mengen toti Tina, memeluk tubuh Joni dari belakang dan Tutypun mulai menciumi punggung, telinga serta tengkuk Joni sambil tangannya bergantian meng-elus2 dada dan biji peler Joni. Joni mulai melenguh merasakan serangan Tuty, ia merasakan sensasi kenikmatan yang baru, sensasi yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Terutama saat tangan Tuty meng-elus2 biji pelernya yang sedang bergoyang saat ia sedang memompa kon tolnya diliang no nok Tina. Ciuman Tuty dipunggung dan tengkuknya membuat ia merinding kegelian.

Kon tol Joni semakin gencar keluar masuk di no nok Tina, gerakannya semakin bertambah cepat, merasakan kon tol Joni semakin gencar keluar masuk diliang no noknya, desahan dan erangan Tina semakin menjadi, cairan birahinya semakin banyak mengalir dari liang no noknya, akibatnya liang no nok Tina semakin becek,

CROP... CROP... CROP... CROP... CROP... Suara tumbukan kon tol Joni dengan no nok becek Tina terdengar begitu keras di tengah hening suasana malam itu. Suara tersebut semakin menambah gairah birahi mereka, nafsu birahi mereka semakin membara seiring dengan semakin kerasnya suara kecipak tersebut.

“Oooogghhh... Enaaaak... teruss... enjot... kon tol loeeee... enaaakk sekali... terus Jon terus.... Enjot no nok gue yang kuat... ooooohhh... Ssssssssssttt...” Tina me-rintih2 keenakan.

Melihat Tina me-rintih2 merasakan nikmatnya sodokan kon tol Joni, nafsu birahi Tuty menjadi semakin tinggi. Karena dia tahu bahwa diantara mereka bertiga, liang no nok Tinalah yang paling lebar.

“Kalau Tina saja sampai me-rintih2 merasakan nikmatnya sodokan kon tol Joni apalagi gue yang no noknya baru kemasukkan satu kon tol dan baru saja lepas keperawanan... Aaaaaahhhhh...” Tuty merintih dalam hati membayangkan kenikmatan yang bakal dia peroleh. Kalau tadi tangannya hanya meng-elus2 biji peler Joni, dengan gemas kini biji peler Joni tersebut di-remas2. Tangan Tuty se-akan2 tidak mau lepas dari biji peler Joni yang sedang ber-goyang2 seirama dengan gerakan maju mundur pantat Joni.

“Hhmmm... enak ya Jon no nok Tina... jangan lupa sisakan kon tol loe buat gue...... Hhmmmm...... gue juga pingin disodok kon tol super loe Jon” Tuty berbisik lirih di telinga Joni.

“Oouughh...... sssssttt...... aagghhh... enak banget no nok Tina, Tut. Siap2 aja tunggu giliran no nok loe, kon tol gue masih sanggup nyodokin no nok loe” kata Joni, “Sssssstttt... eenaaakk Tin... no nok loe... seret... jepitannya terasa banget... Ooogghh..... Tin....” erang Joni merasakan jepitan no nok Tina yang semakin ketat. Sambil kedua tangannya me-remas2 kedua susu Tina, enjotan Jonipun semakin bertambah cepat.

“Ooohhh... Joooonnn... enjot yang cepat...... aaakhh... Joooon...... gueeee... mau keeluaarrr...... Jooonnnn... sodok yang kuat... ssssttttt... aaaaahhhh...” rintih Tina. Ia merasakan kalau dirinya sebentar lagi akan mendapatkan orgasmenya.

Joni tersenyum mendengar jeritan Tina, “Susi telah tumbang, maka kini gue harus segera mengakhiri perlawanan Tina” batinnya. Jonipun semakin bersemangat memompa kon tolnya didalam liang no nok Tina.

“Keluarin Tin, keluarin.... ini terima kon tol gue... Aaaghhh...” Joni menyodokkan kon tolnya kuat2 didalam no nok Tina dan menekannya kuat2 pantatnya sehingga pangkal kon tolnya menempel erat di bokong Tina.

“Aaaoooowww.... Jooooonnn.... sssssttttt... aaaaaaahhhhhh... Gueeee keluaaaaar.......!!!!” jerit Tina.

