Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Perbedaan Hamzah Qatha’ dan Washal (همزة القطع والوصل)







1. Definisi Hamzah/Alif Washal

 همزة وصل هي التي تظهر في النطق في بدء الكلام ولكنها لا تظهر في الوصل وتسمي الف وصل 

Hamzah Washal (همزة وصل) adalah hamzah berbentuk alif (ا), ketika berada diawal kata dia nampak diucapkan. Namun, ketika ia berada ditengah atau bersambung dengan kata lain dia tidak dibaca, dan bahkan terkadang dibuang. Sebab alif ini tidak memiliki tanda hamzah seperti kepala ‘ain أَ / إِ / أُ, maka disebut juga dengan alif washal. Jadi kita akan menyebutnya alif washal. 


2. Posisi Alif Washal di Awal kata. 

Terdapat 3 posisi yang ditempati alif washal diawal kata yaitu pada awal isim, fi’il dan Huruf

a). Alif washal pada awal isim Isim- isim yang diawali oleh alif washal adalah sebagai berikut:

 اسْمٌ / اسمان / ابْنٌ / ابْنَةٌ / اثْنَانِ / اثْنَتَانِ / امْرَأَةٌ / امْرُؤ / ابْنَانِ / امْرَأَتَانِ / امْرَئَانِ 

Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan 2 huruf, seperti

 اِتِّصَالٌ / اِنْتِصَارٌ / اِجْتِهَادٌ / اِنْطِلاَقٌ 

Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan 3 huruf, seperti

 اِسْتِقَالَةٌ / اِسْتِغْفَارٌ / اِسْتِخْرَاجٌ 

Cara membaca alif washal pada isim-isim dan mashdar di atas yaitu semuanya kasrah. 

b). Alif washal pada fi’il Pada awal fi’il madhi tsulasi majid tambahan 2 huruf seperti

 اِنْتَصَرَ / اِجْتَهَدَ / اِنْتَقَلَ 

- Pada awal fi’il madhi tsulasi majid tambahan 3 huruf seperti

 اِسْتَغْفَرَ / اِسْتَخْرَجَ / اِسْتَفْهَمَ 

- Pada awal fi’il amr dari fi’il tsulasi mujjarad

 اِفْتَحْ / اِذْهَبْ / اُدْرُسْ / اِرْجِعْ / اُنْصُرْ / اِضْرِبْ 

- Fi’il amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 2 huruf

 اِنْطَلِقْ / اِجْتَهِدْ / اِنْتَظِرْ 

- Pada awal fi’il Amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 3 huruf

 اِسْتَغْفِرْ / اِسْتَفْهِمْ / اِسْتَخْرِجْ 

Cara menentukan harakat alif washal ketika dia berada diawal fi’il ‘Amr yaitu dengan cara mengikuti harakat huruf sebelum huruf akhir pada fi’il mudhari’nya. Apabila harakat huruf tersebut dhammah, maka harakat hamzah washal harus dhammah, apabila harakat huruf tersebut fathah atau kasrah, maka harakat alif washal harus kasrah. Contoh

 يَخْرُجُ -» اُخْرُجْ 

يَنْصُرُ -» اُنْصُرْ 

يَذْهَبُ » اِذْهَبْ

يَفْتَحُ -» اِفْتَحْ

يَجْلِسُ -» اِجْلِسْ

يَنْطَلِقُ -» اِنْطَلِقْ

يَجْتَهِدُ -» اِجْتَهِدْ

يَسْتَخْرِجُ -» اِسْتَخْرِجْ 

c). Alif washal pada awal huruf Alif washal pada huruf hanya berada pada satu tempat yaitu pada alif lam ta’rif (ال), seperti

 طَالِبٌ -» الطَّالِبُ

رَجُلٌ -» الرَّجُلُ

تِلْمِيْذٌ -» التِّلْمِيْذُ

صَدِيْقٌ -» الصَّدِيْقُ


Catatan: 

Alif washal terkadang berubah menjadi hamzah qath’a pada lafadz Djalalah ‘Allah’ ketika didahului huruf nida, seperti

 يَا اللَّهُ -» يَا أَللَّهُ 

Lafadz Albittah (البته ) boleh dua keadaan yaitu dengan hamzah qatha’ أَلبته atau dengan alif washal البته 3.


