Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Sejarah Kebudayaan Islam



PENDAHULUAN
Sebagai generasi muslim, kita perlu mengetahui perkembangan sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini bertujuan untuk menambah dan meningkatkan kemantapan iman kita. Seorang ahli sejarah abad pertengahan yang bernama Ibnu Khaldun mengungkapkan bahwa kebudayaaan merupakan kondisi-kondisi kehidupan yang melebihi dari yang diperlukan. Perkembangan kebudayaan Islam tidak lepas dari politik dan kekuasaan. Pada umumnya kebudayaan tumbuh dan berkembang di suatu kota. Bukan suatu daerah pedalaman. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah kondisi masyarakat yang berkembang karena dukungan pemerintahan Islam.
Sejarah Islam sendiri adalah termasuk bagian ilmu pengetahuan agama Islam. Dan tidak boleh dipandang terpisah dari ilmu pengetahuan agama islam. Oleh karena itu bagi mereka yang hendak menulis sejarah Islam harus mempunyai pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu pengetahuan agama islam seperti Al-Quran, As-Sunah, Fiqih, Tauhid, Tarikh dan sebagainya. Sebab tidak sedikit peristiwa-peristiwa bersejarah berkaitan erat dengan turunnya ayat-ayat Al-Quran dan As-Sunah.
A.    Pengertian Kebudayaaan Islam
Menurut bahasa, sejarah berarti riwayat atau kisah. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut dengan tarikh, yang mengandung arti ketentuan masa atau waktu. Sebagian orang berpendapat bahwa sejarah sepadan dengan kata syajarah yang berarti pohon (kehidupan). Sedangkan menurut istilah, sejarah ialah proses perjuangan manusia untuk mencapai penghidupan kemanusiaan yang lebih sempurnah dan sebagai ilmu yang berusaha mewariskan pengetahuan tentang masa lalu suatu masyarakat tertentu. Sejarah juga merupakan gambaran tentang kenyataan-kenyataan masa lampau yang dengan menggunakan indranya serta memberi kepahaman makna yang terkandung dalam gambaran itu.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan “daya” berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah "kebudayaan" sering dikaitkan dengan istilah "peradaban". Perbedaannya : kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi. Apabila dikaitkan dengan Islam, maka Kebudayaan Islam adalah hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber hukum dari al-Qur'an dan sunnah Nabi.
Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam. Jadi kesimpulannya, Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. Unsur Pembentuk Kebudayaan Islam adalah :
a.       Sistem Politik, sistem politik ini meliputi :
1.  Hukum Islam, Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaan ketika diterapkannya hukum Islam. Di dalam Islam sumber hukum utama adalah Al Qur’an dan Hadits.
2.  Khilafah, Setelah Rosulullah saw wafat , orang-orang yang diberi tanggung jawab melaksanakan hukum islam adalah para pengendali pemerintahan. Kedudukan mereka adalah sebagai kholifah atau pengganti saw.
b.      Sistem kemasyarakatan, Terbagi dalam kelompok-kelompok berikut:
1.      Kelompok Penguasa
2.      Kelompok Tokoh Agama
3.      Kelompok Militer
4.      Kelompok Cendikiawan
5.      Kelompok Pekerja dan Budak
6.      Kelompok Petani.
c.       Ilmu Pengetahuan. Pada masa awal Perkembangan Islam, ilmu pengetahuan kurang mendapat perhatian. Ilmu Pengetahuan baru mendapat perhatian pada masa Dinasti Abbasiyah. Pada saat itu banyak buku-buku dari berbagai disiplin ilmu dan kebudayaan lain diterjemahkan kedalam bhasa Arab.
B.     Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan dari mempelajari sejarah kebudayaan islam adalah sebagai berikut:
·         Mengetahui lintasan peristiwa, waktu dan kejadian yang berhubungan dengan kebudayaan Islam
·         Mengetahui tempat-tempat bersejarah dan para tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam.
·         Memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan Islam dari satu periode ke periode berikutnya.
Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah:
a.  Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum muslimin masa lalu.
b. Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab terhadap kemajuan dunia Islam.
d. Memberikan pelajaran kepada generasi muslim dari setiap kejadian untuk mencontoh/meneladani dari perjuangan para tokoh di masa lalu guna perbaikan dari dalam diri sendiri,masyarakat,lingkungan negerinya serta demi Islam pada masa yang akan datang.
e.    Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahulu.
Bentuk atau wujud kebudayaan Islam paling tidak dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu:
1.    wujud ideal (gagasan)
2.    wujud aktivitas
3.    wujud artefak (benda)
