Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Bearish: Penyebab dan Strategi Menghadapinya

Bearish adalah istilah yang umumnya sangat tidak disukai oleh para pelaku Pasar, terlebih bagi seorang trader. Namun bagi investor, Bearish bisa jadi menawarkan peluang. Nah kalau gitu, kenapa bearish banyak dihindari? Sebagai investor apakah kita harus menghindari market bearish?

Pengertian Bearish

Istilah bearish berawal dari Inggris pada abad 18, di mana seorang trader di London pada saat itu mengamati beruang yang menggunakan cakarnya dari atas ke bawah. Hal tersebut ia imajinasikan sebagai tanda pasar yang bergerak jatuh dari atas ke bawah, seperti layaknya gerakan beruang.

Hingga saat ini istilah bearish digunakan sebagai tanda bahwa tren market saham, sedang bergerak ke bawah tidak sesuai harapan.

Bearish market umumnya disebabkan oleh banyaknya pelaku pasar saham yang menjual saham pegangan secara berlebihan. Bahkan penjualan saham bisa berlanjut berhari-hari sehingga membentuk trend bearish.

Ciri-Ciri dan Indikator Market Bearish

Berikut ini beberapa ciri market bearish:

  1. Penurunan Harga

Penurunan harga yang disebabkan oleh penjualan oleh investor dapat membuat market bearish. Penjualan tersebut bisa jadi tidak hanya dalam hitungan hari, bisa bulan bahkan tahunan.

  1. Berita Negatif

Berita negatif pada suatu emiten akan membuat investor bereaksi dengan menjual saham tersebut, untuk menghindari kerugian dan mengamankan asset. Jika hal itu terjadi secara serempak, maka akan mengakibatkan market bearish.

  1. Volume Perdangangan Tinggi

Terjadinya tekanan jual dengan volume perdagangan tinggi dapat menjadi indikator market bearish, karena banyak pelaku pasar yang bertransaksi jual saham.

  1. Munculnya Alternatif Investasi Lain

Biasanya ketika saham bearish ada indikator di mana akan ada alternatif investasi lain diluar saham. Yang terbaru contohnya di tahun 2021, ketika market saham bearish ada alternatif investasi crypto yang “to the moon”. Dan ada investasi lain juga yang memang banyak digandrungi pada saat itu yakni robot trading, yang banyak menjebak orang yang ingin kaya dengan instan.

Stock Market Mastery Oktober – November 2023!!!
Ikuti program Stock Market Mastery yang membahas berbagai topik berkesinambungan, dari tahap basic hingga tingkat lanjut dengan materi yang dikemas secara komprehensif…

 

Itu tadi beberapa ciri market bearish, namun sebenarnya apa sajakah indikator penyebab market menjadi bearish? Berikut ini adalah indikatornya..

  1. Kondisi Makroekonomi yang Buruk

Kondisi makroekonomi suatu negara akan menentukan pula bagaimana kondisi pasar modal / saham pada negara tersebut. Terutama jika negara dilanda musibah dan ketidakstabilan ekonomi, maka bursa akan membentuk trend bearish.

  1. Kondisi Fundamental Emiten yang Buruk

Kondisi fundamental emiten yang tidak baik dapat menyebabkan harga saham bearish atau turun. Dan biasanya akan kembali ketika ada perbaikan dari kondisi fundamental. Contohnya harga saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang bergerak bearish sejak 2020.

  1. Perubahan Kebijakan Moneter

Adanya kebijakan bank sentral yang tidak menguntungkan pelaku pasar dapat membuat pasar bearish. Kebijakan-kebijakan tersebut seperti: suku bunga dan pengurangan stimulus moneter.

  1. Overvalued

Harga saham yang sudah overvalued atau jauh diatas nilai valuasi awal, akan membuat kondisi harganya menjadi bearish dan menyesuaikan ke valuasi yang normal. Hal ini contohnya ketika pandemi Covid saham-saham kesehatan sangat mahal dan overvalue, saat ini beberapa saham kesehatan sudah kembali normal dan cenderung bearish.

  1. Kondisi Global

Kondisi global seperti yang terjadi pada tahun 2008 akan dapat memukul market saham di seluruh dunia dan menyebabkan market bearish. Walaupun kondisi tahun 2008 tidak berdampak langsung pada Indonesia, namun kondisi ekonomi pada negara-negara G7 akan berpengaruh terhadap Indonesia khususnya Amerika Serikat dan China.

Faktor yang Menyebabkan Bearish

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bearish:

  1. Ada pemintaan dan penawaran di pasar

Bearish terjadi ketika volume penjualan di pasar meningkat. Namun hanya ada sedikit transaksi pembelian yang berujung pada penurunan harga saham secara signifikan.

