Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

PENGOBATAN PENYAKIT KUSTA

Apa itu Kusta?

Kusta, juga dikenal sebagai penyakit Hansen atau Morbus Hansen, adalah infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Di negara kita banyak ditemukan dua jenis penyakit Kusta, yaitu:

  1. Kusta Paucibacillary (PB): Jenis ini ditandai dengan munculnya 1-5 bercak putih pada kulit. Bintik-bintik ini menyerupai penampilan kurap.
  2. Kusta multibasiler (MB): Gejala yang paling terlihat dari jenis ini adalah adanya bercak merah disertai penebalan kulit, mirip dengan eksim. Bercak merah bisa muncul dan menyebar ke lebih dari lima titik.

Penyebab kusta adalah infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Umumnya, bakteri ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui tetesan pernapasan, seperti air liur atau dahak, yang dikeluarkan saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penularan kusta membutuhkan paparan terus menerus terhadap tetesan dari individu yang terinfeksi dalam waktu lama. Perlu diketahui bahwa kusta tidak menular melalui kontak biasa, seperti berjabat tangan, duduk bersama, atau kontak intim dengan penderita. Selain itu, penyakit kusta tidak menular dari ibu ke janinnya.

Faktor Risiko

Selain bakteri M. leprae, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit kusta, sebagai berikut:

  • Kontak dekat yang lama dengan orang yang terinfeksi.
  • Usia

Orang yang berusia lebih tua lebih rentan tertular penyakit ini.

  • Genetika

Faktor genetik juga mempengaruhi respon imun individu.

  • Imunosupresi

Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh juga dapat meningkatkan risiko penularan infeksi.

Gejala Kusta

Adapun gejala kusta yang harus diwaspadai antara lain:

  • Kulit kering dan bersisik.
  • Kelemahan atau kelumpuhan otot, terutama di tangan atau kaki.
  • Pembesaran saraf tepi, biasanya di sekitar siku dan lutut.
  • Munculnya benjolan dan bengkak di wajah dan telinga.
  • Mati rasa pada kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, atau nyeri.
  • Kulit tambal sulam yang tampak lebih terang dari kulit di sekitarnya.
  • Penurunan berat badan.
  • Ginekomastia (pembesaran jaringan payudara pada laki-laki) karena ketidakseimbangan hormon.

Pengobatan

A. Obat Rifampisin

Rifampisin merupakan antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri kusta di dalam tubuh. Obat Ini tersedia dalam bentuk kapsul dan biasanya diminum satu jam sebelum atau dua jam setelah makan. Efek samping dari obat ini mungkin termasuk perubahan warna urin, sakit perut, demam, dan menggigil.

Dalam pengobatan kusta, dokter mungkin menyarankan untuk menggabungkan obat ini dengan obat lain. Penderita kusta dewasa dapat meminum obat ini sebulan sekali dengan dosis 600 mg selama 6-12 bulan. Biasanya, dosis yang lebih kecil akan diresepkan untuk anak-anak.

B. Antibiotik Leprostatik

Obat antibiotik biasanya diresepkan bersamaan dengan obat lain, seperti kortikosteroid, untuk mengobati lesi yang disebabkan oleh kusta. Obat-obatan ini dapat dikonsumsi bersama makanan, dan penting untuk mengikuti resep dokter untuk menghindari gejala yang memperburuk. Mereka mungkin perlu diminum untuk waktu yang lama, setiap hari, selama 2-3 tahun. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat mengakibatkan kambuhnya gejala, memperburuk kondisi kusta, atau menularkan ke orang lain. Untuk kusta paucibacillary, dosis harian 50 mg diresepkan hingga 6 bulan. Sedangkan untuk kusta multibasiler, dosis harian 100 mg diresepkan hingga 6 bulan.

C. Antibiotik sulfonamida

Obat ini berfungsi dengan mengurangi peradangan dan menghambat pertumbuhan bakteri. Ini diminum sekali sehari atau seperti yang ditentukan oleh dokter. Dosis biasa untuk mengobati kusta pada orang dewasa biasanya sekitar 50-100 mg diminum sekali sehari selama 2-5 tahun.

Efek samping yang umum termasuk gangguan pencernaan. Namun, dalam beberapa kasus, reaksi alergi dan kesulitan bernapas dapat terjadi. Jika kedua gejala ini terjadi, penggunaan obat harus dihentikan.

D. Antibiotik Kuinolon

Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab kusta. Umumnya, obat ini diresepkan sebagai alternatif ketika pasien mengalami reaksi negatif terhadap antibiotik sulfonamida. Obat ini biasanya menyebabkan pembengkakan kulit karena alergi dan gatal. Jika pasien melewatkan satu dosis, mereka harus meminumnya segera setelah mereka mengingatnya. Jika terlewat sehari penuh, sebaiknya tetap diminum, namun harus sesuai dengan dosis harian yang ditentukan tanpa melebihi petunjuk dokter. Penggunaan antibiotik ini memerlukan resep dokter karena termasuk dalam kategori obat kuat. Dosis maksimum adalah 400 mg per hari.

e. Antibiotik tetrasiklin

Antibiotik ini bekerja melawan bakteri. Mereka tidak boleh digunakan oleh wanita hamil karena dapat membahayakan janin.

The post PENGOBATAN PENYAKIT KUSTA first appeared on klinik Raphael pengobatan gonore sifilis dan kelamin Bekasi.



This post first appeared on Klinik Raphael - Klinik Pengobatan Gonore Terbaik Di Indonesia, please read the originial post: here

Share the post

PENGOBATAN PENYAKIT KUSTA

×

Subscribe to Klinik Raphael - Klinik Pengobatan Gonore Terbaik Di Indonesia

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×