Sssssrrrrrrr..... Ssssrrrrrr.... Sssssrrrrrr... Ssrrrrrrr..... Ssssrrrrrr..... no nok Tinapun memuntahkan air kenikmatan yang banyak sekali hingga menetes keluar dari dalam no noknya. Akhirnya Tina yang sejak tadi diamuk birahi mendapatkan orgasmenya. Tubuhnya bergetar hebat disertai kenikmatan yang tak terhingga. Akibatnya kedutan otot2 dinding liang no nok Tina semakin kuat me-remas2 batang kon tol Joni.

“Sssssttttt..... ooooohhhh..... Tiiiin..... empotan no nok loe enak banget... sssstttttt... oooohhh...” erang Joni merasakan empotan no nok Tina tersebut.

Melihat Tina kelojotan setelah merasakan nikmatnya terjangan kon tol Joni, Tutypun tersenyum. Ia kagum melihat stamina Joni yang terlihat masih prima. Kon tolnya masih kuat belum mengeluarkan pejunya. Padahal Susi dan Tina telah dibuatnya KO. Tuty jadi semakin penasaran ingin segera merasakan kenikmatan sodokkan kon tol Joni tersebut. Iapun penasaran apakah ia akan kalah seperti Susi dan Tina, atau ia akan dapat mengatasi keperkasaan Joni. No nok Tuty rasanya sudah sangat gatal sekali ingin segera menikmati sodokan2 kon tol Joni. Tanpa menghiraukan tubuh Tina yang masih kelojotan merasakan kenikmatan orgasmenya, dengan penuh nafsu Tuty memagut bibir Joni. Lidahnya menerobos kerongga mulut Joni. Dan dengan kon tol yang masih menancap diliang no nok Tina, Jonipun menyambut pagutan bibir Tuty dengan penuh nafsu juga.

Tina yang sedang menikmati sisa2 orgasmenya melihat pemandangan Tuty dan Joni yang asyik berpagutan dengan penuh nafsu tersebut, perlahan birahinya naik lagi. Ia melihat tangan Joni mulai me-remas2 kedua susu Tuty. Desahan2 birahi Tuty dan Joni silih berganti terdengar. Iapun merasakan kon tol Joni yang masih menyumpal no noknya semakin mengeras dan ber-denyut2. Rasanya ia ingin merasakan lagi kon tol perkasa Joni yang ganteng walaupun baru saja ia mencapai orgasmenya. Tapi ia tahu diri untuk memberi kesempatan Tuty merasakan kenikmatan juga. Plooop.... Kon tol Jonipun terlepas dari jepitan no noknya. Kon tol Joni bergoyang setelah terlepas dari jepitan no noknya tersebut akibat dorongan Tuty pada tubuh Joni.

Joni mengikuti dorongan Tuty, sehingga tubuhnya sekarang terlentang ditempat tidur dengan bibir yang masih terpagut erat dengan bibir Tuty. Kemudian Tuty melepas pagutan bibirnya lalu duduk mengangkang tepat di atas kon tol Joni. Perlahan Tutypun mulai meng-gesek2kan no noknya di batang kon tol Joni sehingga membuat kon tol tersebut semakin keras. Karena dorongan nafsunya yang semakin tinggi dan keinginan untuk segera merasakan sodokan kon tol Joni, dengan gemas Tutypun meraih batang kon tol Joni dan diarahkannya kon tol tersebut keliang no noknya. Kemudian ia langsung menduduki kon tol Joni tersebut.

Slleeeeppppp..... kon tol Joni mulai membelah bibir no nok Tuty dan

Bleesssss...... kon tol Joni mulai menyeruak masuk kedalam liang no nok Tuty saat ia mulai mendorong pantatnya turun, lalu

Bleeessss..... kon tol Joni semakin masuk kedalam liang no nok Tuty seiring dengan semakin turunnya pantat Tuty, dan

Bleeessss..... kon tol Joni akhirnya terbenam seluruhnya ditelan no nok Tuty, setelah dengan sekali hentakan kuat Tuty mendorong pantatnya kebawah,

“Aaaghhhh..... Joooooon... masuk semua kon tol loe dino nok gueeeee... Aaaahhh...... sudah seminggu no nok gue tidak merasakan kon tol.... ssssttttt..... Oooogghhhh..... nikmatnyaaaaa....” Tuty melenguh merasakan batang kon tol Joni yang terbenam seluruhnya diliang no noknya. Liang no noknya terasa penuh terisi batang kon tol Joni yang super besar.