  1. Psikis investor

Sedikitnya pembelian/permintaan di pasar, jelas dipengaruhi oleh kondisi psikis dan keputusan investor yang cenderung pesimis. Akibatnya pasar bergerak negatif dengan menunjukkan penurunan signifikan.

  1. Ekonomi melemah

Siklus ekonomi yang melemah, berpotensi membuat banyak perusahaan tidak mendapat keuntungan karena rendahnya daya beli. Kondisi ini akan dengan cepat memicu penurunan harga saham.

Strategi dan Taktik dalam Menghadapi Pasar Bearish

Pertanyaan selanjutnya, apakah ketika pasar bearish kita masih bisa “cuan” dengan menerapkan strategi investasi yang tepat? Jawabnya iya! Berikut ini beberapa strategi investasi ketika pasar bearish:

  • Belilah Saham Berfundamental Bagus

Pasar bearish akan memudahkan kita untuk mencari “mercy harga bajaj”, karena harga saham berfundamental bagus akan murah. Teman-teman investor, sebenarnya bisa lihat di tahun 2008 dan 2021 di mana banyak saham LQ-45 yang berfundamental baik salah harga.

Ketika pasar bearish umumnya yang “manggung” adalah saham gorengan seperti pada 2021 saat saam PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) dan PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) bangkit dan banyak menjebak investor.

Oleh sebab itu, penting untuk kita sebagai investor tetap memilih saham berfundamental baik, bahkan saat krisis terjadi.

  • Lakukan Cut Loss atau Average Down

Lakukan cut loss untuk saham yang tidak berpotensi turnaround. Sebaliknya, lakukan average down di saham yang memang “salah harga”. Dengan menerapkan kedua strategi tersebut, dan jika kita sabra. Maka tentu kita sebagai investor dapat menghadapi badai pasar bearish. Ingat jangan takut untuk cut loss ya!

  • Lakukan Trading Jangka Pendek

Jika kamu adalah trader maka kamu dapat melakukan teknik trading harian atau bahkan scalping. Cara ini cukup efektif untuk membuat kamu cuan di saat market bearish. Biasanya para trader atau bandar saham akan mudah menggoreng saham gorengan ketika market bearish, maka tidak heran biasanya saham lapis dua atau ketika menjadi “bullish” ketika kondisi pasar atau IHSG bearish

  • Perhatikan Bandarmology dan Kondisi Psikolog

Market bearish merupakan market yang cukup disukai para bandar karena dapat lebih mudah menggoreng saham dan banyak trader dengan kondisi psikologis terganggu sehingga cut loss saham dengan mudah. Dalam hal ini, untuk bisa memanfaatkan hal tersebut, cukup dengan melihat flow bandar pada saham incaran pada akhir hari setelah transaksi. Kondisi ini dapat memberikan gambaran bagaimana pergerakan saham esok hari, apakah masih bearish atau ada perbaikan.

Nah itu tadi keempat strategi dan taktik untuk menghadapi market bearish. Jadi pada saat bearish bukan berarti kita tidak dapat melakukan investasi ya, justru kita masih dapat berinvestasi saham namun perhatikan juga beberapa faktor-faktor yang disebutkan di atas ya!

Psikologis Investasi dalam Pasar Bearish

Tren bearish akan sangat mudah memicu terjadinya rasa panik, khawatir, ketidaktenangan, hingga pesimisme berlebih pada kondisi psikis investor. Akibatnya ada banyak investor yang melakukan cut loss secara terburu-buru tanpa perhitungan matang. Memang tujuannya adalah untuk menurunkan potensi kerugian.

Namun ketika psikis kita sebagai investor terbiasa melatih diri untuk tetap tenang, tidak mudah panik dan gusar atas keramaian pasar yang mungkin terjadi sesaat. Justru tren bearish adalah momentum tepat untuk kita membeli lagi saham-saham incaran dengan harga pasar yang rendah. Tentu dengan pertimbangan, fundamental perusahaan yang sehat dan bagus, sehingga keuntungan besar di masa mendatang adalah hal yang pasti untuk kita terima.

 

Studi Kasus: Contoh Pasar Bearish dalam Sejarah

Tahun 2008 silam, terjadi krisis keuangan yang menorehkan sejarah perdagangan saham Amerika Serikat. Krisis keuangan saat itu didominasi oleh adanya spekulasi dan juga utang yang tidak lanjut di pasar real estate, sehingga membuat pasar saham merosot tajam. Bahkan indeks S&P500 merugi lebih dari setengah nilai dalam kurun waktu 1 tahun. Kejadian itu menegaskan pasar saham bearish hanya dalam waktu singkat.