Salah satu tokoh yang dikenal sebagai sejarawan dan dijuluki Bapak Sosiologi Islam adalah Ibnu Khaldun. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam,pengamatan terhadap berbagai masyarakat. Ibnu Khaldun menulis sebuah buku yang berjudul Al’Ibar(Sejarah umum) yang diterbitkan di Kairo tahun 1248 M.Ibnu Khaldun juga dipandang sebagai peletak dasar ilmu sosial dan politik Islam.
1. Kebudayaan Islam yang Berwujud Ideal (Gagasan)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Di antara tokoh-tokoh yang berperan adalah:
1.      Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki (bidang ilmu fiqih). 
2.      Umar bin Khattab (bidang administrasi negara dan pemerintahan Islam)
3.      Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd (bidang filsafat)
4.      Ibnu Khaldun (bidang sejarah yang sering disebut dengan "bapak sosiologi Islam").
Kebudayaan Islam yang berwujud ideal diantaranya:
·         Pemikiran di bidang hukum Islam muncul ilmu fiqih.
·         Pemikiran di bidang agama muncul ilmu Tasawuf dan ilmu tafsir.
·    Pemikiran di bidang sosial politik muncul sistem khilafah Islam (pemerintahan Islam) yang diprakarsai oleh Nabi Muhammad dan diteruskan oleh Khulafaurrosyidin.
·      Pemikiran di bidang ekonomi muncul peraturan zakat, pajak jizyah (pajak untuk non Muslim), pajak   Kharaj (pajak bumi), peraturan ghanimah (harta rampasan perang).
·       Pemikiran di bidang ilmu pengetahuan muncul ilmu sejarah, filsafat, kedokteran, ilmu bahasa dan lain-lain.
2. Kebudayaan Islam yang berwujud Aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasi. Kebudayaan Islam yang berwujud aktivitas atau tindakan di antaranya adalah:
1.      Pemberlakuan hukum Islam seperti potong tangan bagi pencuri dan hukum razam bagi pezina.
2.      Penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan Islam pada masa Dinasti Umayyah (masa khalifah Abdul Malik bin Marwan) memunculkan gerakan ilmu pengetahuan dan penterjemahan ilmu-ilmu yang berbahasa Persia dan Yunani ke dalam bahasa Arab. Gerakan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya pada masa Dinasti Abbasiyah, di mana kota Baghdad dan Iskandariyah menjadi pusat ilmu pengetahuan ketika itu.
3. Kebudayaan Islam Yang Berwujud Artefak (Benda)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. ebudayaan Islam yang berbentuk hasil karya di antaranya:  seni ukiran kaligrafi yang terdapat di masjid-masjid, arsitektur-arsitektur masjid dan lain sebagainya. Catatan : Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Wujud dari hasil ciptaan, pikiran dan perasaan manusia yang memiliki nilai mutu dan mengandung nilai keindahan. Kesenian yang berkembang pada masa dinasti Bani Umayyah adalah kasidah, qiraat dan seni ukir. Seni kasidah ini sudah ada dari semenjak islam belum lahir. Kemudian setelah islam lahir yaitu pada masa khulafaur rasyidin dan Bani Umayyah seni kasidah lebih dikembangkan. Bait-bait sajak yang dinyanyikan dalam kasidah berupa pujian kepada Allah SWT dan RasulNya, seruan bertakwa kepada Allah SWT. Kesenian lainnya adalah qiraat, yaitu cara-cara mengucapkan kalimat-kalimat atau ayat-ayat Al-qur’an dengan baik, indah dan benar.
Pada masa dinasti Bani Umayyah lahir tujuh macam cara membaca Al-qur’an yang disebut Qiraat Sab’ah, harus dijadikan sebagai pedoman oleh umat islam dalam membaca Al-qur’an. Selain kasidah dan qiraat, seni ukir mengalami perkembangan yang lebih maju. Motif ukiran yang  menonjol dan digunakan pada masa dinasti Bani Umayyah adalah khat (tulisan) Arab. Banyak ayat Al-qur’an , hadist Nabi SAW, syair-syair yang bermutu dan kata-kata mutiara yang diukir dengan indah di dinding mesjid, tembok istana dan gedung megah. Bani Umayyah memiliki peninggalan ukiran yang indah yaitu ukiran yang berpahat pada dinding tembok istana yang dibangun oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik, istananya bernama Qusair Amrah (istana mungil amrah).
a.      Arsitektur
Arsitektur pada masa dinasti Bani Umayyah adalah seni bangunan sipil, seni bangunan agama dan seni bangunan militer. Yang termasuk bangunan sipil seperti istana yang megah dan gedung milik pemerintah atau pribadi. Sedangkan yang dimaksud bangunan agama adalah mesjid dan bangunan militer adalah benteng.
b.      Masjid
           Bagi kaum muslimin, setiap jengkal bumi adalah masjid. Rasulullah bersabda: telah dijadikan untukku dan untuk umatku,bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri. Oleh karena itu, setiap musli diperbolehkan melaksanakan sholat di wilayah manapun dibumi ini, kecuali diatas kuburan atau di tempat-tempat najis, dan ditempat-tempat yang menurut umat islam kurang wajar untuk dijadikan tempat ibadah. Banyak fungsi masjid selain sebagai tempat ibadah contohnya pusat da’wah, membina keutuhan jama’ah, tempat pengobatan, tempat perdamaian dan pengadilan, dll.
