Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Petualangan Cinta Hendra - Bercinta dengan teman kantorku

Tags: yuli kontolku

Petualangan Cinta Hendra - Episode 16, Bercinta dengan teman kantorku, Yuli

Senin pagi Mbak Dina pulang ke Bandung, dengan berat hati mbak Dina meninggalkan kota Jakarta, selama beberapa hari ini mbak Dina betul-betul sangat merasa puas sekali dengan batang pusakaku, entah berapa kali mbak Dina mencapai kepuasan selama keberadaannya di Jakarta, mbak Dina betul-betul merasa berat harus berpisah dengan diriku, kata dia sebetulnya bukan berat berpisah dengan diriku tapi dengan batang pusakaku dia berat untuk berpisah karena katanya lagi entah kapan lagi dia dapat merasakan sodokan-sodokan batang pusakaku ini, sambil menunggu di tempat travel mbak Dina berpesan padaku untuk segera ke Bandung bila aku sedang cuti, karena dia ingin menikmati lagi bersetubuh denganku, akupun mengiakan, sebetulnya aku ingin juga mengantarkan mbak Dina pulang ke Bandung, hanya kerjaanku masih menumpuk.

Setelah mobil travelnya mbak Dina berangkat, aku langsung mengarahkan mobilku kearah kantorku, diperjalanan ke kantor aku tersenyum sendiri, sekali lagi ilmu Ki Jaya berhasil, kali ini korbannya kakak kandungku sendiri, tinggal adik kandungku yang masih gadis yang belum kusentuh dengan batang pusakaku, memikirkan adik kandungku rasanya aku ingin segera mengambil cuti terus berangkat ke Bandung, tapi kalau kupikir-pikir lagi adikku itu masih perawan (mungkin) kalau kusetubuhi terus calon suaminya tidak terima kalau dia sudah tidak perawan lagi, bisa berabe urusannya, paling-paling bisa kunikmati tubuh adikku itu kalau dia sudah menikah.

Tanpa terasa mobilku sudah tiba di depan kantorku, akupun segera memarkirkan mobilku, kulihat suasana pelataran parker masih sepi, kulihat jam tanganku dan akupun tersenyum sendiri saat melihat jam masih menunjukkan pukul 7.30 pagi, pantesan sepi, segera aku naik kelantai kantorku.

Suasana kantorpun masih sepi sekali, yang baru terlihat hanya anak-anak cleaning service, akupun m*****kah menuju keruanganku, kulihat ruanganku sudah dibersihkan dan dirapihkan oleh anak-anak cleaning service, aku segera menuju meja kerjaku dan langsung menyalakan laptop, setelah menunggu beberapa saat laptopku loading icon Outlook langsung aku klik, aku cek email-email yang masuk, saat aku asyik membaca email-emailku, seseorang berdiri diambang pintu ruanganku tanpa kusadari.

“Wuih, yang lagi rajin, jam segini tumben-tumbenan udah di kantor,” kata sesosok tubuh itu dengan lembut.

Aku sedikit kaget mendengar suara teguran dari sosok tubuh itu, karena pintu ruanganku tadi sudah kututup, kulihat sosok tubuh yang menegurku itu ternyata adalah Yuli, Yuli adalah Accounting Manager perusahaan kami, orangnya lumayan manis, status Yuli sudah menikah dan sudah mempunyai dua orang anak, dia sering kuperhatikan dari arah belakang karena kusuka dengan bentuk pantatnya yang sekal dan montok tapi tidak terlalu besar, kalau dari bagian depan sich namanya sudah punya anak dua, perutnya sudah agak membuncit, tapi tidak terlalu besar.
“kebetulan ajach nich, tadi habis nganterin kakakku ke travel, jadi langsung aku ke kantor daripada balik lagi kerumah,” jawabku sambil memandangi dirinya.

Kulihat hari ini dia mengenakan rok terusan berwarna kuning tanpa lengan, potongan depannya berbentuk U yang cukup rendah sehingga memperlihatkan belahan dadanya, bagian bawah roknya melebar dan panjangnya hanya setengah pahanya, kulihat kulit pahanya yang mulus dan jari-jemarinya yang lentik dengan lengan yang putih mulus.

“Hen, gua bisa minta tolong gak,” tanyanya.