“Tuuuuttt... aaaaghhh... ssssttttt... no nok loe sempit banget... ooohhh... enak.... Tut..... no nok kamu enaaaaaak.....” Jonipun mengerang keenakan merasakan sempitnya liang no nok Tuty. Jika dibandingkan dengan no nok Susi dan Tina, no nok Tuty memang paling sempit. Sehingga jepitan no nok Tuty sangat terasa bagi batang kon tol Joni yang besar.

Dengan perlahan Tuty mulai menggerakkan pantatnya naik turun, sehingga kon tol Joni keluar masuk liang no noknya. Sambil menggoyangkan pantatnya, Tuty merapatkan tubuhnya ke tubuh Joni. Dengan penuh nafsu dilumatnya bibir Joni. Kini tubuh keduanya seolah menyatu. Mata Tina dan Susi terbelalak melihat aksi keduanya. Tina dan Susi tidak menyangka kalau Tuty yang lembut sangat liar di atas ranjang seperti yang mereka saksikan sekarang.

Tuty melepaskan lumatan bibirnya dari bibir Joni, ia menegakkan kembali tubuhnya. Tuty yang sudah berpuasa selama satu minggu itupun kini kembali menaik turunkan pantatnya. Bahkan aksinya semakin liar diatas tubuh Joni. Goyangan pantatnya makin hebat. Terkadang gerakan pantatnya maju-mundur, terkadang naik turun dan terkadang pantatnya ia putar2. Tuty yang sedang beraksi tersebut merasakan kon tol Joni me-nyodok2 liang no noknya dengan keras dan tegang, terkadang ia rasakan kon tol Joni seperti sedang mengebor no noknya saat ia memutar pantatnya.

“Ooohhhh... kon tol loe emang enak Jon...... aaaahhh...... hhmmmmhh... eenaaaknya kon tol loe Jooonn... ssstttt... aaaaghh..........” desah Tuty, “Gimana Jon... no nok gue... enak juga kan....... ssssssttttt.... ooooohhhhhh... enaaaaaakkkk...” Ternyata Tuty masih sempat bertanya pada Joni di-saat2 ia merasakan kenikmatan.

“Oooohhhhh... Aaaahhhhhh.... nikmmat banget... no nok loe betul2 sempit... ooohhh Tuuuuut... terus goyang terus Tuuuuttt... ooohhh... putar Tut putar..... jepitan no nok loe kuat banget.....” Joni mengerang merasakan kenikmatan akibat jepitan dan empotan pada kon tolnya yang sedang keluar masuk diliang no nok Tuty. Saat Tuty memutar pantatnya ia merasakan batang kon tolnya seperti di-peras2 dan di-pijit2 didalam liang no nok Tuty.

Sementara itu saat Tuty sedang dalam posisi menduduki Joni, sambil menaikturunkan pantatnya dengan penuh semangat, Susi melihat kedua susu Tuty ber-goyang2 seiring dengan naik turunnya pantat Tuty. Susi yang tenaganya telah kembali pulih, mendekati Tuty dan mulai me-remas2 kedua susu Tuty. Bahkan kini tidak hanya tangannya yang beraksi, namun mulut Susipun ikut beraksi. Kedua susu Tuty silih berganti ia jilati dan pentilnya di-kenyot2 sehingga kedua pentil Tuty semakin mengeras.

“Ooooohhhhh Sus..... isapp... yaaah... oohhh... terus isapp Suuuusss... ssssttttt... ooohhh...” Tuty semakin mendesah menikmati serangan Susi disusunya dan kon tol Joni dino noknya.

