HAMPARANPERAK, RMOL – Runtuhan tujuh Bangunan rumah toko (ruko) di Jalan Tengku Amir Hamzah yang menimpa sebagian rumah warga juga sempat viral di media sosial.

Namun hingga sekarang, belum juga diketahui penyebab ambruknya bangunan tersebut.

Informasi perihal kapan ruko dibangun pun masih simpang siur. Keterangan yang dihimpun dari sejumlah sumber menyebut, sekitar 10 tahun. Bahkan, ada juga yang bilang sekitar enam tahun.

Ahmad Siregar, warga yang sebagian rumahnya tertimpa reruntuhan menyebut bangunan ruko sepengetahuan dia sudah berdiri sekira 12 tahun.

Lima ruko kosong, sebutnya, milik seorang pria yang berasal dari Kota Medan, dan dua lagi punya ASN, di mana satu ruko dipergunakan untuk berjualan.

Sebelum bangunan ruko ambruk, Ahmad memperhatikan ada beberapa pertanda sudah terlihat. Bahkan warga sekitar sempat mengingatkan pemilik, tentang bagian tembok samping ruko kerap keluar air bercucuran dari retakkan bangunan.

“Terdapat retakkan bangunan yang terus mengeluarkan air dari sisi samping tembok sebelah Gang Melati dan samping tembok Gang Abadi, tepat di sebelah rumah Sumini yang juga tertimpa runtuhan,” sebut bapak tiga anak itu, ketika dimintai keterangan oleh Waspada Online, Sabtu (26/8).

Peristiwa runtuhnya bangunan ruko itu juga menimpa sebagian rumah Ahmad. Mulai dari asbes kamar dan ruang tamu mengalami kerusakan yang cukup parah hingga menimbulkan lubang menganga di atap akibat tertimpa pecahan batu yang cukup besar.

Dan yang paling parah, garasi mobil Ahmad roboh dan menimpa mobil miliknya. Ia menduga sejumlah meterial bangunan tak cukup kuat menahan berat bangunan yang berlantai tiga tersebut.

“Sebenarnya itu (ruko) bangunan tiga lantai setengah, karena ada teras atas. Idealnya kan untuk bangunan tingkat tiga memakai besi beton berdiameter 14 – 16 mm. Bukan saya saja, kemarin juga ada petugas kepolisian yang mengomentari soal spesifikasi material bangunan yang dianggap tak sesuai kebutuhan,” bebernya.

Ahmad menilai, dari amatannya besi beton yang digunakan ruko hanya berdiameter sekitar 10 mm. “Kalau itu (besi beton) paling cuma 10 mm,” ujar dia, sembari menunjuk ke arah besi beton yang tertanam dicoran pondasi bangunan yang ambruk.

Ternyata sebelum ambruk, lanjut Ahmad, ada aktivitas renovasi di ruko kosong yang berdiri di Jalan Tengku Amir Hamzah, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang. Ada pekerja yang sedang ngecat. Di hari sebelumnya juga pekerja sempat memasang keramik dan renovasi pintu.

“Pekerja sebenarnya sudah merasa ada yang gak beres saat tiba-tiba tinggi keramik mulai bergeser, tak sejajar dengan keramik lain yang terpasang. Selain itu pintu ruko yang sebelumnya gampang dibuka tiba-tiba jadi sulit terbuka. Dihari kejadian, saya dengar dari warga sini keramik lantai pecah berloncatan sebelum bangunan ambruk,” bebernya lagi.(wol/rid/wol)

Editor: Rizki Palepi