Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Belajar dari Penjual Kerupuk di Phnom Penh

Tags: phnom penh


 

Hari keempat saya berada di Phnom Penh, menghabiskan waktu mulai dari malam hari hingga dua hari ke depan pada akhir maret lalu. Pagi hari sebelum saya berjalan jalan dengan teman baru saya dari Indonesia di Cambodia saya berpikir untuk jalan jalan sejenak di pagi hari menikmati udara kota Phnom Penh yang tidak bersih, dipenuhi debu jalanan, berusaha berbaur dengan masyarakat lokal dan pergi ke pasar tradisional yang kebetulan jaraknya hanya selemparan batu. Saya menginap di Guest House street 108 yang merupakan area tourist berseberangan dengan night market Phnom Penh dan River Side. Oh ya, Penomoran jalan di Phnom Penh sangat tertata dengan baik, sehingga anda tidak akan tersesat di kota ini, semua jalanan di berikan penomoran.

Beberapa blok dari penginapan saya, saya menemukan penjual kerupuk. Kerupuknya cukup unik, selain bentuknya yang besar, sangat gurih, kerupuk ini tidak menggunakan minyak namun di bakar seperti yang tertera pada gambar di atas. 
Mereka adalah pasangan suami asli cambodia yang berjualan di depan area pertokoan. 
Dua orang itu melemparkan senyum mereka kepada saya. Senyum yang tulus.
Hati saya tergerak dan pilu, Sedih melihat mereka, hati saya tersayat dan saya terluka. Betapa beruntungnya saya memiliki kesempatan yang luar biasa bisa bersekolah hingga selesai kedokteran, tinggal di rumah yang nyaman, memiliki kendaraan dan banyak kemudahan lain. Betapa berdosanya saya jika saya tidak pernah mensyukuri hidup yang sudah saya miliki

Pasangan itu sangat jujur terbukti dari harga kerupuk yang menurut saya adalah harga yang wajar. Mereka hanya meminta 1000 kip untuk 4 buah kerupuk. Setara dengan 2500 rupiah, sementara para penjual lain yang mungkin mengetahui kita adalah turis pasti memberikan harga yang tinggi.
Sang bapak duduk bersila di lantai kotor itu, sepasang suami istri itu sangat lusuh dan mereka menggunakan sepeda butut sebagai transportasi sehari hari. Ketika saya memberikan 10 dollar mereka sangat bahagia terlihat dari aura wajah mereka. Sayangnya mereka tidak bisa berbahasa inggris, sebagian orang di Cambodia bisa berbahasa inggris dan mereka juga menggunakan Dollar sebagai mata uang di negaranya.
Saya ingin bercakap cakap, namun kondisi bahasa memisahkan kami, saya kemudian memeluk ibu itu "Thank You So Much" dan ia tersenyum dan membiarkan saya pergi.


This post first appeared on Sulam Alis Dan Bibir, please read the originial post: here

Share the post

Belajar dari Penjual Kerupuk di Phnom Penh

×

Subscribe to Sulam Alis Dan Bibir

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×