Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti kini menarik perhatian pengguna media sosial di Twitter terkait kekayaan bersihnya yang mencapai Rp 24,5 miliar. Angka ini mengerdilkan aset Kepala Dinas Kesehatan di provinsi lain.

Pembahasan kekayaan bersih Ati berawal dari cuitan yang diunggah pada Sabtu (20/5) dari akun dengan username @bung_madin. Tweet berjudul “KEKUATAN MAFIA KESEHATAN DI PROVINSI BANTEN” memperlihatkan kekayaan Ati berbanding terbalik dengan buruknya pelayanan kesehatan di provinsi tersebut.

Dia mengklaim Ati adalah pegawai negeri terkaya di provinsi itu. Hingga saat ini, tweet tersebut telah menerima 1,1 juta tampilan, lebih dari 4 ribu retweet dan kutipan, lebih dari 9 ribu suka, dan 327 bookmark.

“Kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak secepat tupai, Bung Madin yakin ‘mafia’ kesehatan di Banten akan semakin sulit ditangkap,” tulis seorang pengguna yang baru bergabung di Twitter pada Maret 2023.

Ilustrasi Banten. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.)

Kekayaan Kadinkes Banten

Kekayaan bersih Ati jauh lebih besar dari kepala dinas kesehatan di provinsi lain. Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana Wijayanto yang akrab disapa KPK memiliki kekayaan bersih Rp 2,7 miliar. Lalu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mencapai Rp 5,5 miliar.

Saat pertama kali melaporkan hartanya pada 2017, Ati masih bekerja sebagai sekretaris dinas di Dinas Sosial Pemkot Tangerang.

Ati baru mulai memimpin Dinas Kesehatan Banten pada September 2019. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai sekretaris dinas di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Wilayah Pemerintah Kota Tangerang.

Pada 2013, Ati meraih jabatan tinggi pertamanya sebagai direktur Rumah Sakit Umum (RSUD) Kota Tangerang. Penunjukan ini terjadi pada akhir masa pemerintahan Walikota Tangerang saat itu, Wahidin Halim.

Sejak pertama kali melaporkan asetnya pada 2017, Ati dengan cepat membangun kekayaannya. Dalam lima tahun, kekayaan bersihnya meningkat 58% menjadi Rp 24,5 miliar.

Sekitar 74% kekayaan bersih terkandung dalam Tanah Dan Bangunan. Di antara 12 tanah dan bangunan yang dilaporkan, Ati menguasai tanah dan bangunan di Tangerang Selatan senilai Rp 3,5 miliar. Dia mengklaim harta tak bergerak ini sebagai penghasilannya sendiri.

Ati menguasai tanah dan bangunan tidak hanya di kota-kota di Banten seperti Serang, Tangerang, dan Tangerang Selatan. Perempuan kelahiran 1973 ini juga memiliki tanah dan bangunan di Jakarta Selatan, Bogor di Jawa Barat, Badung di Bali, dan Yogyakarta.

Di Badung, Ati memiliki bangunan seluas 60,4 meter persegi yang nilainya mencapai Rp 2,2 miliar. Diakuinya, gedung ini diperolehnya sebagai hibah.

Ilustrasi Banten. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.)

pendidikan Ati Pramudji Hastuti

Sekitar 13% aset Ati diklasifikasikan sebagai “aset lainnya” dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Aset yang termasuk dalam kategori ini antara lain piutang, usaha atau persekutuan yang tidak berbadan hukum, hak atas kekayaan intelektual, dana pensiun atau tunjangan hari tua dan asuransi dengan tambahan penyertaan atau unit link.

Aset Ati berupa kas dan setara kas berjumlah Rp 1,6 miliar. Selain uang tunai, aset ini terdiri dari simpanan di lembaga keuangan yang likuid atau likuid, berjangka pendek, dan dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat. Setara kas meliputi deposito berjangka, giro, dan rekening tabungan.

Ati juga memiliki dua mobil, yakni mobil hatchback Honda Brio RS 2019 seharga Rp150 juta dan mobil crossover Honda HR-V 2020 seharga Rp280 juta. Ia mengaku keduanya diperoleh sebagai hasil sendiri.

Dari segi pendidikan, Ati pernah menempuh pendidikan hingga strata-3 atau doktor filsafat. Pertama-tama ia memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara di Jakarta Barat. Kemudian meraih gelar master manajemen rumah sakit dari Universitas Respati Indonesia di Jakarta Timur.

Terakhir, ia meraih gelar doktor administrasi publik dari Universitas Padjadjaran di Jawa Barat.