3. Posisi Alif washal di tengah kata. 

Apabila dia berada ditengah kata, baik dihimpit dengan huruf atau isim, dia tetap nampak. Namun, ia tidak dibaca dan tidak pula berharakat, seperti

 وَاضْرِبْ / مِنَ الْمَدْرَسَةِ / وَافْتَحْ 

Wadhrib / Minalmadrasah / Waftah 


4. Membuang Alif Washal 

Alif dibuang dari lafadz ابن dan ابنة dengan syarat sebagai berikut: Kata ابن dan ابنة bentuknya mesti mufrad (bukan mutsanna seperti ابنان / ابنتان atau jamak taksir seperti أبناء) dengan syarat ابن dan ابنة keduanya mesti berada diantara dua isim alam.


(BENAR) جَاءَ عمرُ بْنُ الخَطَّابِ

(SALAH) جَاءَ عمرُ ابْنُ الخَطَّابِ


Keterangan: Umar isim alam, khatab isim alam, dan ibnu bentuknya mufrad. Dengan demikian, ia sudah memenuhi syarat untuk membuang alif dari ibnu. 

Contoh dihimpit dua isim yang salah satu bukan isim alam, seperti


زيد ابن الخليفة خالد  (BENAR)

زيد بن الخليفة خالد  (SALAH)

خالد ابن الفلاح يزرع القمح  (BENAR)

خالد بن الفلاح يزرع القمح (SALAH)

Zaid anaknya khalifah khalid / Khalid anak petani sedang menanam gandum 

Keterangan: Sebab khalifah dan falah bukan isim alam, jadi alif tetap nampak 

Tidak terdapat pemisah diantara kedua isim alam kecuali ibnu/ibnatu. Contoh

 جَاءَ عمرُ هُوَ ابْنُ الخَطَّابِ  (BENAR)

جَاءَ عمرُ هُوَ بْنُ الخَطَّابِ (SALAH)

Kerangan: Sebab diatara umar, ibnu dan khatab terdapat dhamir هو، maka alif washal tetap ditulis. 

Peran ‘irab ibnu/ibnatu mesti sebagai na’at atau badal, seperti

 جَاءَ عمرُ بْنُ الخَطَّابِ  

عمرُ : فاعل + منعوت / مبدل منه 

بن : نعت / بدل + مضاف 

الخَطَّابِ : مضاف إليه 

Apabila bukan sebagai na’at atau badal, melainkan sebagai khabar kana waakhwatuha, maka alif mesti ditulis, seperti

 كَانَ عمرُ ابْنَ الخَطَّابِ 

عمرُ : اسم كان 

ابْنَ : خبر كان 

Atau apabila ibnu dan ibnatu sebagai khabar yang pada umumnya terletak pada kalimat jawab untuk sebuah pertanyaan, maka alif mesti ditulis, seperti

 ابن من عمر ؟ ابن من عثمان 

Anak siapa Umar ? Anak siapa Utsman ?

 عمر ابن الخطاب / عثمان ابن عفان  

عمر / عثمان : مبتدأ محذوف 

ابن : خبر + مضاف 

الخطاب / عفان : مضاف إليه 

Isim alam pertama mesti disandarkan kepada bapaknya (bukan kakek atau ibu). Contoh

 محمد ابن عبد المطلب  (BENAR)

 محمد بن عبد المطلب (SALAH)

Contoh disandarkan kepada ibu

. عيسى ابن مريم (BENAR)

عيسى بن مريم (SALAH)

Isim Alam sebelum ibnu/ibnatu mesti satu orang / mufrad. Apabila dua orang, maka alif washal mesti ditulis kembali.

 جَاءَ خَالِدٌ وَ عُمَرُ بْنا زَيْدٍ  (BENAR)

جَاءَ خَالِدٌ وَ عُمَرُ ابْنا زَيْدٍ (SALAH)

Untuk Ibnatu sama seperti ketentuan ibnu, hanya saja terdapat perbedaan penulisan huruf ta‘ dari marbuthah menjadi maftuhah. Seperti

 عائشة بنةُ طلحة  (BENAR)

عائشة بنتُ طلحة (BENAR)

Alif washal dibuang dari lafadz اسم untuk bacaan bismillahirahmanirahim

 بسم الله الرحمن الرحيم  (BENAR)

باسم الله الرحمن الرحيم (SALAH)