Adapun dampak dari krisis keuangan AS saat itu adalah IHSG yang anjlok tajam. Bahkan untuk mengamankan situasi, BEI mengenakan suspensi perdagangan saham selama dua hari yakni pada tanggal 9 – 10 Oktober 2008. Sebagai jeda waktu bagi investor supaya bisa berpikir rasional, dan tidak melakukan tindakan yang menyebabkan kerugian besar di tengah krisis keuangan yang masih memanas.

Source: data BEI IHSG tahun 2008 – 2009

 

Perbedaan antara Bearish dan Bullish

Lawan kata dari bearish ialah bullish, yakni kondisi dimana harga market saham terapresiasi karena adanya sentimen positif dari pelaku pasar. Berikut ini perbedaan bearish dan bullish:

Faktor

Bearish

Bullish

Kondisi pasar Pesimis Optimis
Indeks Pasar dalam sebulan Mengalami penurunan > 15% Mengalami kenaikan > 15%

Diatas adalah sekilas dari perbedaan kondisi bearish dan bullish, pada artikel selanjutnya RK team akan membahas kondisi bullish, so stay tuned ya!

Cara Ampuh Menghadapi Ketakutan Pasar Bearish

Sebagai investor yang bijak, sebaiknya kita tidak memandang pasar bearish adalah hal yang buruk dan selalu merugikan. Untuk itu diperlukan beberapa cara yang tepat untuk bisa menghadapi ketakutan, antara lain:

  • Jangan bertransaksi jual beli saham saat dikuasai emosi

Pasar bearish sudah tentu menyebalkan dan merasa dirugikan, yang pada akhirnya hanya memicu emosi berlebih. Ketika emosi tidak stabil dan cenderung naik, jangan melakukan transaksi apapun, karena keputusan yang diambil berpeluang besar membuat kita merugi.

  • Pahami dan kenali betul fundamental perusahaan

Guna terhindari dari tindakan impulsif ketika pasar bearish, langkah bijak kita sebagai investor adalah membuka kembali laporan keuangan perusahaan yang mana sahamnya kita pegang. Dengan ini, diharapkan kita jauh lebih yakin terhadap keputusan investasi yang kita buat, bahwa turunnya harga saham yang signifikan murni bukan karena kinerja perusahaan yang buruk. Melainkan memang imbas dari sentimen negatif pasar.

Sebaliknya jika memang benar kinerja keuangan juga buruk, maka kita juga tidak ragu jika harus melakukan cut loss terhadap saham pegangan kita. Sekaligus menyusun kembali strategi investasi yang lebih baik.

  • Perhitungkan dana dengan strategi dollar cost averaging

Ketika keputusan investasi saham kita adalah untuk jangka panjang, maka untuk menurunkan potensi risiko, lakukan strategi dollar cost averaging yang membantu dana investasi kita terkelola dengan aman.

Kesimpulan

Bearish menurut RK Team adalah momen terbaik untuk kembali ‘menyerok’ saham ketika harganya tidak diapresiasi oleh pasar. Di mana kita bisa menambah semaksimal mungkin portfolio investasi saham kita, tentunya dengan memperhatikan kondisi fundamental perusahaan yang sehat dan memang layak untuk diinvestasikan dalam jangka panjang.

RK Team tidak menampik, bahwa tren bearish memang menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian pelaku pasar yang belum mengetahui peluang dibaliknya bearish harga saham. Dalam kondisi bearish tidak dipungkiri masih ada banyak pelaku pasar yang mudah bersikap “panic selling”. Dengan cepat justru melepas saham nya tanpa memperhatikan fundamental perusahaan. Padahal jika saham yang dilepas adalah saham yang bagus, prospek cerah, harga saham kembali rebound setelah bearish. Tentu ini akan merugikan diri kita sendiri.

So bagaimana teman-teman investor sekalian? Apakah kita masih takut ketika saham masuk dalam tren bearish? Kalau dari penulis jawabnya “tentu tidak!” selama psikologis terjaga secara baik dan mempunyai cadangan cash yang aman, tentunya pasar yang dalam tren bearish adalah peluang terbaik untuk berinvestasi!*** 

The post Bearish: Penyebab dan Strategi Menghadapinya appeared first on Rivan Kurniawan.



This post first appeared on Rivan Kurniawan, please read the originial post: here

Share the post

Bearish: Penyebab dan Strategi Menghadapinya

×

Subscribe to Rivan Kurniawan

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×