“Tolong apa dulu, kalau bisa gua bantuin yach gua tolongin dech,” jawabku.

“Pasti bisalah, sebentar gua ambil filenya dulu,” katanya sambil meninggalkan ruanganku.

Tak lama kemudian Yuli kembali muncul diruanganku, dia langsung menuju mejaku setelah menutup pintu ruanganku, saat dia berdiri disampingku tercium wangi parfum yang menggugah birahiku, Yuli meletakkan filenya di mejaku, dengan sedikit membungkuk dia menunjukkan file tersebut padaku, bagian depan roknya yang berbentuk U itupun turun saat dia membungkukkan badan, sehingga aku dapat melihat kedua payudaranya yang masih tertutupi oleh BH warna hitamnya, sontak saja si otongkupun bertambah menggeliat dalam kurungannya, tanpa sadar akupun membetulkan posisi siotongku.

“Kenapa punyamu itu, gatel yach,” kata Yuli yang melihat perbuatanku.

“Eehh…gak..cuman ini salah posisi, gara-gara loe sich… hehehehe,” jawabku sambil nyengir kuda.

“Eh..kok nyalahin gua, emangnya salah apa gua,” tanyanya lagi bingung.

“Iyach gara-gara wangi parfummu tuch, sama itu tuch….gara-gara loe membungkuk, jadi daleman loe keliatan dech…,” jawabku sambil masih nyengir.

“emang parfum gua bisa bikin orang terangsang yach, atau loe ajach yang ngeres, kalau ini keliatan sich anggap aja gua lagi amal…hihihihihi..,” katanya lagi masih dengan posisi membungkuk.

“iyach lah, makanya punyaku jadi bangun, hahahaha…gak ngeres sich pikiran gua… gak ada pasirnya kok, betulin tuch bajunya ach... loe amal…gua sengsara,” kataku lagi sambil berusaha untuk tidak melirik benda yang ada dibalik roknya.

“hihihihihi…biar ajach, seperti gak pernah lihat yang beginian ajach, n*****sa-n*****sa dech,” katanya lagi.

“bukan gak pernah lihat atau pegang yang begituan, Yul. Tapi ini terlihat tapi tidak tersentuh, itu yang bikin gua sengsara tau gak,” kataku pura-pura ngambek.

“hihihihihi…emang masih nafsu sama yang udah disedot dua anak,” katanya lagi.

“eh..nich..orang..nantangin lagi tar gua sedot juga tuch buah,” kataku lagi mengancam Yuli.

“hihihihi..siapa takut disedot, pengen dong, pasti geli-geli gimana gituh, eh..Hen… ngomong-ngomong sepertinya punyamu bangun tuch, tuch celanamu udah menggembung begitu, hihihihihi…loe terangsang yach ngeliat tetek yang udah disedot tiga orang ini,” katanya lagi.

“bukan udah bangun kalee, udah dari tadi semenjak mencium wangi parfummu dan melihat belahan toketmu, tiga orang yang udah nyedot, kan anak loe cuman 2?” tanyaku sedikit heran.

“hihihihihi…telmi juga loe, tiga orang itu anak gua dua dan yang satunyakan laki gua,” katanya lagi.

“Ooohhh…begitu, iyach sebentar lagi kalau gak loe benerin jadi empat orang dach yang nyedot tetek loe,” kataku mengancam lagi.

“biarin gua seneng ngeliat orang sengsara, lagian suruh siapa cuman cium wangi parfum sama ngeliat belahan toket aja pake bangun punyanya,” katanya lagi sambil nyubit dadaku.

“emangnya loe bener-bener terangsang yach, Hen,” lanjutnya.

“Ya..iyalah…masa gua boong, nich kalau gak percaya pegang punya gua yang udah bangun,” kataku lagi sambil menarik tangan kanannya dan menaruhnya di s*****kanganku.

“Astaga….Hendra….punyamu itu..ckckckckck….ini….ini….ckckckckck…panjang sekali…,” katanya kaget sambil merabai punyaku dari bawah sampai keatas.

“Benerkan udah bangun, kalau itu sich emang, punya gua sich panjang,” kataku sambil membiarkan tangannya yang sedang merabai punyaku.