Alif washal dibuang dari alif lam ta’rif apabila didahului huruf lam jar atau lam ibtida

 لِلَّهِ دَارٌ  (BENAR)

الِلَّهِ دَارٌ  (SALAH)

وَلِلدَارِ الأَخِرةِ  (BENAR)

وَالِلدَارِ الأَخِرةِ (SALAH)

Alif washal dibuang apabila terletak setelah hamzah istifham

 أَسْمُكَ ؟  (BENAR)

أَاسْمُكَ ؟  (SALAH)

أَبْنُكَ هٰذَا ؟  (BENAR)

 أَابْنُكَ هٰذَا ؟ (SALAH)

Siapa namamu? Apakah ini anakmu? 

Alif dibuang dari huruf ma istifham, apabila didahului huruf jar. Contoh

 عمّ يتساءلون ؟

 لِمَ سافرتَ ؟

 بِمَ تَكتب ؟ 

Kecuali apabila huruf ma istifham tersebut menyatu dengan ذا maka alif tetap ditulis. Contoh

 لِمَاذَا ؟ بِمَاذا ؟ لِمَذَا ؟ بِمَذَا ؟ 


5. Definisi Hamzah Qatha’

 همزة قطع هي التي تظهر في النطق داءما سواء كانت في بدء الكلام أم في وصله وهي ترسم (ء) فوق الحرف أو أسفله وهي رأس عين صغيرة 

Hamzah Qatha’ adalah hamzah yang memiliki tanda seperti kepala huruf ‘ain أَ / إِ / أُ / أْ dia selalu nampak ketika diucapkan, baik berada diawal kalimat maupun ditengah. 


6. Posisi Hamzah Qatha’ diawal kata. 

Sama seperti alif washal, untuk hamzah qata’ juga menempati 3 posisi yaitu terdapat pada isim, fi’il atau huruf. 

a). Hamzah Qatha’ pada isim 

Semua isim terkecuali isim-isim yang masuk kategori alif washal di atas. 

Mashdar dari fi’il tsulasi mujjarad (mahmuz), seperti

 أَكْلٌ / أَلَمٌ 

Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan satu huruf, seperti

 إِكْرَامٌ / إِنْقَاذٌ / إِجَابَةٌ / إِشَارَةٌ 

b). Hamzah qatha’ pada fi’il 

Pada awal fi’il madhi tsulasi mujjadar (mahmuz)

 أَكَلَ / أَلِمَ / أَمَرَ / أَمَنَ / أَبَى 

Pada awal fi’il madhi tsulasi majid tambahan 1 huruf seperti

 أَكْرَمَ / أَجَابَ / أَقْبَلَ / أَسْرَعَ 

Pada awal fi’il ‘Amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 1 huruf seperti

 أَكْرِمْ / أَجِبْ / أَقْبِلْ / أَسْرِعْ 

Di awal fi’il mudhari’ yang dimasuki dengan dhamir murakallim (أنا), seperti

 أَكْتُبُ / أَدْرُسُ / أَذْهَبُ / أَرْجِعُ 

c). Hamzah qatha’ pada huruf 

Jenis hamzah pada huruf semuanya yaitu hamzah qatha’ kecuali alif lam ta’rif yang termasuk alif washal, seperti

 إلى / أن / إلاّ / أو / أم 

Catatan: 

Apabila hamzah qatha’ didahului huruf alif lam ta’rif, lam huruf jar, ba huruf jar dan lam ibtida, lam juhud. Cara penulisanya seperti berikut ini

 الأمن / الإيمان / لِأصْدِقاءه / لِأَسْمع / بِأَحْسَن منها 

Penulisan hamzh qatha’ apabila dia merangkap dua (mad), ditulis dengan tanda( ٓ ) 

Seperti

 آمال / آبار / آمين 

Terdapat kata mirip yang keduanya didahului alif mad yaitu kata آخَر. Namun, keduanya berbeda dari segi makna. 

a) Aakhara آخَرَ berwazan أَفْعَلَ yang berarti sangat telat, namun banyak diartikan dengan ‘sesuatu yang lain’. Dia dihukumi isim ghair munsharif. Untuk muannatsnya kata أُخْرَى, untuk jamak mudzakkar kata أَخَرُونَ dan jamak muannatsnya أخريات 

