Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatat tren positif kredit berkelanjutan. Hal ini seiring dengan tren positif dari pelaku usaha dan juga masyarakat. 

Dalam laporan terbaru, Bank Mandiri hingga akhir Maret 2023 mencatat kredit berkelanjutan mencapai Rp 232 triliun, naik 6,4% secara tahunan (yoy). Pembiayaan tersebut disalurkan kepada UMKM, energi terbarukan, dan transportasi bersih. 

Adapun kredit berkelanjutan berkontribusi sebesar 24,9% terhadap portofolio penyaluran dana BMRI. 

Manajemen Bank Mandiri berkomitmen memperkokoh sektor berkelanjuta, satu di antaranya dengan menerbitkan obligasi hijau dengan target penggalangan dana Rp 10 triliun. Pada tahap pertama perseroan menargetkan maksimal meraih dana Rp 5 triliun.

Sementara itu, BCA mengungkapkan kredit hijau atau green financing bergerak positif dalam 3 tahun terakhir. Hal ini seiring dengan dukungan pemerintah terhadap ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

“Di BCA sendiri kami sudah mulai membiayai biogas, mini hydro, pembangunan power plan tenaga surya,” kata Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim, belum lama ini. 

Vera menjabarkan hingga kuartal I/2023, permintaan pembiayaan sektor energi baru terbarukan naik 46,7% secara tahunan (yoy), menjadi Rp 2,9 triliun. Selanjutnya sektor transportasi hijau tumbuh 16,7% yoy menjadi Rp 7 triliun.

Sementara itu, penyumbang terbesar kredit hijau BCA, yakni sumber daya alami dan penggunaan lahan yang berkelanjutan tumbuh 2% yoy menjadi Rp 60,4 triliun.

Adapun BCA mencatat kredit hijau dalam portofolio pembiayaan berkelanjutan. Hingga Maret 2023, kredit hijau menyumbang Rp76 triliun, naik 4,9% yoy. Pada periode yang sama UMKM berkontribusi Rp105 triliun, naik 17,7% yoy.

“Walaupun belum besar [kredit energi terbarukan], tapi itu opportunity yang besar untuk ke depannya,” katanya.

[Gambas:Video CNBC]

(mkh/mkh)