“Busyet dach, ini panjangnya sampai melebihi puser loe, iiihhhh….serem…gak kebayang kalau kena sodok sama yang panjang begini, hihihihihi…pasti mentok yach,” katanya lagi.

“Emang punya laki loe gak sepanjang ini, kalau mentok enggaknya harus dicobain, baru tahu mentok atau tidaknya…hahahahaha…,”kataku lagi menggoda dia.

“Ya enggaklah, punya laki gua setengahnya ajach gak ada, tapi ini beneran punyamu sepanjang ini, atau ini handuk atau kain atau kertas yang digulung-gulung, hihihihi…agak gak percaya ada orang Indonesia punyanya panjangnya sampai segini,” katanya lagi mencoba mengukur panjangnya punyaku dengan jari-jari tangannya.

“Sembarangan, gak percaya mau lihat, nich gua kasih lihat, periksa ama loe punya gua ini beneran panjang atau boongan,” kataku sambil menarik risletingku dan membuka ikat pinggang serta kait celanaku.

“Astagaaaaaa…..Hendra….ckckckckck…..beneran panjang punyamu ini dan besar lagi, busyet dach kalau kena sodok punya loe ini, bakalan tepar gua,” katanya kaget tangannya kembali merabai punyaku dari bawah sampai keatas.

Yuli tersentak kaget saat melihat kontolku yang nyaris hanya setengahnya tertutup oleh CDku sementara sebagian lagi tidak tertutupi oleh CDku, dia melihat bulatan kepala kontolku yang besar, dan tangannya saat itu tengah menyentuh kepala kontolku dan sedang mencoba mengukur diameternya dengan jarinya.

“Gila nich besarnya, jari telunjukku sama jempolku gak bisa bersentuhan,” katanya sambil melingkari batang kontolku dengan jari telunjuk dan jempolnya.

“Benerkan panjangnya punya gua ini bukan boongan?,” tanyaku.

“Iyach…bener…gua...percaya..dech, kalau tidak melihat sendiri mungkin gua gak percaya, punya loe panjang ama gedenya seperti artis-artis BF tuch, seperti kontolnya raksasa…hihihihihi” katanya lagi.

“Udach ach,” kataku sambil berusaha untuk menarik risletingku keatas.

“Entar…sebentar Hen…sebentar…gua masih mau puas-puasin ngeliatnya, belon kenyang gua ngeliatnya…hihihihihi,” katanya lagi sambil menahan gerakan tanganku.

“Ini orang, emangnya barang gua nich barang pajangan, buat dipandangi ajach,” kataku.

“Sebentar Hen…sebentar…gua masih penasaran dengan bentuk keseluruhan batang loe ini, please…Hen…gua mau lihat semuanya…maksud gua jangan terhalangi oleh CD loe ini nich,” katanya lagi sambil menarik kebawah CDku.

“Oooohhh…..betul-betul sempurna punya loe Hen, bener-bener panjang dan besar, ckckckckck kalau masuk ke tempik gua gimana yach rasanya…pasti tempik gua penuh dijejali oleh batangmu, hihihihihi…jadi gatel nih tempik gua, gara-gara ngeliatin punya loe,” lanjutnya sambil mengusap-usap s*****kangannya.

“Loe gak cuci kalee tempik loe tadi bekas buang air, makanya gatel…hahaha…,” kataku.

“Enak ajach, sorry lah yach, gua sich selalu gua cuci terus gua sabunin,” katanya.

“Ini gatelnya beda ama yang gak pernah dicuci,” lanjutnya.

“terus tempik loe gatelnya pengen digaruki ama batang gua ini yach…hahahahaha,” kataku sambil bangkit dari tempat dudukku dan menyodorkan punyaku ke s*****kangannya.

“hihihihihi…sepertinya sich begitu, Hen coba gesek-gesekkan kepala kontolmu itu di tempikku, siapa tau gatelnya hilang,” katanya sambil mengangkat roknya.

Tanpa diminta dua kali akupun menggesek-gesekkan kepala kontolku kebelahan memeknya yang masih terbungkus oleh CD hitamnya, Yuli langsung mendesah merasakan gesekan kepala kontolku dibelahan tempiknya, aku juga merasakan geli saat kepala kontolku itu bersentuhan dengan CD hitamnya yang menutupi belahan tempiknya.

