Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

5 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Wawancara Kerja

CV kamu udah diterima sama recruiter. Udah dibaca sama recruiter, dan akhirnya datang hari besar di mana kamu dipanggil untuk ketemu sama HRD. Apa aja sih kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh kandidat selama proses interview? Kali ini catatan baru akan bahas satu-satu serta langkah-langkah untuk menghindarinya.

Time Management

Kita semua yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia sdah pasti ngadepin macet sebagai makanan sehari-hari. Tapi bukan berarti alasan macet ini Bisa diterima sebagai alasan yang valid ketika teman-teman terlambat untuk datang interview.

Satu hal yang dulu aku lakukan ketika sedang aktif sebagai job seeker adalah dia melakukan mapping, rute mana yang paling ideal untuk gue berangkat menuju tempat interview. Mapping ini gua lakukan pada jam yang sama dengan jam interview gue pada hari H-nya. 

Jadi aku bisa ngerasain secara real-time kira-kira kemacetan yang akan aku alami bakal sepadat apa. Karena aku udah survei, aku jadi bisa menilai sendiri kira-kira butuh waktu berapa lama di jalan untuk sampai ke tempat interview tanpa terlambat. Idealnya teman-teman mau tiba kurang lebih 10 menit sebelum interview dimulai.

Salah Kostum

Mungkin di zaman orangtua kita dulu kostum terbaik untuk pergi interview adalah setelan jas dan pantofel. Tapi zaman udah berubah teman-teman. Mungkin sekarang di perusahaan yang teman-teman lamar kostumnya tidak seformal itu lagi.

Dulu kesalahan ini aku lakukan pada saat mulai melamar kerja di Indonesia sepulang dari sekolah gue di Jepang. Pada saat gue Jepang semua orang ketika pergi untuk melamar kerja pakaiannya amat sangat rapi. Setelan hitam-hitam atas bawah pakai dasi pakai sepatu dan bawa tas kulit, itu yang gue lakukan pada saat gue ngelamar kerja dan gue diketawain orang-orang. 

Jadi pastiin temen-temen reset dulu, cari tahu dari network temen-temen, dari media sosialnya perusahaan tersebut, tata cara berpakaian diperusahaan ini formal, lebih casual atau malah informal sama sekali.

Tampil Tidak Presentable

Presentable atau tidak, tidak ada hubungannya dengan kostum yang teman-teman pakai soal kostum. Tapi ketika bicara soal presentablenya teman-teman Ini bicara soal bagaimana penampilan teman-teman ketika tiba di ruang interview.

Buat kita yang tinggal di Jakarta mungkin ini sesuatu yang challenging. Banyak dari kita harus naik kendaraan umum yang mungkin tidak ber-AC. Harus naik motor sendiri bikin kita keringetan ketika kita di jalan, sehingga sesampainya kita di kantor, sesampainya kita di tempat interview, kita sudah tidak maksimal lagi penampilannya.

Jadi yang aku lakukan dulu ketika gue harus datang interview dan naik kendaraan umum adalah aku memastikan punya cukup waktu untuk dandan lagi untuk merapikan lagi penampilan. Jadi kalau tadi aku bilang gue harus siap 10 menit lebih awal sebelum waktu interview, kalau gue butuh waktu untuk merapikan penampilan, artinya aku menyiapkan at least 30 menit sebelum interview dimulai.

Aku akan kemas pakaian interview di tas terlebih dahulu untuk nanti gue ganti begitu aku sampai ketempat tujuan biasanya di lobi-lobi kantor lantai satunya selalu ada WC. Selalu ada toilet untuk teman-teman bisa ganti baju, bisa cuci muka dulu, bisa pakai gel dulu kalau untuk yang pria. 

Jadi penampilan teman-teman lebih segar dan lebih menarik lebih enak dilihat pada saat interview.

Terlalu Presentable

Nah bingung kan tadi kurang presentable salah. Sekarang terlalu presentable salah juga.

Jadi sebenarnya kira-kira sampai mana sih kadar pasnya. Nah, tiga hal yang kita mau perhatikan disini adalah parfum, perhiasan, sama corak warna pakaian. 

Ketika teman-teman interview parfum ini perannya hanya sebagai pemanis saja bukan sesuatu yang harus menyengat kemudian harus tercium dari jarak 1-2 meter, tidak perlu. Yang penting parfum ini bisa memberikan kesan segar ketika HRD mungkin berjabat tangan atau berdekatan dengan teman-teman. 

Perhiasan juga begitu di banyak tempat, perhiasan dikaitkan dengan status sosial. Semakin kita bergelimang perhiasan, semakin terlihat bahwa kita datang dari golongan yang lebih mapan atau lebih mampu.