           Gedung atau bangunan tersebut pada umumnya bergaya campuran antara Romawi, Persia dan Arab yang kemudian diwarnai dengan warna islam. Gedung-gedung tersebut telah tersebar di berbagai kota, seperti Damaskus (ibukota Bani Umayyah), Kairawan (Afrika Utara) dan Kordoba ( Spanyol).
           Dalam Sejarah Kebudayaan Islam, dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini dapat dilihat dari seni pahat, seni ukir, seni sulam, seni lukis, seni suara, seni musik, seni tari, seni bahasa dan arsitektur. Perkembangan Sejarah Kebudayaan Islam pada masa dinasti Abbasiyah lebih maju dibandingkan dengan perkembangan pada masa dinasti Bani Umayyah. Sebab-sebabnya antara lain :
a)                Dapat dilihat dari segi faktor internal, yaitu perintah dari ajaran islam terhadap para penganutnya agar melakukan usaha-usaha dalam bidang kebudayaan, sehingga hari ini lebih maju dari hari kemarin.
b)                Dapat dilihat dari segi faktor eksternal, yaitu adanya kestabilan dalam bidang politik, kemakmuran dalam bidang ekonomi, adanya partisipasi dari para khalifah dan pejabat negara dan adanya akulturasi antara kebudayaan islam dan kebudayaan yang terdapat di wilayah kekuasaan islam seperti Persia, Hindu dan Yunani.
           Kemajuan Sejarah Kebudayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah dapat dilihat dari berbagai bidang seni, yaitu antara lain :
a.      Seni bangunan
Pada masa dinasti Abbasiyah telah dilaksanakan pembangunan kota-kota baru dan pembaharuan kota-kota lama dalam berbagai wilayah. Kota-kota baru yang dibangun, seperti Bagdad dibangun oleh khalifah Abu Ja’far Al-Mansur dan Samara dibangun oleh khalifah Al-Mu’tasim , yang kemudian dijadikan ibukota negara yang sebelumnya kota Bagdad.
b.      Seni rupa
Bidang seni rupa yang mengalami perkembangan lebih maju pada masa dinasti Abbasiyah adalah seni pahat, seni ukir, seni sulam dan seni lukis.
c.       Seni suara, seni tari dan seni musik
Pada masa dinasti Abbasiyah seni suara, seni tari dan seni musik juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan bermunculan penyanyi-penyanyi terkenal, didirikannya sekolah-sekolah musik dan pabrik-pabrik yang memproduksi alat musik serta dipentaskan seni tari di berbagai tempat.
d.      Seni bahasa
Kemajuan seni bahasa pada masa dinasti Abbasiyah ditandai dengan lahirnya para penyair terkenal, banyaknya para pengarang novel baik yang asli maupun terjemahan dan lahirnya seni drama.
C.    Lintas Sejarah Peradaban Islam
Masa klasik (650-1250 M) Pada masa ini islam semakin meluas dari afrika utara, spanyol sampai persia dan india timur. Dimasa ini Amerika dan Eropa masih pada zaman kebodohan dan kekhalifahan dinasty bani abasiyah yang berpusat di baghdad, telah berkemban pesat dalam ilmu pengetahuan dan melahirkan banyak ilmuwan muslim kelas dunia. Peradaban umat islam pada masa ini telah menjadi kiblat dan adikuasa dunia, yang telah dirintis oleh khalifah besar yaitu Harun ar-Rasyid dan Al-mansyur.
Masa Pertengahan (1250-1800)Masa ini adalah masa mulai mundurnya islam, yang ditandai mulai banyaknya peperangan, dan dunia islam terbelah menjadi dua bagian yaitu wilayah arab yang berpusat di Mesir dan wilayah persia yang berpusat di Iran.
Masa Modern (1800 M – Sekarang) Dizaman ini islam makin terpuruk, umat islam tidak bisa menguasai ilmu dan filsafat. Itu semua karena umat islam zaman sekarang umat islam tidak mau melanjutkan tradisi ilmu yang diwariskan oleh para ulama besar pada masa klasik. Pada zaman ini manusia hanya terbuai pada kemegahan yang bersifat material.
D. Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Menurut ahli sejarah, islam di indonesia dibawa oleh pedagang gujarat, ditandai dengan lahirnya kerajaan samudra pasai di aceh sejak 7 M dan di Jawa sejak 13 M yang dibawa oleh para ulama yang kemudian biasa disebut sebagai walisongo. Sesuatu yang khas dari penyebaran islam di indonesia adalah melalui jalur perdagangan, perkawinan, dan budaya yang khas tanpa menghilangkan budaya hindu dan budha, karena sebelum islam masuk ke indonesia agama budha dan hindu lebih duluan masuk.Perkembangan islam di Indonesia berdasarkan sosiologi pengetahuaan, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Zaman mitos Pada zaman ini, umat memiliki kepercayaan mistis religius, sehingga dasar pengetahuan waktu itu menjadi mitos. Zaman ini berlangsung kira-kira sampai 1900 M.
b.      Zaman ideologi


This post first appeared on Kreasi Anak Bangsa, please read the originial post: here

Share the post

Sejarah Kebudayaan Islam

×

Subscribe to Kreasi Anak Bangsa

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×