“Oooooohhhh….Hen…iyach…enaaak…agak berkurang gelinya…oooohhhh….baru belahan tempiknya yang masih tertutup ama CDku ajach yang kena gesek udah enak begini, apalagi kalau gak ada penghalang,” lenguhnya sambil menurunkan CDnya sehingga belahan tempiknya dan semak-semak hitamnya yang cukup lebat terlihat olehku,

“Coba gesek lagi Hen,” pintanya.

Akupun menuruti permintaannya, kugesekkan kembali kepala kontolku di belahan tempiknya dari bawah sampai keatas tepat ke tempat sembunyi itilnya, lagi-lagi Yuli melenguh merasakan gesekan kepala kontolku dibelahan tempiknya yang kali tanpa ada penghalang.

“Ooooohhhhh….iyach…Hen…lebih…enaakk…teruss…gesek-gesek..lagi….oooohhh… iyaaacchhh….ssshhhh….oooohhh….ssshhhhh….gilaaa…ena aknya….,” lenguhnya lagi menikmati pergesekan itu.

“Nikmatin Yul, nikmatin..kalau sudah hilang gatalnya ngomong yach,” kataku.

“iyaaacchhh….oooohhhh….Hen….ooohhhh….pintu…Hen…pin tu…kunci…dulu…nanti…ada…yang…datang…oooohhh…..,” lenguhnya sambil mengingatkanku tentang pintu ruanganku.

Akupun teringat dengan pintu ruanganku, aku segera menuju kepintu ruanganku dan menguncinya, kemudian aku balik ke mejaku lagi, kulihat Yuli sudah duduk diatas mejaku, kedua kakinya sudah terbuka lebar, sementara CD hitamnya kulihat sudah tergeletak diatas meja, kudekati s*****kangannya yang sudah menantikan kehadiran batang kontolku.

“Hen…gesekin…lagi…kontolmu…itu…ke…tempikku…,” pinta Yuli melihat aku datang menghampirinya.

Kembali kepala kontolku kugesek-gesekkan perlahan dari bawah keatas bolak-balik, Yulipun melenguh kembali merasakan gesekan kepala kontolku itu, sedikit demi sedikit bukan hanya bagian luarnya saja yang kugesek-gesek, tapi kepala kontolku mulai bergesekan dengan tepian dalam bibir tempiknya, kulihat juga itilnya mulai menyembul keluar dari lubang persembunyiannya.

Sebetulnya dari semenjak aku mencium wangi parfumnya dan melihat belahan toketnya, ajian dari Ki Jaya sudah kurapal, tanpa disadari oleh Yuli saat aku mulai bercanda dengan dia tentang payudaranya yang terlihat olehku, dia sudah masuk dalam perangkap birahiku, sehingga sekarang aku dapat menggesek-gesekkan kepala kontolku di belahan memeknya dan Yuli hanya bisa pasrah dengan menikmati permainan yang kulakukan sekarang ini.

“Oooohhh…Hen…tambah…enak….oooohhh…terusss…Hen….ter usss….tempikku…sudah…tidak…gatel…lagi…tapi….terus… Hen…terus…enaaakk…ooohhhh….Hen…masukin…sedikit…kep ala…kontolmu…Hen…kedalam…tempikkuuuu….ooooohhh…pee lllaaaaaan…Heen…pelaaaan….kontolmu…kegedean…tempik ku…gak…muaattt….ooooohhh….ssshhhhh….pelaaaan..pela aan….Hen….oooohhhh….gilaaaaaa…..matiiii…akuuu….kon tolmu…kegedean….ooohhhh….,” Yuli mengerang sejadi-jadinya saat permintaannya kupenuhi kepala kontolku mulai menyelinap masuk kedalam tempiknya.

“Iyach...ini…juga…pelan...Yul….memekmu…sich…kesemp itan….padahal…udah…dua…kepala….yang…melewati…terow onganmu..ini….hheeehh…tapii…masiiihhh….sempiitt…aa jaachhh…,” erangku saat menyelipkan kepala kontolku dimemeknya Yuli.

Sllleeeeepppppp…..kepala kontolku terjepit sudah oleh memeknya Yuli, kudiamkan sebentar sambil kulihat Yuli yang masih megap-megap oleh desakan kontolku di lubang kemaluannya.

