Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Paracetamol: Apa Saja Yang Harus Diketahui ?

Paracetamol adalah jenis obat kimia dengan fungsi utama menyembuhkan demam dan nyeri. Serta mencakup nyeri menstruasi dan sebagai obat sakit gigi. Paracetamol juga memiliki istilah medis acetaminophen dan umum dijual berupa  tablet, tetes, sirup, infus dan juga suppositoria.

Kita tentu mengenal Obat turun panas Panadol, Tempra atau Termorex. Ketiganya adalah merek obat dimana di dalamnya terkandung Paracetamol. Tentu bukan itu saja, di pasaran ada banyak merek obat dengan kandungan Paracetamol seperti Oskadon, Mixagrip Flu, Sanmol, Paramex SK dan bahkan Feminax. Merek yang disebut terakhir adalah obat untuk mengatasi nyeri haid pada wanita.

Lebih Jauh Tentang Paracetamol

Paracetamol atau acetaminophen secara medis digunakan untuk mengobati kondisi seperti: sakit kepala; sakit gigi; nyeri otot; radang sendi; nyeri punggung dan sendi; nyeri berkala pada wanita; menghilangkan rasa sakit dan demam pada ARVI, influenza dan pilek; meredakan nyeri pada arthritis ringan, namun tidak mempengaruhi peradangan dan pembengkakan pada persendian.

Baca Juga: Apa itu Obat Analsik, Fungsi Dan Efek Sampingnya!

Paracetamol tak membawa efek antiradang. Oleh karena itu paracetamol tak dimasukkan dalam golongan obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Bila penderita meminum dengan dosis yang ditentukan, bahan ini tak akan dapat mengakibarkan iritasi lambung, mempengaruhi gumpalan darah, ginjal, maupun duktus arteriosus dalam janin.

Rumus kimia Paracetamol adalah C8H9NO2 artinya dalam bahan ini terkandung unsur karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen. Titik didihnya mencapai 420 derajat Celcius dan titik lebur 169 derajat Celcius. Istilah asetaminofen dan paracetamol sendiri diambil dari nama kimia senyawa ini yaitu : N-asetil-para-aminofenol (asetominofen) atau  para-asetil-amino-fenol (paracetamol).

Efek Samping Paracetamol

Jumlah maksimum paracetamol untuk orang dewasa adalah 1000 mg per dosis dan 4000 mg per hari. Konsumsi melebihi batasan tadi dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan akhirnya gagal ginjal. Karena itu jangan menggunakan lebih dari dosis yang dianjurkan saat minum obat ini. Juga jangan minum obat ini dalam waktu lama dari yang dibutuhkan. Ingat, overdosis paracetamol dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius.

Paracetamol dan alkohol bila dikonsumsi bersamaan akan menambah beban pada hati dan ginjal, yang dapat menyebabkan konsekuensi serius. Jika minum alkohol bahkan dalam jumlah kecil maka jangan pernah mengonsumsi lebih dari 2000 mg per hari. Kemudian jika minum alkohol dalam jumlah yang signifikan di siang hari, atau jika memiliki penyakit hati alkoholik (sirosis), jangan minum paracetamol tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Sebelum menggunakan paracetamol, pengguna pun harus memberi tahu dokter jika memang memiliki riwayat penyakit hati atau alkoholisme.

Jangan minum obat batuk, pilek, alergi, atau nyeri yang dijual bebas tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Beberapa obat kombinasi yang dipasarkan sebagai obat flu dan pilek mengandung paracetamol. Ketika obat-obatan tersebut dikonsumsi bersamaan dengan paracetamol maka overdosis juga dapat terjadi. Karena itu pastikan untuk memeriksa label obat lain yang digunakan untuk melihat apakah mengandung paracetamol.

Belum diketahui apakah paracetamol dapat membahayakan janin selama kehamilan. Oleh karena itu, wanita hamil harus berkonsultasi dengan dokter apakah paracetamol dapat dikonsumsi selama kehamilan. Ibu menyusui juga harus mengonsumsi parasetamol dengan hati-hati. Obat tersebut dapat masuk ke dalam ASI dalam jumlah kecil, berpotensi membahayakan bayi yang menyusui. Sebelum mengonsumsi paracetamol, ibu menyusui pun sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang kesesuaian penggunaannya dan dosis aman yang dianjurkan.

Berhenti menggunakan paracetamol dan hubungi dokter segera jika mengalami efek samping yang serius seperti : suhu tubuh rendah dengan mual, sakit perut dan kehilangan nafsu makan; urin gelap, tinja berwarna tanah liat; penyakit kuning (menguningnya kulit atau bagian putih mata).

Paracetamol pun bisa berinteraksi dengan obat dan zat lain bila diminum bersamaan. Beberapa obat lain dapat berinteraksi dengan paracetamol seperti :

  • Ketika diminum dengan obat hepatotoksik, kemungkinan kerusakan hati meningkat;
  • Efek antikoagulan tidak langsung (turunan kumarin) meningkat;
  • Cholestyramine mengurangi tingkat penyerapan;
  • Metoclopramide meningkatkan tingkat penyerapan;
  • Ketika digunakan dengan barbiturat, aktivitas antipiretik menurun.