Gerakan naik turun pantat Tuty semakin bertambah cepat. Dengan berpegangan di tubuh Susi yang sedang asyik mengeyoti kedua susunya, Tutypun semakin gencar menaikturunkan pantatnya. Akibatnya kon tol Jonipun semakin gencar me-nyodok2 no noknya. Gerakan Tuty mulai tidak beraturan, nampaknya sebentar lagi ia mencapai puncak kenikmatannya.

“Ooooooooohh Joooon... enaaak sekaliiii..... ooogghhh..... Guueeee... mau keluar Jooooon... aaagghhh... kon tol loe memang .... nikmaaat.... ssssttttt..... ooohhhh.....” Tuty terus mengerang,

Dan.....

“Joooonnniiiii... aaaaghhhh... gueeeeeee keeeeluaaaaaar... sssstttt... oooghhhh... Nikmat Joooonnn... ssssttttt... aaaahhh...!!!!” Tuty menjerit. Mulut¬nya menganga, mata membeliak, “Sssssttttt... Ooow... nikmat sekali...” desisnya. Tubuhnya mengejang bersamaan dengan no noknya yang memuntahkan cairan orgasmenya.

Sssrrrrrrr..... sssrrrrrr... ssssrrrrr..... sssrrr..... sssrrrr.... cairan orgasme Tuty menyembur membasahi batang kemaluan Joni yang masih berada dalam jepitan no noknya.

Tubuh Tuty bergetar dengan hebatnya saat ia mencapai puncak orgasmenya. Dinding no noknya berkedut dengan kuat me-remas2 batang kon tol Joni, se-olah2 me-mijit2 kon tol Joni tersebut. Nafasnya masih terdengar memburu, sementara isapan dan remasan Susi dikedua susunya semakin menambah rasa nikmat orgasmenya kali ini. Sambil berpegangan pada tubuh Susi yang masih memainkan kedua susunya, Tuty menikmati sensasi orgasmenya tersebut. Senyum kepuasan tersungging di mulutnya sementara matanya terpejam menikmati puncak kenikmatan yang berhasil ia raih.

Ke-dutan2 dinding no nok Tuty mulai berhenti, melihat Susi yang sudah mulai on lagi, Tutypun bangkit dari tubuh Joni. Plop!!! kon tol Joni terlepas dari jepitan no noknya. Tuty tahu bahwa Susi ingin kembali merasakan keperkasaan kon tol besar Joni.

Keadaan tersebut tidak di-sia2kan oleh Susi yang telah bangkit birahinya. Ia segera menerkam Joni. Dipeluk¬nya cowok itu erat2 sambil diciuminya.

"Gue mau lagi Jon......" kata Susi sambil me¬rangsak liar. Digerayahnya tubuh Joni. Digenggamnya kon tol Joni yang masih keras, tegak mengacung itu. Kemudian ia mulai menduduki batang kon tol Joni tersebut,

Bleeeeesssssss..........

Batang kon tol Joni masuk dalam liang no nok Susi. Kemudian Susipun mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, dan kon tol Jonipun keluar masuk diliang no nok Susi. Tina yang juga dalam kondisi on kembali, kini menggantikan posisi Susi yang tadi mengeyoti kedua susu Tuty, kini ia mengeyoti kedua susu Susi. Susi mengangkat kepala Tina yang sedang asyik mempermainkan susunya, dilumatnya bibir Tina dengan penuh nafsu, lidahnya menerobos kedalam rongga mulut Tinai, dan me-nari2 didalam mulut Tina.

Tina yang mendapat serangan yang mendadak tersebut menjadi kaget, karena belum pernah selama ini dia dicumbu oleh seorang wanita. Matanya terbelalak, tapi setelah tangan Susi mulai me-remas2 susunya, Tinapun mulai mendesah. Tak mau kalah dengan aksi Susi, Tinapun membalas serangan Susi, tangannya me-remas2 susu Susi sambil mulutnya membalas lumatan mulut Susi. Lidah Tina mulai ikut menari dengan lidah Susi. Lidah mereka bergiliran menerobos mulut masing2.

