Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Shin Tae-yong dan Scaloni, Duo Gelandang yang Menjadi Pelatih Mahal

Timnas sepak bola Indonesia (Timnas Indonesia) akan menghadapi timnas Argentina dalam pertandingan FIFA Match Day di Stadion Utama Gelora Bung Karno, hari ini, Senin (19/6). Kedua Pelatih, Shin Tae-yong dan Lionel Scaloni, sama-sama optimistis bisa tampil bagus.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengatakan, pertandingan melawan Argentina bukan sekadar hiburan bagi fans Indonesia. Ia menegaskan, para pemain Merah Putih menganggap serius laga ini dan membekali diri dengan persiapan yang konyol.

Menurutnya, meski turun tanpa Lionel Messi, Argentina masih menjadi tim terhebat saat ini. “Ya namanya juga peringkat 1, tentu semua pemainnya punya kualitas yang bagus,” ucapnya.

Ia berharap timnya bisa belajar banyak dari pertandingan yang akan digelar malam ini.

Sementara itu, pelatih timnas Argentina Lionel Scaloni menyebut meski tanpa pemain berpengalaman seperti Messi, Di Maria dan Otamendi, Argentina akan tetap menampilkan permainan terbaiknya. “Pergantian pemain Argentina di laga ini bukan karena Indonesia lemah, tapi saya ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru,” ujarnya.

Jumpa media jelang laga antara Indonesia dan Palestina (ANTARA PHOTO/Moch Asim/foc.)

Shin Tae-yong, Gelandang Serang yang Dijuluki ‘Field Fox’

Shin Tae-yong memulai karirnya di lapangan hijau sebagai pemain profesional di klub sepak bola Ilhwa Chunma yang sekarang dikenal sebagai Seongnam FC pada tahun 1992.

Di tahun pertamanya bersama Ilhwa Chunma, dia dianugerahi Penghargaan Pemain Muda Terbaik Liga K. Shin Tae-yong menghabiskan 12 musim karir di klub ini.

Bersama Ilhwa Chunma, dia memenangkan penghargaan Pemain Paling Berharga (MVP) K League pada tahun 1995. Dia menerima penghargaan yang sama lagi pada tahun 2001 dengan 99 gol, 68 assist dalam 401 pertandingan.

Shin Tae-yong yang merupakan gelandang serang Ilhwa Chunma disebut-sebut sebagai salah satu pemain paling berpengaruh dalam kesuksesan tim meraih gelar tiga tahun berturut-turut, 1993-1995. Pada tahun 1995, timnya juga memenangkan Kejuaraan Klub Asia.

Setelah terpuruk beberapa saat, Ilhwa Chunma kembali ke posisi juara liga selama tiga tahun berturut-turut, 2001-2003.

Meski memenangkan beberapa gelar bersama Ilhwa Chunma, Shin Tae-yong memutuskan untuk pindah ke Australia dan bergabung dengan tim A-League Queensland Roar pada 2005.

Di klub tersebut, Shin Tae-yong yang dijuluki ‘rubah lapangan’ oleh publik Korea Selatan, mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional karena cedera pergelangan kaki.

Meskipun demikian, Shin Tae-yong dianggap sebagai salah satu pemain K-League terbaik sepanjang masa dan menerima penghargaan K-League 30th Anniversary Best XI pada tahun 2013.

Menjadi Pelatih Karena Cedera

Cedera pergelangan kaki memaksa Shin Tae-yong untuk sementara absen dari lapangan hijau. Dia kembali menjadi asisten pelatih Miron Bleiberg di Queensland Roar.

Pada tahun 2009, ia kembali ke Korea Selatan dan mengasah peran barunya di klub yang membesarkan namanya, Ilhwa Chunma yang kemudian berganti nama menjadi Seongnam FC.

Pada tahun 2010, ia berhasil mengantarkan Seongnam FC menjuarai Liga Champions Asia dan menjuarai Korea FA Cup pada tahun 2011. Dari situ ia mendapat julukan baru, Mourinho of Asia karena kepiawaiannya mengatur strategi.