Bagaimana Cara Minum Paracetamol?

Minumlah paracetamol persis seperti yang diinstruksikan pada kemasan atau seperti yang disarankan oleh dokter. Jangan mengkonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan. Untuk anak-anak, perlu menggunakan bentuk paracetamol anak-anak (sirup atau supositoria rektal dengan dosis kecil). Ikuti petunjuk dosis yang diberikan dalam kemasan secara hati-hati. Jangan pernah memberikan paracetamol kepada anak di bawah usia 2 tahun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Karena paracetamol tersedia dalam berbagai bentuk, perlu digunakan masing-masing dengan benar sehingga akan meningkatkan efektivitas obat dan menghindari kesalahan. Untuk mengukur takaran paracetamol dalam bentuk cair, gunakan dispenser pengukur khusus yang disertakan dalam kemasan. Jangan gunakan sendok makan atau sendok teh biasa karena dapat salah menghitung dosisnya. Jika tidak memiliki dispenser pengukur untuk mengukur dosis, mintalah bantuan apoteker. Pastikan untuk mengocok suspensi parasetamol setiap kali sebelum digunakan dan ikuti petunjuk pengobatan.

Untuk menggunakan tablet effervescent paracetamol, larutkan satu tablet dalam setengah gelas air. Aduk campuran tersebut dan minum segera. Untuk memastikan bahwa pengguna memang telah menghabiskan seluruh dosis, tambahkan lebih banyak air ke gelas iru, aduk perlahan, dan minum segera.

Jangan minum supositoria rektal paracetamol melalui mulut. Bentuk paracetamol supositoria dimaksudkan secara eksklusif untuk digunakan di rektum. Cuci tangan sebelum dan sesudah memasukkan supositoria ke rektum. Cobalah mengosongkan perut dan kandung kemih sebelum menggunakan supositoria paracetamol. Sebelum memasukkan supositoria, lepaskan pembungkus luarnya. Jangan memegang supositoria terlalu lama atau supositoria akan meleleh di tangan. Untuk hasil terbaik dari supositoria, berbaring dan masukkan ujung runcing supositoria ke dalam rektum, dorong perlahan lebih dalam. Ketika supositoria berada di rektum, supositoria akan cepat meleleh, dan pengguna semestinya tidak akan merasakan ketidaknyamanan. Jangan dulu buang air besar sesaat setelah memasukkan supositoria.

Berhenti menggunakan paracetamol dan hubungi dokter jika :

  • Masih demam setelah 3 hari penggunaan;
  • Masih mengalami rasa sakit setelah 7 hari penggunaan (atau 5 hari jika pada anak);
  • Mengalami ruam kulit, sakit kepala terus-menerus, kemerahan atau bengkak;
  • Jika gejala memburuk atau gejala baru muncul.

Saat menggunakan paracetamol, tes glukosa urin mungkin menunjukkan hasil yang salah. Karena itu konsultasi dengan dokter jika menderita diabetes dan perhatikan perubahan kadar glukosa selama perawatan.

Overdosis Paracetamol

Cari bantuan medis darurat jika merasa telah mengonsumsi terlalu banyak paracetamol ini. Tanda-tanda pertama overdosis paracetamol yaitu : kehilangan selera makan; mual; muntah; sakit perut; peningkatan produksi keringat; kebingungan; lemas. Hati-hati! Gejala selanjutnya mungkin termasuk sakit perut bagian atas, urin berwarna gelap, dan menguningnya kulit atau bagian putih mata. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, hubungi dokter atau segera dapatkan bantuan medis darurat.

Sementara berbagai gejala reaksi alergi terhadap paracetamol adalah sebagai berikut : gatal-gatal; sesak napas; pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Dosis Minum Paracetamol

Penggunaan dan dosis paracetamol untuk orang dewasa yang sakit dan demam ketentuannya adalah sebagai berikut :

  • 325 hingga 650 mg setiap 4 hingga 6 jam atau 1000 mg setiap 6 hingga 8 jam secara oral atau rektal;
  • Paracetamol 500 mg tablet: 1 sampai 2 tablet 500 mg secara oral setiap 4 sampai 6 jam.

Penggunaan dan dosis paracetamol untuk anak dengan nyeri dan demam per oral atau rektal:

  • Lahir sampai 1 bulan: dosis tunggal 10 sampai 15 mg/kg setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan;
  • 1 bulan hingga 12 tahun: dosis tunggal 10 hingga 15 mg/kg setiap 4 hingga 6 jam sesuai kebutuhan (maksimum: 5 dosis dalam 24 jam);
  • Di atas 12 tahun: 325 hingga 650 mg setiap 4 hingga 6 jam atau maksimum 1000 mg setiap 6 hingga 8 jam.

Ingat, paracetamol seperti semua obat lain, harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak. Jangan pernah berbagi obat dengan orang lain dan gunakan paracetamol hanya sesuai petunjuk.



This post first appeared on Ashefa Griya Pusaka Pusat Rehabilitasi Narkoba, please read the originial post: here

Share the post

Paracetamol: Apa Saja Yang Harus Diketahui ?

×

Subscribe to Ashefa Griya Pusaka Pusat Rehabilitasi Narkoba

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×