Bagian tubuh atas Susi kini asyik dikerjai oleh tangan dan mulut Tina, sementara bagian bawahnya asyik dikerjai oleh kon tol super Joni. Setelah tadi Susi mengeluarkan cairan orgasmenya, liang no noknya menjadi makin basah sehingga kon tol Joni makin leluasa keluar masuk liang no noknya. Melihat aksi kedua wanita itu Jonipun tidak mau tinggal diam. Saat Susi menurunkan pantatnya Jonipun menimpali dengan menaikkan pantatnya seolah menyambut no nok Susi sehingga kon tolnya lebih dalam menerobos liang no nok Susi.

Tangan Jonipun tidak mau ketinggalan. Tangan kanannya mulai beraksi di no nok Tina yang posisinya membelakanginya. Dengan lembut di-gosok2nya belahan no nok Tina dari belakang sampai ke 1t1lnya, sehingga membuat no nok Tina semakin basah. Tina yang mendapat serangan atas bawah mulai men-desah2. Susipun mengalami hal yang serupa terutama saat Joni menaikkan pantatnya sehingga kon tolnya masuk lebih dalam di no noknya, iapun me-lenguh. Suara desahan, erangan, lenguhan mereka bertiga saling bersahutan dan keringat sudah membanjiri tubuh mereka bertiga.

“Oooohhhhh.... hhhmmmm.... aaaahhh... hhmmmm... ssstttt... hhmmm... aaahhh...” desah Susi keenakan.

“Sssssttttt... ooougghh... hhhhmmm... ssstttt... aaaahhh...” Tinapun mendesah keenakan.

“Oouughhhh Suuuuus... enak Suuus... terus goyang Suuuus... terus... yaaa... sssssttttt... aaahhh...” erang Joni menikmati goyangan Susi.

Tubuh Susi menggelinjang saat tangan kiri Tina mulai merambah selangkangannya, tangan Tina mulai meng-gosok2 1t1lnya dengan lembut. Terkadang Tina me-milin2 1t1l tersebut. Gosok-pilin, gosok-pilin tangan Tina tak henti2nya bergantian melakukan hal tersebut di 1t1lnya membuat dirinya semakin merasa keenakan.

Sementara saat tangannya sibuk di no nok Susi, Tinapun mendapat serangan yang lebih hebat dari tangan Joni di no noknya. Tangan Joni yang tadinya hanya meng-elus2 no noknya dari luar, kini jari tengah Joni mulai menerobos masuk kedalam liang no noknya. Walau tidak seketat saat kon tol Joni yang menggesek dinding no noknya tersebut, namun Tina menikmati gesekan2 jari Joni didinding no noknya.

Jari tengah Joni mengocok liang no nok Tina seiring dengan kocokan kon toknya di no nok Susi. Kini kedua wanita yang no noknya sedang dikocok oleh Joni tersebut semakin meng-erang2 keenakan.

Joni mencabut jari tengahnya dari liang no nok Tina. Namun Joni dengan segera memasukkan kembali jari tengah dan jari telunjuknya kedalam liang no nok Tina. Tinapun semakin keenakan dengan bertambahnya jari tangan Joni yang masuk di liang no noknya, membuat gesekan2 di dinding no noknya tambah kerasa. Gerakan tangan Joni yang mengocok liang no nok Tina kadang2 diselingi dengan menggoyangkan kedua jarinya kekekiri dan kekanan persis dibelakang 1t1l Tina berada sementara ibu jarinya bergerak di1t1l Tina, sehingga membuat Tina semakin menggelinjang merasakan nikmatnya gesekan jari2 tangan Joni diliang no noknya dan lembutnya gesekan ibu jari Joni di1t1lnya.

“Sssssttttt... Oooohhhh... Joooooon... ooohhh... hhhmmm... eeenaaak... terus... Joooon... ssssshhhhh... oooohhhhh...” erang Tina keenakan.

“Oooohhh.... 1t1lku Tin... 1t1lku gesek terus... sssstttt... ooogghhh... tekan lebih dalam kon tol loe Jooooon... sodok no nok gue... sssssttttt... aaagghh...” Susi meng-erang2 menikmati gesekan tangann Tina di 1t1lnya dan sodokan batang kon tol Joni diliang no noknya.

