Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kisah Founder DCI Indonesia

“Passion di bidang teknologi berawal sejak saya sekolah dan menyukai matematika. Lalu saya belajar electrical engineering di Jerman. Borlanjut bekerja sebagai seorang programmer. Kemudian kembali ke Indonesia,” kata lulusan RWTH Aachen University, Jerman dengan gelar sarjana teknik elektro dan magister teknik informatika ini.

Setibanya di Indonesia, ia sempat bekerja di Bank Ball untuk membangun departemen IT pada Tahun 1983. Sesudah enam tahun bekerja di sana, la memutuskan keluar dan membangun perusahaan sendiri, Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989. Sigma merupakan perusahaan peranti lunak pertama di Indonesia. Segmen pasar utama saat itu adalah institusi keuangan seperti bank

Karena kepercayaan diri bertambah, pada tahun 1994, Toto membangun perusahaan jasa internet pertama di Indonesia, yakni PT Indointernet Tbk (EDGE) atau indonet Dengan kehadiran Indonet, pelajar dan seluruh masyarakat Indonesia untuk pertama kalinya bisa menjelajahi dunia virtual melalui internet Namun, pada tahun 1998, krisis ekonomi melanda “Menghadapi krisis, kami melakukan

dua inisiatif Kami mendirikan data center pada tahun 1998 dengan tujuan membantu klien

perbankan mangefislenkan ongkos operasional Kami juga membangun Balicamp sebaga

tempat pengembangan peranti lunak katanya. Pada tahun 2007, Telkom Indonesia membeli 80% Sigma Pada tahun 2010, Toto memutuskan menjual 2016 lagi saham Sigma ke Telkom sehingga Sigma seratus persen menjadi mak Telkom-sekarang dikenal dengan To kom Sigma Selepas dan Sigma, Toto memfokuskan dini untuk membangun data center yang berkelas internasional Saat itu, peluang sangat besar Pemerintah juga membutuhkan data center yang ada di sistem keamanan kebutuhan itu d memil

Langkah awal yang dum mengakuisi kawasan kerja Karena kech mash kurang, Toto mumuta

dengan Equinir, pensahaan data center tarbonar di dunia. Kemitraan waralaba ini membuat DC memperoleh sajumlah benefit, seperti pelatihan SOM dengan SOP Internasional dan berkesempatan mengakses nasabah-nasabah multinasional yang menjadi klien Equinix. “Sejak awal, DC menaruh market positioning di level atas dengan harga mahal karena kami berada di tier 4. Namun secars jangka panjang, saya akan menjual kualitas tier 4 di harga ter 3++ dan kami akan mendominasi pasar,” katanya.

Kisah Founder DCI Indonesia

Konsisten Tumbuh

Pada tahun 2013, DCI pertama kali beroperasi. Sampai tahun 2016, sambung Toto, perusahaan masih merugi. Baru tahun 2017, skala bisnis perusahaan berkembang pesat dan pertumbuhan pendapatan naik rata-rata 81% setiap tahun. Data DCII menyebut, pendapatan DCII pada tahun 2017 mencapai Rp 127 milliar dengan net profit Rp 48 miliar, naik menjadi Rp 293 millar pada tahun 2018 dengan net profit Rp 62 millar, Rp 490 miliar tahun 2019 dengan net profit Rp 107 miliar, dan Rp 759 miliar pada tahun 2020 dengan net profit 183 miliar

“Butuh waktu tak pendek agar branding perusahaan kuat di mana DCII sebagai perusahaan data center terbaik di Indonesia. Salah satu caranya dengan merekrut customer yang punya reputasi misalnya perusahaan multinasional. Biasanya, kalau perusahaan multinasional dan bereputasi saja pakai, pasar lokal akan mengikuti,” katanya.

Performa Dell juga nampak saat pertama kall melantal di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2021. DCII melepas sebanyak 357,56 juta saham baru yang nilainya setara dengan 15% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan dengan harga penawaran Rp 420 per saham. Dengan IPO tersebut, perseroan mendapatkan dana Rp 150,17 miliar. Saham emitennya langsung naik 25% di hari perdana melantai di bursa.

Debut Toto semakin bersinar saat pada tahun 2021, ia dinobatkan oleh majalah Forbes sebagai salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia. Toto menduduki peringkat 19 dari 50 orang terkaya dengan total kekayaan Rp 35,62 triliun. Pada Desember 2022, Forbes kembali merilis 50 orang terkaya di Indonesia. Toto Sugiri kembali masuk dalam daftar bersama dua pendiri DCII lainnya, yakni Marina Budiman dan Han Arming. Kali ini, Toto menduduki peringkat ke-23 dengan total kekayaan sebesar Rp 28, 10 triliun.

