Dua pejabat publik, Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti, mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023–2027. .

Erick Thohir saat ini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan La Nyalla menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Ketua PSSI saat ini Mochamad Iriawan (Iwan Bule) akan mengakhiri masa baktinya pada 2023 setelah memimpin sejak 2019. Purnawirawan Polri itu juga menegaskan tidak akan mencalonkan diri sebagai ketua lagi.

(Baca: Erick Thohir Resmi Diangkat Ketua Umum PSSI 2023-2027)

Erick dan La Nyalla akan bersaing untuk menjadi Ketua Umum PSSI ke-18. Sejak berdiri pada tahun 1930, organisasi yang bermarkas di kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Pusat ini telah dipimpin oleh 17 orang pimpinan umum dan tiga orang eksekutif.

Statuta PSSI menunjukkan bahwa organisasi tersebut bertujuan untuk “mengatur, mengatur, mengelola, dan mengoordinasikan semua kompetisi sepak bola.” Ini mencakup sepak bola profesional dan amatir tidak hanya untuk anak laki-laki tetapi juga untuk anak perempuan. Selain itu, PSSI juga menyelenggarakan turnamen futsal dan sepak bola pantai.

Saat ini PSSI menyelenggarakan Liga 1 dan Liga 2. Liga 1 merupakan divisi teratas dalam sistem liga sepak bola profesional di Indonesia. Selain itu, organisasi juga menyelenggarakan kompetisi lain, seperti Piala Soeratin tingkat regional dan nasional untuk tim dengan pemain di bawah 15 tahun dan di bawah 17 tahun.

Piala Soeratin diambil dari nama Soeratin Sosrosoegondo yang mempelopori terbentuknya PSSI pada tahun 1930. Saat itu Soeratin bertemu dengan perwakilan dari Persatuan Sepak Bola Kabupaten. Mulai dari Bandung di Jawa Barat, Surabaya di Jawa Timur dan Solo di Jawa Tengah.

(Baca: Iwan Bule Pastikan Tak Maju Jadi Ketua Umum PSSI 2023-2027)

Tak lama setelah berdiri, muncul ketegangan antara PSSI dan pemerintah Hindia Belanda terkait Piala Dunia 1938. Di bawah kepemimpinan Soeratin, PSSI menolak memasukkan pemain yang berafiliasi dengannya ke dalam tim perwakilan Hindia Belanda dalam kompetisi tersebut. Tim perwakilan Hindia Belanda tidak hanya terdiri dari pemain lokal, tetapi juga pemain Belanda.

Setelah kemerdekaan, PSSI mulai berpartisipasi di FIFA sebagai wakil Indonesia pada tahun 1952. Hal ini menandai dimulainya partisipasi PSSI di lembaga sepak bola internasional. Kemudian, pada tahun 1954, Persatuan Sepak Bola Indonesia bergabung dengan Asian Football Confederation (AFC).

Sejak awal, PSSI telah menghadapi berbagai masalah dan kontroversi termasuk pengaturan pertandingan. Namun, Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 masih membayangi organisasi dan sektor sepak bola Indonesia. Bermasalahnya penyelenggaraan pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya mengakibatkan 135 orang tewas.

Tragedi Kanjuruhan menjadi titik balik sepak bola Indonesia karena memicu peninjauan kembali secara masif seperti yang diperintahkan Presiden Joko Widodo. Erick mengatakan bahwa dia mencalonkan diri sebagai calon ketua untuk membawa perubahan bagi sepak bola Indonesia.

“Sebagai anak bangsa, saya terpanggil untuk mengubah yang bengkok menjadi lurus. Yang dibutuhkan PSSI untuk maju hari ini adalah keberanian mendobrak batasan dan berani menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri sepak bola nasional,” kata Erick di kantor PSSI, Jakarta Pusat, Minggu.

The post Berdiri Sejak Era Hindia Belanda, PSSI Kini Jadi Incaran Politisi appeared first on FENUZ.COM.