“Oooooohhh…Heenn…gillaaa….kontolmu…besar…sekali….H eeenn….ooohhhh….bukan…memekku…yang…kesempitan….ooo ohhhh…..ssshhhh….aaaahhh….oooohhh….enaaakkkk…sekaa lliii….memekku…dipenuhi…kontolmu..yang…besaar…ini… oooohhh…,” Yuli merintih nikmat.

“Hhhhmmmm….akuuu…jugaaa….Yuulll…enaaak…dijepit…mem ekmu…yang…sempit…ini…baru…kepalanya…ajach…udah…ena k…apalagi…kalo..batangnya…yang…kejepit…oooooohhhh… ..Yuuulll….kumasukin..lebih…dalam…yachhh…kontolku… ini…aku…pengen…ngerasaain…jepitan…memekmu…dibatang ku….,” erangku sambil meminta ijin untuk mendorong lebih dalam lagi batang kemaluanku.

Tanpa menunggu jawaban dari Yuli aku mulai mendorong maju kontolku….Bbbllleeeeesssss……dengan perlahan kontolku mulai menyeruak masuk kedalam rongga kenikmatan Yuli, sedikit demi sedikit batang kemaluanku mulai tertelan oleh memeknya Yuli….blleeessssss……bbblllleeeesssss…..batang kemaluanku sudah lebih dari setengahnya terbenam di lubang memek Yuli, Yuli semakin merintih-rintih kesakitan dan keenakan, Yuli merasakan antara sakit dan enak sedang melanda memeknya, mulutnya megap-megap seperti ikan yang kekurangan air.

“hhheeeehhhh….pelllaaannn….Heeennn….peellaaaaaaaan nnn…aaaaaarrrggghhh…..Heeennnnndraaaaa….jeeeboooll l….memekkku…..aaaaaggghhhhh…..aaauuuuwwww….ssshhhh hh….aaaahhhhh….saaaakkiiiittt……meemeekkkkuuu…..sss shhhhh…..aaaaahhh….enaaaaakkkk…..ssshhhhh…..,” Yuli merintih-rintih kesakitan bercampur enak saat kontolku mulai menyeruak masuk di lubang senggamanya.

“Uuuuggghhhh…matii…guaaa….Hennn….mmaatii….ooouuugg hhh…..Heeenn….stoooppp…..jangannnn…dorong…masukk.. lagi..kontolmu..ituuu….ooouugghhh….sshhhh….taahhaa aaannnn….Heeenn…..taahhaaannn…..sakkkiiittt…periii hh…memekkuuu….oooouuugghhhhh….roobeeekkk….memekkku u….ssshhhh…..giilllaaaa….Heeenn….kontolmuuu….gilla aaaa….gede…bangeetttt…..robek…memekku…dibuatnya…oo ohhhh….sshhhh….,” rintih Yuli yang merasa perih dan sakit melanda memeknya akibat diterjang kontolku.

Akupun menghentikan gerakan majuku, kudiamkan sejenak kontolku yang memenuhi rongga kewanitaan Yuli itu, kubiarkan memek Yuli beradaptasi dengan besarnya kontolku itu, kupagut bibirnya Yuli yang sedang megap-megap dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk kedalam rongga mulutnya, lidahku mulai menari-nari dalam rongga mulut Yuli, kedua tanganku juga ikut beraksi, kuraba punggungnya Yuli mencari risleting roknya, tebakanku ternyata betul, risleting gaun kuning yang dikenakannya berada diatas, setelah menarik turun risletingnya dan membuka kancing kaitnya, tanganku mulai mengusap-usap punggungnya yang sudah tidak tertutupi oleh gaunnya, dengan perlahan kedua tanganku mulai mengarah ke BHnya, dengan cepat kedua tanganku melepaskan kaitan BHnya, sementara mulutku masih asyik bertempur dengan mulutnya Yuli.

Setelah kaitan BHnya terlepas, gaun kuningnya mulai kutarik kedepan dan kuloloskan kearah kedua tangannya, sehingga kedua teteknya yang sudah tidak terlindungi oleh branya mulai terlihat oleh mataku, dengan segera kedua tanganku menjemput kedua payudaranya itu dan mulai meremas-remas, Yuli merasakan geli saat kedua payudaranya itu diremas-remas oleh kedua tanganku.