Hal terakhir yang teman-teman mau lakukan adalah membuat diri teman-teman terlihat lebih mapan atau lebih mampu daripada recruiter yang menginterview teman-teman. Jadi kita mau agak tone down sedikit perhiasan kita mungkin untuk yang wanita bisa mengenakan perhiasan yang lebih simple yang laki-laki mungkin keep it simple. Bila sudah menikah cincin pernikahan masih bisa diterima. Kemudian jam tangan kenakan yang sederhana dan pantas dan aksesori lainnya seperti tindik misalkan atau gelang

Untuk kandidat pria sebaiknya dihindari terlebih dahulu hal ini terutama kalau kita melamar kerja di bank, law firm, auditor atau industri-industri yang lebih tradisional lainnya. 

Mungkin teman-teman bisa eksperimen sendiri kalau melamar ke industri televisi atau agency mungkin normalnya akan berbeda. Corak pakaian juga demikian kita ingin memberikan kesan profesional.

Saran aku, kita hindari corak pakaian yang terlalu nabrak warnanya. Jangan sampai recruiter nanti lebih fokus ke pakaian kamu daripada ke omongan kamu. Tapi lagi-lagi eksperimen untuk industri di luar banking, auditor, dan law firm, Mungkin aja di agency tempat kamu ngelamar, mereka lebih suka dengan warna-warna baju yang bercorak menandakan kamu kreatif. Bisa aja. Jadi balik lagi ke kesalahan kedua tadi, kesalahan kostum.

Riset riset dan riset cari tahu kira-kira pakaian seperti apa yang pantas dipakai ke perusahaan tempat kamu pergi interview.

Terlalu Tegang

Banyak dari kita mengkaitkan kata interview dengan pengalaman sidang skripsi. Di mana kita harus membela skripsi kita, riset yang sudah kita lakukan dan kita akan dicecar dengan banyak pertanyaan teman-teman nggak perlu kuatir interview kerja.

Seharusnya tidak sama dengan interview skripsi. Ketika teman-teman nggak lolos interview skripsi maka opsinya adalah teman-teman mengulang lagi satu semester, namun ketika teman-teman tidak lolos interview kerja masih banyak perusahaan-perusahaan lain yang teman-teman bisa lamar. 

Anggaplah interview ini seperti sebuah kencan pertama teman-teman dan perusahaan. Sama-sama sedang mencari kecocokan. Apakah perusahaan ini cocok untuk saya? Apakah kandidat ini cocok untuk saya. 

Jadi bukan hanya perusahaan saja yang bisa menolak. Teman-teman pun bisa menolak kalau pada saat interview dirasakan teman-teman mendapatkan perlakuan yang kurang profesional, teman-teman tidak diperlakukan dengan hormat atau mungkin ada perlakuan kurang menyenangkan yang teman-teman rasakan selama interview. Tentu ini standarnya beda-beda tiap orang. 

Ada yang dibentak sedikit sudah tersinggung, ada yang sudah berdiskusi cukup panas selama beberapa menit masih tetap suka dengan perusahaannya. Jadi sekali lagi tujuan interview bukan semata-mata untuk meloloskan profil teman-teman.

Tapi juga untuk mengenal. Saling mengenal satu sama lain antara teman-teman dan perusahaan. Apakah ini tempat yang sesuai buat saya? Apakah saya mau bekerja di perusahaan ini 1, 2, 5 tahun kedepan? 

Nah kalau kita bicara tentang kencan pertama yang kita mau lakukan ketika interview adalah membangun atmosfer yang menyenangkan. Dan buat aku pribadi yang menurut aku adalah tolak ukur keberhasilan satu interview salah satunya adalah ketika HRD yang menginterview aku bisa aku bikin ketawa. 

Bagi aku ketika HRD dan gue bisa ketawa bareng itu salah satu tanda bahwa HRD mulai nyaman sama aku. Ketika kita nyaman dengan seseorang maka informasi yang kita mau sampaikan akan bisa diterima dengan lebih mudah dan akan meninggalkan kesan yang lebih baik. Jadi, challenge-nya, coba di interview berikutnya jangan lupa bikin HRD-nya ketawa.

Nah dari 5 kesalahan ini menurut kalian kesalahan yang mana sih yang paling fatal akibatnya?



This post first appeared on Cara Diet Alami Ala Artis Indonesia, please read the originial post: here

Share the post

5 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Wawancara Kerja

×

Subscribe to Cara Diet Alami Ala Artis Indonesia

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×