Shin Tae-yong memulai debutnya melatih tim nasional Korea Selatan pada tahun 2014 sebagai asisten pelatih. Di bawah bimbingan Shin, timnas Korea Selatan sukses melaju ke Final Piala Asia 2015 untuk pertama kalinya dalam 27 tahun.

Pada 4 Juli 2017, Shin ditunjuk sebagai pelatih tim senior Korea Selatan. Ia langsung memimpin timnya menjuarai EAFF Championship 2017 dengan mengalahkan Jepang 4-0 di final.

Korea Selatan, yang melaju ke final Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia, mengalahkan Jerman 2-0. Kemenangan tersebut membuat Jerman, pemegang empat gelar juara dunia, tersingkir dari grup 16 besar untuk pertama kalinya sejak 1938.

Pada Desember 2019, Shin Tae-yong mengambil keputusan besar dengan menerima tawaran melatih timnas Indonesia. Dia diberi kontrak hingga Desember 2023.

Ia ditawari gaji Rp 1,1 miliar per bulan di luar fasilitas seperti apartemen dan kendaraan.

Di bawah asuhan Shin Tae-yong, timnas Indonesia mampu bersaing hingga final Kejuaraan AFF 2020. Selain itu, ia sukses membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023, sehingga mengakhiri penantian Indonesia selama 16 tahun.

Lionel Scaloni, Pelatih Muda Yang Membawa Argentina ke Piala Dunia 2022

Sebelum menjadi pelatih, Lionel Scaloni terkenal mengisi posisi sebagai gelandang kanan dan bek kanan di berbagai klub sepak bola profesional. Ia memulai karirnya sebagai pemain profesional di klub lokal Argentina, Newell’s Old Boys pada tahun 1995.

Kariernya sebagai pemain berlanjut ke La Liga, liga sepak bola di Spanyol di bawah klub Deportivo La Coruña, lalu ke Liga Inggris di bawah klub West Ham United sebagai pemain pinjaman.

Pada tahun 2007, ia merasakan sepak bola Italia di bawah Lazio dan mengakhiri karir profesionalnya bersama Atalanta.

Dia menghabiskan separuh karirnya sebagai pesepakbola bersama Deportivo, mengumpulkan total 258 penampilan dan 15 gol selama 12 musim di La Liga.

Memulai Karir sebagai Pelatih di Sevilla FC

Scaloni memulai karir kepelatihannya pada 11 Oktober 2016 di Sevilla FC, sebuah klub sepak bola Spanyol. Pada 2017, ia terlihat menjadi asisten pelatih timnas Argentina mendampingi Sampaoli.

Pada November 2018, ia ditunjuk sebagai pelatih timnas Argentina untuk Copa América 2019. Ia mengantarkan timnas Argentina meraih juara ketiga di ajang tersebut.

Pada tahun 2021, ia masih dipercaya untuk merancang tim Argentina saat bermain di turnamen Copa América 2021. Tim Argentina saat itu berhasil mengalahkan Brasil dengan skor 1-0 dan membawa pulang gelar juara.

Puncak pencapaiannya adalah saat mengantarkan Argentina menjuarai Piala Dunia FIFA 2022 usai mengalahkan Prancis di final. Scaloni menjadi pelatih termuda yang memenangkan Piala Dunia dalam sejarah.

Scaloni adalah salah satu pelatih dengan bayaran tertinggi. Ia digaji US$ 2,65 juta atau sekitar Rp 41,65 miliar, bersaing dengan pelatih ternama asal Belanda, Louis van Gaal, yang digaji US$ 2,95 juta atau sekitar Rp 46,2 miliar setahun.

The post Shin Tae-yong dan Scaloni, Duo Gelandang yang Menjadi Pelatih Mahal appeared first on FENUZ.COM.



This post first appeared on Gambar Desain Rumah Minimalis Modern Terbaru | 19000 Contoh, please read the originial post: here

Share the post

Shin Tae-yong dan Scaloni, Duo Gelandang yang Menjadi Pelatih Mahal

×

Subscribe to Gambar Desain Rumah Minimalis Modern Terbaru | 19000 Contoh

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×