“Hhhhhmmmm….Heeenn….hhhhmmmm…ssslllrrrppp….hhhhmmm m….geeellliiii…..hhhhmmmmmm…..ssllllrrpppp….naaakk kaaaalll…kamuuu…..Henn….hhhmmm….slllrpppp….oooohhh h…..hhhhmmm……ssslllrrpppp…..Heeeennn….tetekkuuuu…. Heenn…..hisaaaappp….hhhhmmm….sssllrrppp….,” Yuli mendesah menikmati remasan-remasan tanganku dikedua teteknya.

“Hhhhmmmm….paasti…Yul…pasti…kuhisap…tetekmu….biar… kamu…merasakan…nikmatnya…kenyotan..orang…keempat…i ni…hehehehehe….,” kataku sambil mulai mengarahkan mulutku keteteknya, dengan perlahan-lahan bibirku mulai menelusuri lehernya dan berakhir di payudaranya yang sebelah kanan.

Ssslrrrrpppp….ssslllrrrpppp….ssllrrrrppppp….kuhisa p-hisap teteknya yang sebelah kanan dengan penuh nafsu, sementara tangan kiriku masih asyik meremas-remas teteknya yang sebelah kiri, rintihan-rintihan nikmat Yuli semakin sering terdengar, tangan kanannya meremas-remas kepala dan rambutku, nafsu birahinya semakin memuncak, rasa perih dan sakit yang sedang melanda di memeknya sudah mulai tidak dia rasakan, karena kurasakan saat itu kontolku dengan perlahan-lahan mulai menyeruak masuk lebih dalam di rongga kenikmatannya, bukan aku yang mendorong masuk kontolku itu, tapi Yuli sendiri yang sedang menaikkan pantatnya, kulihat tangan kirinya bertumpu pada meja, sementara itu kulihat pantatnya sudah terangkat dari meja.

“Oooohhhh…Heeennn….geeliiiiii….nikmaat….teruuusss… hisapp…tetekkku…ooohhhh….remaaassss…tetekku…..oooo hhhhh….ssshhhh…..aaaahhhh…..ssshhhh…..ooohhhh…..He eennnn….enaaakkknyaaaa….oooohhhh…memekkuuu…..ooooo hhh…..kontolmuuuu…Heenn…..kontooollmuuuu…..oooohhh h….mentoooookkkk….dilubang…memekku…..oooohhhh…sssh hhhh….oooohhh…Heeennn…..,” Yuli merintih kegelian dan keenakan, tanpa dia sadari gerakan mengangkat pantatnya membuat kontolku melesak jauh kedalam relung kenikmatannya.

Aku merasakan dinding rahimnya sudah tersentuh oleh kepala kontolku, kulihat kepala Yuli mendongak kebelakang saat dinding rahimnya tersentuh oleh kepala kontolku, mulutnya merintih-rintih merasakan enak yang luar biasa, mungkin ini pertama kalinya dia merasakan dinding rahimnya tersundul oleh kemaluan lelaki, kulihat pantatnya masih terangkat dari meja, dan kulihat batang kontolku masih sepertiganya berada diluar lubang kemaluan Yuli.

“Oooohhh…Heeenn….mentoookk…..Heen…punyamuuu…mentoo kk…Hen…oooohhhh….periiiihhhh….tapiii…enaaakkk….ooo ohhh…Heen….teruusss….hisaaaapppp…oooohhhh….gillaaa aaa….enaaakkknyyaaaa….oooohhhh…..Heeennn…..,” Yuli merintih keenakan sambil mulai memutarkan pantatnya dan memaju-mundurkan pantatnya.

Sssllrrrrppppp……sssssrrrtttttt…..ssllrrrppppp….ble eesss….ssllrrpppp….sssrrtttt…bleessss…..sssllrrppp p…..suara hisapanku di teteknya bercampur aduk dengan suara kontolku yang sedang keluar masuk di memeknya Yuli.

