Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Mengenang Sepak Terjang Boenjamin Setiawan, Pendiri Kalbe Farma

Kabar duka datang dari perusahaan farmasi Indonesia, PT Kalbe Farma Tbk. Pendiri perusahaan, Boenjamin Setiawan, meninggal dunia pada usia 89 tahun kemarin.

Manajemen perusahaan berkode KLBF itu membenarkan kabar tersebut. “Benar meninggal hari ini, Selasa pukul 08.05 WIB,” kata Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (4/4).

Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Jenazahnya kini dimakamkan di Kamar Mayat dan Krematorium Sentosa, Jakarta Pusat. Jenazah Boenjamin Setiawan akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Sabtu (8/4).

Selain dikenal sebagai pendiri Kalbe Farma, pria yang kerap disapa Dokter Boen ini merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Pada 2022, Forbes mencatatkan namanya sebagai orang terkaya kedelapan di Indonesia. Kekayaannya mencapai US$4,8 miliar atau setara Rp72 triliun.

Jika dicermati, kekayaan Boen meningkat drastis pada 2019 dengan nilai US$4,4 miliar atau setara Rp66 triliun. Pada 2018, kekayaannya hanya mencapai US$ 3,2 miliar atau setara Rp 48 triliun. Dengan angka itu, kekayaannya meningkat 37% dalam setahun.

Tidak terbatas pada Kalbe Farma, dedikasinya di dunia kesehatan juga sampai ke Rumah Sakit Mitra Keluarga dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bagaimana kehidupannya bekerja di bidang kesehatan?

Akademisi dan Pengusaha terkemuka

Boenjamin Setiawan alias Khouw Lip Boen lahir di Tegal, Jawa Tengah, 23 September 1933. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya bernama Khouw Sioe Djiang (Djajadiman) dan ibunya Liem Lian Kiok (Yanti).

Masa kecil Boen dihabiskan di kampung halamannya. Ia merantau ke Jakarta untuk melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Terakhir, ia belajar kedokteran dan lulus sebagai dokter dari Universitas Indonesia pada tahun 1958.

Setelah lulus dari UI, beliau melanjutkan pendidikan doktoralnya di University of California dan meraih gelar Ph.D. Di The Living Values ​​of Kalbe, ia bisa mendapatkan kesempatan belajar di negeri Paman Sam dengan beasiswa yang bekerjasama dengan University of California dan UI.

Di usia 25 tahun, Boen sudah menjadi asisten dosen dan dosen di FK UI. Akhirnya pada tahun 1980 menjadi dosen fakultas.

Buku Tokoh Etnik Cina di Indonesia menulis bahwa perusahaan awal Boen bukanlah Kimia Farma. Pada 1963, Boen dan kawan-kawan mendirikan PT Farmindo, yang sayangnya hanya bertahan tiga tahun.

Baru pada tahun 1966 Boen dan saudaranya mendirikan pabrik farmasi Kalbe Farma. Tiga bersaudara yang disebutkan dalam buku ini adalah Khouw Lip Keng, Khouw Lip Swan, dan Khouw Lip Bing. Boen juga menjadi Direktur Utama Kalbe Farma, pabrik farmasi terbesar di Indonesia.

Kalbe Farma. (kalbe farmasi)

Sukses Ala Kalbe Farma

William Pratama Subagja dalam bukunya The Indonesian Supertajir menulis, Kalbe Farma mempersembahkan dua kesuksesan yaitu kesehatan dan bisnis. Dari segi kesehatan, Kalbe menghadirkan obat generik yang mudah didapatkan oleh kalangan menengah ke bawah.

“Artinya, angka ini mencoba memastikan bahwa jaminan kesehatan – sebut saja jika tidak berlebihan – setidaknya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di negara ini, terutama yang berasal dari kalangan kurang mampu,” tulis William.

Pada Juli 1991, Kalbe Farma akhirnya ikut serta di Bursa Efek Indonesia alias BEI dengan kode KLBF. Harga penawaran umum perdana alias IPO saat itu Rp 7.800. Boen membuat kesuksesan bisnis dengan menggabungkan tiga perusahaan publik.

Pada tahun 2005, Dankos Laboratories (DNKS) dan Enseval Putra Megatrading (EPMT) bergabung dengan Kalbe Farma. Saat ini, KLBF merupakan perusahaan farmasi publik terbesar di Asia Tenggara. Mengutip data RTI per 5 April, saham KLBF dijual dengan harga Rp 2.110 dengan total kapitalisasi pasar Rp 99,3 triliun.

Setelah mengelola Kalbe Farma selama 42 tahun, beliau mengundurkan diri sebagai komisaris utama. Keponakannya, Bernadette Ruth Irawati Setiady, kini menggantikan Boen. Boen kemudian fokus mengelola Stem Cell and Cancer Institute alias SCI.

Selain mengelola Grup Kalbe, Dokter Boen juga mengendalikan Rumah Sakit Mitra Keluarga yang memiliki kode pabrikan MIKA. Rumah sakit ini telah berdiri sejak tahun 1989 dan berpartisipasi di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015.

The post Mengenang Sepak Terjang Boenjamin Setiawan, Pendiri Kalbe Farma appeared first on FENUZ.COM.



This post first appeared on Gambar Desain Rumah Minimalis Modern Terbaru | 19000 Contoh, please read the originial post: here

Share the post

Mengenang Sepak Terjang Boenjamin Setiawan, Pendiri Kalbe Farma

×

Subscribe to Gambar Desain Rumah Minimalis Modern Terbaru | 19000 Contoh

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×