Kata آخَرَ boleh di’athafkan seperti

 مَرَرْتُ بِخَالِدٍ وَرَجُلٍ آخَرَ ثُمَّ زَيْدٍ (BENAR)

Aku berpapasan dengan khalid dan lelaki lain kemudian zaid. 

b) Aakhirun آخِرٌ yang bentuk muannatsnya أَخِرَةٌ ini dihukumi munsharif yang menunjukan sesuatu yang paling akhir. Dengan demikian dia tidak boleh di’athafkan seperti kata آخَرَ Contoh

 خَرَجَ آخِرُ الطُّلابِ مِنَ الفصل ثُمَّ خالدٌ (SALAH)

Siswa terakhir telah keluar dari kelas kemudian khalid. 


7. Posisi Hamzah Qatha’ di tengah kata 

Hamzah qatha’ yang berada di posisi tengah, dia ditulis sesuai dengan harakat pada hamzh dan harakat pada huruf sebelumnya. Perlu diketahui bahwa urutan harakat terkuat antara hamzah dan huruf sebelumnya adalah kasrah, dhammah, fathah dan sukun. Agar lebih faham, berikut ketentuan penulisanya. 

a). Hamzah ditulis diatas huruf Iya dalam keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 نَاشِئِيْنَ / قَارِئِيْنَ / مُبْتَدِئِيْنَ

Ketika hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 سُئِلَ / سُئِم / دئِب 

Apabila hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh

 أَسْئِلَة / أَفْئِدَة / فَضَائِل / رَوَائِع / نَائِم 

Ketika hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 نَاشِئُوْنَ / قَارِئُوْنَ / مُبْتَدِئُوْنَ 

Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 فِئَةٌ / رِئَةٌ / نَاشِئَةٌ 

Ketika hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 بِئْرٌ / ذِئْبٌ / بِئْسٌ 

Apabila hamzah berharakat kasrah yang didahului huruf berharakat fathah. Contoh

 مُتْمَئِنٌّ / ضَئِيْلٌ 

b). Hamzah ditulis di atas huruf wawu dalam keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 شُؤُوْن / رُؤُوْس

Ketika hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh

 رَؤُف / يَؤُمُّ/ ضَؤُل 

Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh

 تَفَاؤُل / يَرْؤُسُ 

Ketika hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 سُؤَالٌ / يُؤَدِّي / مُؤَامَرَةٌ 

Apabila hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 رُؤْيَةٌ / مُؤْمِنٌ 

c). Hamzah ditulis di atas alif dalam keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh

سَأَلَ / تَأَخَّرَ / تَأَمَلَ

Ketika hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh

 يَسْأَلُ / مَسْأَلَةٌ / مَرْأَةٌ 

Apabila hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh

 رَأْسٌ / يَأْمُرُ 

d). Hamzah ditulis menyendiri keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat fathah yang didahului huruf alif. Contoh

تَفاءَلَ / قِرَاءَةٌ / عباءة

Ketika hamzah berharakat fathah atau dhammah yang didahului huruf wawu sukun. Contoh 

مُرُوْءَةٌ / نُبُوْءَةٌ 

Apabila dalam satu kata terdapat 3 wawu, maka hamzah yang diatas wawu dijadikan menyendiri. Contoh Kata مَوْءُوْدَةٌ yang asalnya مَوْؤُوْدَةٌ atau kata يَسُوْءُوْنَ yang asalnya يَسُوْؤُوْنَ Namun, apabila hanya dua wawu, maka boleh dua keadaan berikut:

 رَؤُف / رُؤُوْس 

رَءُوْف / رُءُوْس . 


8. Posisi Hamzah Qatha’ di akhir kata 

Hamzah yang terletak diakhir kata ditulis dengan menyesuaikan harakat huruf sebelumya.

Hamzah ditulis di atas alif apabila harakat huruf sebelumnya fathah. Contoh.

 بَدَأَ / مُبْتَدَأ / قَرَأَ / خَطَأ 

Hamzah ditulis diatas wawu apabila harakat huruf sebelumnya dhammah. Contoh.

 لُؤْلُؤ / تَكَافُؤُ / تَوَاطُؤُ 

Hamzah ditulis diatas iya apabila harakat huruf sebelumnya kasrah. Contoh.