Yuli semakin gencar menggerakkan pantatnya sehingga membuat kontolku semakin gencar keluar masuk di lubang senggamanya, akupun tidak mau kalah gerakan oleh Yuli, akupun mengimbangi gerakan pantatnya Yuli, setiap dia mendorong maju pantatnya akupun menekan pantatnya dan saat dia menarik pantatnya akupun ikut menarik mundur kontolku, sementara kedua tanganku masih asyik meremas-remas payudaranya Yuli, mulutkupun masih asyik melahap kedua payudaranya Yuli serta menjilati kedua putingnya silih berganti dari kiri ke kanan.

“Oooohhh…Hendraaaa….oooohhh…ssshhhh….oooohhhhh….ss shhhh…teruuuss…enaaakk…hisap..tetekkuuu….oooohhh…. teruuuusss…nikmaaaattnya…kontolmuuuuuu….Heennnn….a aaahhhhh….sshhhhh…oooohhhh….ssshhhh….enaaaakkknyaa a….dientoootttt….kontoooolll….geeedeeeee….aaaaahhh hh…..ssshhhh….ooohhhh…Heeen….teruuusss….Heeen….ter uuuussss….,” rintih Yuli yang merasa keenakan.

Gerakan maju mundur pantatnya Yuli semakin bertambah cepat, rintihan-rintihan nikmatnya semakin kerap terdengar, kutahu bahwa Yuli ingin segera mencapai puncak kenikmatannya, sementara akupun ingin segera tuntas karena aku khawatir ada orang yang sudah datang di kantor, akupun ingin segera menyemprotkan spermaku kedalam rahimnya Yuli, akupun segera mengimbangi gerakan Yuli, kedua tanganku beralih ke bongkahan pantat Yuli yang sedang terangkat, sambil meremas-remas bongkahan pantatnya Yuli, akupun mengimbangi gerakan Yuli.

Cairan precum kami semakin banyak keluar dari kemaluan kami, vagina Yuli semakin banjir oleh cairan precum kami sehingga membuat kontolku semakin lancar keluar masuk di vaginanya, kulihat kedua mata Yuli terpejam dengan mulut terus menerus mengeluarkan suara rintihan, pantatnya sudah tidak terangkat lagi, kedua tangankupun sudah beralih memegangi pinggulnya, sementara tangan Yuli melingkari leherku, gerakan pantatnya berhenti, sekarang aku yang bergerak secara maksimal, setiap kontolku melesak masuk kedalam memeknya Yuli, akupun selalu mendorongnya dalam-dalam sehingga kepala kontolku bersentuhan dengan dinding rahimnya, gerakan seperti itu kulakukan terus menerus dengan gerakan yang cepat, membuat Yuli mengerang merasakan dinding rahimnya tersundul oleh kepala kontolku.

“oooouuuuuffff…..Heeen…..mentoookk….ooouuugghhh….t erasaaa…betuuullll….kooontoolllmuuu….didinding…rah imkuuuu….ooouuuffff…..aaaahhh…..Heeen….aaakuuu…mau uu…keluaaarr….Heeennn….ooohh….percepat….Heennn…per cepat…kontolmuuu…ituuu…ooouuuuhhhhh….ssshhhh….aaah hh….Heeen…..entooottt….akuuu…lebiiihhh…cepaaatt….a aahhh…sshhhh…sshhh…aaahhhh….Heeen….lebiihhh…daaall laaaammm…aaaahhhh….ssshhhh….ooohhh…Heeenndraaaaaaa …….,” Yuli mengerang keenakan.

“Akkuuu…jugaaa…Yuull….akuuu…jugaaa…mau…keluaaar….a aahhh….enaaakkk…memekmuuu…enaaaakkk….Yul….oooohhhh ….,” akupun mengerang.

Air maniku mengalir dengan derasnya di batang kemaluanku, alirannya sudah hampir tidak dapat kubendung lagi, kontolku semakin menegang, sedikit demi sedikit spermaku sudah berkumpul di kepala kontolku, s***** tak lama kudengar Yuli mengerang panjang menyambut puncak kenikmatannya yang berhasil dia rengkuh.

