Air Mataku perlahan menetes. Kusaksikan dengan kedua bola mataku dia, penghulu, wali dan saksi saling berhadap-hadapan. Dengan satu tarikan nafas lancar diucapnya. Diiringi kalimat sah yang menggema ia menghela nafas lega. "Alhamdulillah," katanya. Dia tidak akan tahu bagaimana rasanya berada di posisiku. Ikhlaskan saja batinku dalam hati. Aku mengusap Air Mataku dan tersenyum.