 قَارِئ / نَاشئ / بَادِئ / يُنَبِّئ 

Hamzah ditulis menyendiri apabila harakat huruf sebelumnya sukun. Contoh

. جُزْءٌ / سَماء / دفء / سُوء / نُشُوء / مَقْرُوْءٌ / جَاءَ / ضِيَاءٌ 

Catatan: Untuk hamzah qatha’ yang terletak di posisi akhir dalam keadaan fathah bertanwin terdapat beberapa ketentuan. 

Apabila sebelum hamzah berupa huruf alif, maka setelah hamzah jangan ditambahkan alif bertanwin. Contoh

 بِنَاءً / مَسَاءً بِنَاءًا / مَسَاءًا 

Untuk hamzah yang ditulis diatas alif yang harakat huruf sebelumnya fathah. Apabila dalam keadaan majrur, maka penulisan hamzah boleh dua keadaan yaitu ditulis diatas alif atau dibawahnya seperti berikut.

 مِنَ الخَطَأِ / مِنَ الخَطَإِ في المبتدأِ / في المبتدإِ 

Apabila huruf sebelum hamzah dari kategori huruf yang penulisanya tidak menyatu dengan alif, maka hamzah tetap menyendiri. Seperti

 جُزْءًا / بَدْءًا 

Namun apabila dari kategori huruf yang penulisanya menyatu dengan alif, maka hamzah ditulis diatas iya. Seperti

 عَبَئًا / شَيْئًا / فيئًا 

Maksud dari penulisan menyatu yaitu seperti ini. Misalkan huruf-huruf ذ / د / ر / و apabila disatukan dengan alif, mereka tetap ditulis menyendiri. Berbeda dengan huruf ي / ب / ت / ن ketika disatukan dengan alif, ditulis seperti ini با / نا / تا / يا dll. 


9. Hamzah qatha’ ketika didahului hamzah istifham 

Ketika Hamzah qatha’ didahului hamzah istifham, dia ditulis dengan tiga keadaan yaitu ditulis di atas alif (أ) apabila fathah, di atas wawu apabila dhammah dan di atas iya apabila kasrah. Contoh

 أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي ؟ المائِدة ١١٦ 

أَأَحْضُرُ غَدًا ؟ 

أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ. الصافات ٨٦

 أَؤُجِيْبُ عَنِ الأسئِلَةِ ؟ 

قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَٰلِكُمْ. العمران ١٥ 

Referensi:

 أ.د محمد خليل نصر الله و أ.د محمد صالح توفيق، تاريخ القرآن الكريم ولغته ص ١٠٠-١٥٥ 

أبو رزق. الإملاء الصحيح، ص ١٥ 

أحمد الهاشمي. جواهر الإملاء، ص ١٤٥ 

حسين والي. كتاب الإملاء ، ص ١١٦ 

عبد السلام هارون. قواعد الإملاء، ص ٤٠ 

عبد العليم إبراهيم. الإملاء والترقيم، ص ٧٦

 

10. Latihan Soal Terkait Materi Hamzah Qatha’ dan Washal

 السؤال الأول : صوّب الجمل الآتية إملائيا مع بيان السبب 

١. إجتمعت هيأة الإتحاد القومي

٢. إشرح مع التمثيل وأذكر القاعدة

٣. إحمد الله تعالى وإستغفره وإستعنه

 ٤. الاباء محبون أبناؤهم

 ٥. بعد قرائتك لآيات من القرآن الكريم تشعر بطمئنينة

 ٦. سمعت نداءا ولقيت صديقي مساءا 

السؤال الثاني : أكمل المحذوف من أول كل كلمة مما يأتي بألف وصل أو همزة قطع

 ….ثنان …كرمت …مرأة…خت…ستبانة…بنة… نطلق…كرام…ذا…حْمد 

السؤال الثالث : اذكر سبب كتابة ألف الوصل أو همزة القطع في كل جملة مع ذكر السبب

 ١. اتحاد كرة القدم ينظم قواعد اللعبة

 ٢. يوم الامتحان يكرم المرء أو يهان

 ٣. اشرب الشاي ساخنا

 ٤. من استمسك بالحق فاز

Demikian pembahasan materi hamzah qatha’ dan alif washal. Wallahu’alam




This post first appeared on Blog P B A, please read the originial post: here

Share the post

Perbedaan Hamzah Qatha’ dan Washal (همزة القطع والوصل)

×

Subscribe to Blog P B A

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×