Nyala. Kamu pernah menyalakannya, bara api yang menusuk di jantung Dada. Kamulah sebabnya. Saat kau memilihnya hingga kau menikahinya. Melengkungkan janur di depan gedung tempat aku kasat mata menyaksikannya. Ada lagu bersiul-siul mengagungkan namamu namanya dalam hentakan orkestra. Bara api yang menyala di sini di dalam dada, masih membara. Kau tega erat memeluknya. Ini bukan saatnya