“Ooooooohhhhhh…….Heeeennnndraaaaaaa……aaakkkuuuuu…. .keluuaaaaaaarrrr…..aaaaahhhhhhh……..oooooohhhhhh…. ssssshhhhhh…….oooohhhhh…..Heeennnn….enaaaakkkk….be tuuuulllll….kontolllmuuuuu….Heeennnn…..aaakuuuu…pu aaaassss….oooooohhhh….Heeennnddraaaaa…..oooohhhhhh …..nikmaaaaattt….Heeenn….enaaaakk…..oooohhhh….puaa aaasss…..oooohhhhh….,” Yuli mengerang menyambut puncak kenikmatannya.

“Yuuullliiiiii….aakuuuu…jugaaa…keluaaaarrr…ooohhhh ….Yuull…..terimaaaaa…..manikuuuu…..ooooohhhhh…..en aaaaakkkk…..meemeekkkmuuuu….enaaaakkk….ooooohhhh…. akuuuu…keluaaaarrr…..aaaaahhhh…..Yuuuullll…..,” akupun mengerang keenakan saat merengkuh puncak kenikmatanku.

Kedua kemaluan kami hampir berbarengan menyemburkan lahar kenikmatan kami, ssssssrrrrrrrr…..creeeeeeetttt…..ssssrrrrrrr…..cre eeeettttt….sssrrrrrrrr……creeeeettttt… kami merasakan hangat pada kemaluan kami masing-masing karena tersiram oleh lahar kenikmatan kami, kurasakan kedutan-kedutan ringan di dinding vagina Yuli saat memeknya menyemprotkan cairan nikmatnya, sementara Yuli juga pasti merasakan batang kemaluanku yang berdenyut-denyut saat menyemprotkan air mani di rahimnya.

Sambil merasakan nikmatnya kedutan-kedutan memek Yuli, mulutku mulai menciumi mulutnya Yuli, kami berpagutan dengan penuh nafsu, lidah kami saling bersentuhan didalam rongga mulut Yuli, ciuman kami terhenti saat kemaluan kami berhenti menyemprotkan cairan nikmat kami, nafas kami masih memburu, kulihat senyuman puas tersungging di wajah Yuli, setelah tetes terakhir spermaku keluar dari batang kemaluanku, akupun mencabut kontolku dari jepitan memeknya Yuli, kulihat spermaku yang bercampur dengan cairannya Yuli mengalir perlahan keluar dari lubang senggama Yuli, menetes sedikit demi sedikit diatas meja kerjaku.

Yuli segera mengambil beberapa helai tisu yang berada diatas mejaku dan melap memeknya serta meja kerjaku, kemudian dia beranjak turun dari meja kerjaku, dan mengenakan CD serta BHnya, akupun melakukan hal yang serupa.

“Hen, kamu betul-betul lelaki jantan, bisa membuatku puas, aku masih ingin melakukannya lagi,” kata Yuli.

“Sama, Yul, sama, aku juga masih pengen ngentotin kamu lagi, gimana kalo kita lakukan nanti sore,” jawabku.

“hhhhhmmmm, sore…maksudmu sore ini, gimana yach….kamu ada acara keluar kantor tidak hari ini,” tanyanya lagi.

“Paling nanti siang, aku ada rencana mau nemuin klien,” jawabku.

“Klo gitu pas, aku ijin pulang setengah hari, nanti kita pergi barengan gimana?,” tanyanya lagi.

“Boleh…tuch…boleh…jadi kita lanjutin lagi pertempuran ini siang nanti,” kataku sambil tersenyum.

“Iyach…hihihihihi…aku masih belon puas merasakan sodokan monstermu ituch, masih gatal nich pengen digarukin lagi….” Katanya sambil tertawa genit.

“Beres, nanti akan kupuaskan kamu merasakan sodokan monsterku ini, sampai kamunya kelojotan keenakan, hehehehehe…,” kataku.

“Yach, udah sampai nanti siang yach,” kata Yuli.

“Oke,” jawabku.

Yulipun beranjak meninggalkan ruanganku, kulihat diluar ruanganku, sekretarisku belon menampakkan batang hidungnya, berarti skandalku dengan Yuli pagi ini tidak ada yang mengetahuinya.

TAMAT.      


This post first appeared on Kisah 17Thn | Cerita Dewasa Khusus 18 Tahun Keatas, please read the originial post: here

Share the post

Petualangan Cinta Hendra - Bercinta dengan teman kantorku

×

Subscribe to Kisah 17thn | Cerita Dewasa Khusus 18 Tahun Keatas

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×