“Aaaghh.... kaliaann... juga enak...?” tanya Joni pada Susi dan Tina, “Oooghhh... begini Sus... enak Tin... aaahhh!!!!” erang Joni sambil menekan kon tolnya dalam2 diliang no nok Susi dan jari2nya semakin aktif menggesek 1t1l dan dinding liang no nok Tina.

Susi dan Tina betul2 menikmati gocekan2 Joni di liang no nok mereka, dan Jonipun menikmati jepitan no nok Susi di kon tolnya. Tubuh mereka semakin banjir oleh keringat. Mereka bertiga berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan mereka, suara lenguhan dan erangan mereka semakin sering terdengar,

“Sssssttttt... Oooghhh... enaaaak Jooooon... terus sodok lebih yang kuat no nok gueeee... aaaaggghhh... iiiyaaa... terusss Jooon... terusss... buat gue puaaasss... aaaaghhh!!!!” Susi meng-erang2 keenakan.

“Joooon.... aaaghh... eeenaak Joooon... terusss... goyang tanganmu... aagghhh... tekan Jon... tekaaan lebih kuat Jon... sssstttt... aaagghh... enaaak...” erang Tina menikmati gesekan jempol tangan Joni di 1t1lnya dan rojokan jari2 tangan Joni diliang no noknya.

Jonipun semakin menyodokkan kon tolnya lebih dalam lagi kedalam no nok Susi, sehingga pangkal selangkangan mereka berdua sering beradu akibatnya menimbulkan suara PLOK... PLOK... PLOK... PLOK... PLOK...

Suara aneh tersebut menambah gairah birahi mereka semakin membara. Tangan Jonipun semakin aktif dan kuat me-nekan2 1t1l Tina dan merojok liang no noknya.

Joni merasakan kenikmatan yang sangat saat kon tolnya melesak lebih dalam diliang no nok Susi, ia merasakan ujung kepala kon tolnya bersentuhan dengan dinding rahim Susi,

“Aaaaaghhh Suuuuus... enaknya no nok loe... ssssttttt... oooughhh...” erang Joni

Dan, tubuh Tina terlihat mulai mengejang dan me-ngejut2, Tina meraih orgasmenya. Desakan cairan orgasmenya yang hendak menerobos keluar dari liang no noknya tidak dapat ia pertahankan lagi, dengan melenguh panjang iapun akhirnya memuntahkan cairan orgasmenya,

Sssrrrr.... Ssssrrrrrr... ssssrrrrr... sssrrrrr... ssssrrrr... sssrrrr.... Sssssrrr..... no nok Tina memuntahkan cairan orgasme untuk yang ke2 kalinya. Kali ini cairan yang dikeluarkannya sangat banyak hingga mengalir membasahi tangan Joni.

“Sssssttttt... Ooouughhhh Jooooon... gueeee keluar laagii... aaaaghh... enakk Joooon... nikmat sekaliiii Joooon... sssstttttt... ooooohhhhh...” Tina mengerang. Tubuhnya bergetar dengan hebatnya, pantatnya mengejang, liang no noknya berkedut dengan sangat kuat seiring dengan menyemburnya cairan orgasmenya.

Susi yang tahu bahwa Tina sedang mengalami orgasmenya, berusaha menambah sensasi kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Tina dengan me-remas2 kedua susu Tina, sambil tetap memaju mundurkan pantatnya di atas kon tol Joni. Remasan tangan Susi di kedua susunya menambah kenikmatan bagi Tina. Tubuhnya semakin bergetar, nafasnya ter-engah2 hingga akhirnya tubuh Tina ambruk. Ia merasakan kedua kakinya yang sedang berlutut menjadi lemas akibat puncak kenikmatan yang berhasil ia raih sehingga kedua kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya.

Setelah Tina ambruk disamping tubuh Joni, Susipun langsung memeluk Joni sambil memajumundurkan pantatnya dengan cepat. Sesekali iapun menggoyang dan me-mutar2 pantatnya.

Sementara Joni dengan kedua tangannya mulai memegang dan me-remas2 kedua bongkah pantat Susi sambil terus mengimbangi gerakan pantat Susi. Saat Susi memajukan pantatnya tangan Joni membantu dengan menekan pantat Susi kuat2. Terkadang Joni menahan gerakan pantat Susi dan sebagai gantinya Joni me-nyodok2kan kon tolnya keluar masuk liang no nk Susi dari bawah. Gerakan pantat Susi semakin bertambah cepat, nafasnyapun semakin memburu dan ter-engah2.

