Hi...sobat, berjumpa kembali dengan kami, blognya Motif-motif Batik Colet dan sarong pantai. Dan pada kesempatan kali ini kami ingin berbagi dan memperkenalkan tentang Batik colet. Sebelumnya kami juga telah mengulas tentang batik colet motif Hibiscus tribal, jika sobat ingin mengetahui informasinya silahkan membaca di sini→ MOTIF HIBISCUS TRIBAL. Dan di bawah ini adalah satu contoh gambar dari batik colet;

                      MOTIF HIBISCUS KAMBOJA

Pada dasarnya untuk pembuatan batik colet di perlukan beberapa tahapan, jika sobat ingin mengetahuinya silahkan menyimak gambaran dari langkah berikut ini;

1. PEMBUATAN DESAIN (MOTIF);
Dalam pembuatan motif di perlukan kertas mika dan tinta, gunanya untuk menggambar dari motif yang akan di buat seperti contoh di atas.

2. ABDREK;
Kemudian selanjutnya di abdrek atau di buat film gambarnya, yang harus di lakukan pada ruang tertutup dan gelap. Sebelumnya harus membuat plangkan untuk tempat film gambar yang harus di beri bahan supaya film bisa menyatu. Tunggu sekitar empat jam atau lebih, kemudian plangkan tersebut di ambil dan di jemur sebentar dan di siram menggunakan selang air yang cukup deras. Selanjutnya di kontrol bila ada bocor pada plangkan {skikrin} yang sudah jadi tersebut. Dan selanjutnya persiapan skikrin.

3. PRINT MALAM;
Langkah selanjutnya persiapan pada meja print untuk menggukur panjang kain yang akan di gunakan dan persiapan malam (lilin). Selanjutnya tuangkan malam pada skikrin sesuai ukuran dan pada meja print di beri kain, tujuannya untuk mencetak batik tersebut. Pekerjaan ini harus di lakukan oleh dua orang. Setelah di garuk skikrin pada kain kemudian di angkat dan di gantung. Hal ini tidak bisa langsung di pakai (colet) tunggu hingga satu hari.

4. PERSIAPAN COLET;
Nah...ini yang menjadi jantungnya batik, khususnya batik colet. Langkah awal yang perlu di persiapkan ialah memasang kain yang sudah di print malam pada sebuah plangkan khusus colet, di mana pada setiap sisi pinggir di beri karet dan peniti. Tujuannya ialah agar kain yang di pasang pada plangkan tersebut menjadi kencang.

Dan langkah kedua mempersiapkan warna yang akan di butuhkan pada motif tersebut, dan tak lupa alat berupa sepon khusus untuk menuangkan warna pada kain. Disinilah di butuhkan ketrampilan, mengerti tentang warna, dan telaten. Karena jika salah sedikit saja atau antara warna satu dengan warna lain bertemu bisa di bilang rijek.

Selanjutnya di mulai dengan mengisi warna dari bungga dulu atau daun (dengan kata lain) harus warna yamg mudah terlebih dahulu, ini bukan tampa sebab tujuannya ialah bila terjadi rijek nantinya lebih mudah dalam menservisnya.

Bila semua telah di isi selanjutnya memberi warna dasar atau di blok. Di sini juga harus di tuntut untuk mengetahui ukurannya, jangan terlalu kering memberi warna, kenapa? Jika terlalu kering bisa membuat warna pada kain menjadi belang-belang. Juga jangan terlalu basah, kenapa? Ini bisa bertemu antara warna blok dan isi, yang berakibat menjadi rijek.

Di sinilah dituntutnya sebagai pemberi warna (colet) pemahaman tentang warna, kenapa harus begitu? Satu contoh saja jika sebuah isi bungga berwarna hijau, sedangkan warna dasar berwarna TQ, bila kedua warna tersebut bercampur maka akan menjadi warna hijau rasta atau bila warna kuning bercampur dengan TQ maka akan menjadi warna hijau dan begitu seterusnya.

Setelah pewarnaan selesai selanjutnya kain tersebut di jemur sampai kering. Dan sebelum di beri waterglass atau pemati warna, calon dari batik colet tersebut tidak boleh terkena air walau satu tetes, ini bisa membuat rijek untuk selanjutnya. Bisa di perbaiki namun mengulang lagi dari awal.

Demikianlah sedikit gambaran dan informasi tentang batik colet, jika sobat memiliki pertanyaan dan saran kami persilahkan memberi komentar di bawah. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih telah berkunjung ke blog sederhana ini. #salam batik colet.