Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kanker Ovarium – Penyebab, gejala dan komplikasinya

Kanker Ovarium adalah penyakit Kanker yang timbul di dalam jaringan ovarium atau indung telur. Jenis kanker ini merupakan yang ketiga paling umum di antara wanita di Indonesia. Ketika Kanker Ovarium terdeteksi pada tahap awal, pengobatannya lebih dapat diatasi dibandingkan dengan kanker ovarium yang baru terdeteksi pada tahap lanjut. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjalani pemeriksaan rutin ke dokter kandungan setelah memasuki masa menopause.

Deteksi dini dan penanganan sejak dini kanker ovarium dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup bagi penderita.

Penyebab

Kanker ovarium adalah kondisi di mana DNA dalam sel-sel ovarium mengalami perubahan atau mutasi yang terjadi secara tak terduga dan tidak terkontrol. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan genetik ini belum sepenuhnya dipahami. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium yang beragam dan kompleks. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kanker ovarium:

  1. Usia di atas 50 tahun, ketika risiko kanker ovarium mulai meningkat secara signifikan.
  2. Riwayat merokok, yang dapat berperan dalam memicu perubahan genetik dalam sel-sel ovarium.
  3. Terapi penggantian hormon yang sedang dilakukan selama masa menopause, yang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap perubahan genetik yang terkait dengan kanker ovarium.
  4. Riwayat keluarga yang memiliki anggota yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara, yang menunjukkan adanya faktor genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium.
  5. Riwayat obesitas, endometriosis, atau sindrom lynch, yang memiliki hubungan kompleks dengan perubahan genetik yang dapat menyebabkan kanker ovarium.
  6. Riwayat menjalani radioterapi, yang dapat mempengaruhi kerentanan sel-sel ovarium terhadap perubahan genetik yang dapat menyebabkan kanker.

Gejala Kanker Ovarium

Kanker ovarium, suatu penyakit yang terjadi di ovarium wanita, biasanya gejala kanker ovarium sulit terdeteksi pada tahap awal. Justru, saat gejalanya mulai muncul, biasanya sudah memasuki stadium lanjut atau bahkan sudah menyebar ke organ lain. Hal ini membuat kanker ovarium menjadi sulit dikenali dan seringkali disalahartikan sebagai penyakit lain.

Gejala yang muncul pada stadium lanjut juga tidak terlalu spesifik dan seringkali menyerupai gejala penyakit lain. Gejala-gejalanya bisa beragam, mulai dari perut yang terasa kembung, mual, konstipasi atau sembelit, perut yang membengkak, berat badan yang menurun, sering buang air kecil, hingga rasa sakit di punggung bagian bawah. Selain itu, penderita juga mungkin mengalami nyeri saat berhubungan seksual, keluarnya darah dari vagina di luar masa menstruasi, dan perubahan siklus menstruasi jika mereka masih mengalami menstruasi.

Komplikasi Kanker Ovarium

Komplikasi Kanker ovarium yang berhubungan dengan penyakit ini memang tidak dapat diabaikan begitu saja, khususnya jika sudah memasuki stadium lanjut. Keadaan ini akan memunculkan berbagai komplikasi yang sangat rumit dan tidak bisa diremehkan, yang dapat terjadi karena sel-sel kanker yang sudah menyebar ke organ tubuh lainnya. Jika kita mengamati secara detail, banyak komplikasi yang dapat muncul dalam situasi semacam ini. Beberapa contoh dari komplikasi-komplikasi tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, kita akan melihat adanya perforasi atau lubang yang muncul pada usus. Ini adalah kondisi yang sangat serius dan dapat menyebabkan masalah yang sangat berbahaya bagi pasien yang mengalaminya. Selanjutnya, efusi pleura atau penimbunan cairan di selaput paru-paru juga dapat menjadi salah satu komplikasi yang sering terjadi. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan memberikan tekanan tambahan pada organ pernapasan, yang tentu saja akan menyulitkan pasien.

Selain itu, kita juga harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya penyumbatan saluran kemih. Kondisi ini bisa terjadi karena penyebaran sel-sel kanker yang mempengaruhi jalur kemih, sehingga menghambat aliran urin yang normal. Tentu saja, ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan memerlukan penanganan yang serius.

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, kita perlu menyadari adanya kemungkinan terjadinya penyumbatan usus. Hal ini bisa terjadi karena sel-sel kanker yang menyebar dan mempengaruhi fungsi normal usus. Penyumbatan usus adalah komplikasi yang serius dan harus ditangani dengan cepat untuk menghindari konsekuensi yang lebih buruk.

Pengobatan

Dalam memberikan penanganan kanker ovarium, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah stadium kanker, kondisi pasien, dan apakah pasien masih ingin memiliki keturunan. Berikut adalah metode-metode penanganannya:

  • Operasi

Metode operasi ini bertujuan untuk mengangkat satu atau kedua ovarium. Selain itu, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat rahim dan jaringan di sekitarnya yang terkena kanker. Perlu diketahui bahwa beberapa jenis operasi untuk kanker ovarium dapat mengakibatkan pasien tidak bisa memiliki keturunan lagi. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai manfaat dan risiko operasi yang akan dilakukan.

  • Radioterapi

Metode radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya, radioterapi dilakukan pada pasien dengan kanker ovarium pada stadium awal setelah operasi. Namun, radioterapi juga dapat dilakukan pada pasien dengan kanker ovarium pada stadium akhir, dengan tujuan membunuh sel-sel kanker yang telah menyebar ke jaringan tubuh lain.

  • Kemoterapi

Metode kemoterapi melibatkan pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi dapat dilakukan sebelum operasi untuk mengurangi ukuran kanker agar lebih mudah diangkat, atau setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa.

  • Terapi Pemeliharaan

Pasien yang telah menyelesaikan terapi untuk kanker ovarium tetap memiliki risiko mengalami kekambuhan dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, jika kondisi pasien memungkinkan, dokter akan menyarankan terapi pemeliharaan atau terapi lanjutan melalui pemberian obat-obatan. Terapi ini diberikan pada pasien dengan kanker ovarium pada stadium 3 dan 4 yang telah menjalani operasi atau kemoterapi dan menunjukkan respons yang lengkap atau respons sebagian.

Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengurangi risiko kekambuhan kanker ovarium dan menunda perkembangan penyakit dengan memperpanjang periode pemulihan. Durasi pemberian terapi ini bergantung pada jenis obat yang digunakan.

Lakukanlah pemeriksaan ke dokter jika Anda merasakan adanya benjolan di perut atau mengalami gejala gangguan pencernaan seperti perut kembung, cepat Kenyang, dan sebagainya secara berulang. Penting untuk diingat bahwa pemeriksaan segera diperlukan jika gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama 2 minggu.

The post Kanker Ovarium – Penyebab, gejala dan komplikasinya first appeared on klinik Raphael pengobatan gonore sifilis dan kelamin Bekasi.



This post first appeared on Klinik Raphael - Klinik Pengobatan Gonore Terbaik Di Indonesia, please read the originial post: here

Share the post

Kanker Ovarium – Penyebab, gejala dan komplikasinya

×

Subscribe to Klinik Raphael - Klinik Pengobatan Gonore Terbaik Di Indonesia

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×