Mulut Joni dan Susi sibuk saling melumat dan lidah keduanya sibuk menari. Desahan dan lenguhan mereka semakin menjadi, gerakan mereka semakin liar, goyangan mereka semakin cepat dan tidak beraturan,

“Oooughhh... hhhhmmm... Jooooon... Hhhmmm... ssslrrppp... aaaaghh... terus... ssslrpp... aaagghh gue sebentar lagi keluar... sssstttt... ooooohhhh...” Susi melenguh sambil tetap memagut bibir Joni.

“Oooghh... sssshhhh... aaahhhh... hhhmmm... iiyaaa Sus... Aakuu juga mau keluar... ssssttttt... aaaaaghhh...!!!!!!” lenguh Joni sambil menyodokan kon tolnya kuat2 didalam liang no nok Susi. Kon tolnya ber-kedut2 menyemprotkan pejunya. Tubuh Jonipun mengejang.

Menyadari Joni telah mendapatkan orgasmenya, Susi semakin liar me-mutar2 pantatnya. Beberpa detik kemudian tubuhnyapun bergetar dengan hebat, no noknya pun berkedut dengan kuat menyemburkan cairan orgasmenya.

“Sssssstttt... ooooohhhh... Jooooon... Gue... kellluaar... ssssttttt... aaaaahhhhh...” Susipun mengerang.

Crrooooottt..... crroooooottt..... crrooooottt.... Crroooooooooott......
Ssssrrrrrr.... ssssrrrrr....... ssssrrrr..... sssrrrr......

Batang kon tol Joni menyemburkan pejunya disusul dengan no nok Susi yang menyemprotkan cairan orgasmenya. Kini liang no nok Susi penuh oleh peju yang bercampur dengan cairan orgasmenya. Begitu banyak cairan tersebut hingga mengalir keluar menetes membasahi sprei. Joni merasakan otot2 dinding liang no nok Susi me-remas2 kuat batang kon tolnya, sementara Susi juga merasakan kon tol Joni yang ber-kedut2 dengan kuat. Nafas mereka berdua ter-engah2. Kedua tubuh mereka seolah menyatu dan basah kuyub oleh keringat.

Setelah proses orgasme mereka berdua selesai, Susi membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Kini Joni terbaring diantara tubuh Susi dan Tina. Tutypun akhirnya mendekatkan dirinya disamping Tina. Senyuman manis menghiasi bibir ketiga cewek tersebut. Raut muka ketiga cewek tersebut menggambarkan raut wajah yang penuh dengan kepuasan. Mereka bertiga betul2 telah merasakan bagaimana perkasanya Joni. Mereka bertiga merasakan kepuasan yang luar biasa saat dien tot oleh Joni. Kepuasan tersebut ternyata melebihi apa yang mereka bertiga bayangkan sebelumnya.

Sementara bagi Joni, sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa dalam hidupnya malam ini dapat menggilir 3 cewek cantik sekaligus. Kini telah empat no nok yang dia rasakan semenjak pertama kali merasakan nikmatnya no nok cewek, yaitu saat ia berhasil menyetubuhi Mirna.

Sepanjang malam hingga pagi mereka ber4 habiskan dengan melampiaskan nafsu birahi mereka. No nok ke3 cewek tersebut tidak henti2nya ber-ganti2 menikmati kon tol super Joni.
Dan seakan tiada letihnya Jonipun menggilir ke3 cewek tersebut. Menjelang pagi hari barulah mereka tertidur dalam kelelahan yang sangat menguras tenaga mereka. Mereka terlelap dalam kepuasan birahi yang tak terkira.


This post first appeared on Kisah 17Thn | Cerita Dewasa Khusus 18 Tahun Keatas, please read the originial post: here

Share the post

Petualangan Birahi Joni 2 - Four Some (Susi, Tina & Tuty)

×

Subscribe to Kisah 17thn | Cerita Dewasa Khusus 18 Tahun Keatas

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×