Data is the New Oil

Pasar DCII terus berkembang seiring dengan tren teknologi yang mengubah lanskap pasar secara dinamis. Namun, bagi Toto, bagus tidaknya teknologi baru tergantung pada manfaatnya bagi kehidupan manusia. “Kami mengadopsi teknologi baru. Namun, fokus

utamanya adalah manfaatnya bagi manusia. Ini pedoman yang selalu saya pogang,” katanya. Dulu, manusia kurang menghargai data di mana teknologi hanya dipakai untuk automasi Sekarang, teknologi sangat orat dengan gaya hidup masyarakat dan data menjadi sangat berharga. “Saat ini dan di masa depan, komoditas paling berharga adalah data. Data bisa dikonversi ke berbagai macam produk dan

layanan, Data is the new all,” katanya. Teknologi sekarang, sambung Toto, tidak lepas dan big data. Bahkan, hampir semua keputusan eksekutif, khususnya dalam bisnis, tidak lagi didasarkan pada tebak-tebakan, tetapi pada data. “Hidup manusia akan lebih dimudahkan dan ekonomi lebih berjalan cepat dan efisien. Semua barkat data. Sementara, ekonomi digital membutuhkan infrastruktur yang balk Ini dasarnya hanya ada dua, yakni data center dan telekomunikasi,” katanya.

baca juga

  • Kisah Founder DCI Indonesia
  • e-Commerce Tren Shoppertainment Meningkat
  • Asuransi Jiwa Tumbuh dengan Kehati-hatian
  • Personalized Marketing , Semakin Personal Semakin Efektif
  • Orchestrating Extraordinary Customer Experience Menciptakan Pengalaman Luar Biasa

Untuk mendukung infrastruktur data center tersebut, DC percaya diri menjadi pemain raksasa di Indonesia DCII mendapatkan momentum karena literasi akan pentingnya data semakin menguat di kalangan petingg perusahaan Menguatnya literasi data tersebut seiring dengan menguatnya kebutuhan perusahaan akan transformasi digital Tidak hanya para perusahaan rintisan atau startup tetapi perusahaan-perusahaan konvensional. “Salah satu fenomena paling kentara adalah tren migrasi cloud, Anak-anak murta pemain startup menyadan pentingnya memanfaatkan cloud yang disediakan data center, ketimbang membangunnya sendiri kata Toto.

Toto menyebut pemain-pemain besar cloud sudah menggarap pasar Indonesia dengan menyediakan infrastruktur berupa computing dan storage Sebut saja Amazon Web Services (AWS) Google Cloud Alibaba Cloud, maupun Microsoft di tier pertama. Sementara di ter kodus, mulai masuk Huawel dan Toncent “Data menjadi elemen penting digitalisasi dan menjadi mesin pertumbuhan secara eksponensial amys

Konsisten Jaga Reputasi Reputasi DCi di mata raksasa teknologi

dunia sudah tak diragukan lagi Di dunia ini ada empat pemain terbesar cloud provider dengan urutan AWS. Microsoft, Google, dan Alibaba. Tiga dan empat pemain besar tersebut menaruh layanannya di data center kami, kata

Selain itu. DC juga melayani lebih dari 40 perusahaan telekomurakasa dan lebih dan 120 lumbagi kosan dari Indonesia Asia fenguara, dan merika Serikat Toto mongkan alan tersebut menaruty competitive advantage yang dimoki foto menegaskan jostas tetap nomor sat Baginya merek DCI itu setara dengan kualitas Agar berkualitas, OCH harus mum kaparier  dan pengetahuan sangat dalam Bagi Toto, untuk menjadi data center

tidak cukup hanya ber 4 Harus ada come competency yang unggulan agar tertundar dan aneka insiden dan keamanan “Kuncinya sda di kompetenta operasionalnya yang didukung dengan teknologi seperti loT dan At Sejak beroperasi pertama tahun 2021 hingga 2022 tidak ada satu pun komponen ving matt Karenanya DC berkompetisi dengan pemain dan bahkan ha lebih bak

Snat memper eputatit Meskipun ndais mengingat 8 pelanggannya merup parosshaan ku negeri dan terdampak Secara k kami tidak tordampak dan secara konsisten

kompetanst oponasional, jugn kemampuan marketing yang mumpuni dangan monontulars sogmon prioritas yang berpotensi untule

Kebutuhan data center belum menyurut. Bahkan, seiring dengan semalan Tumbuhnya okonomi digital di Indonesia, kabutuhan data canter justru semakin besar. Ini tentunya menjadi peluang bagi DCII untuk malobarkan sayap dan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan,

Menurut laporan e-Conomy SEA 2022 dari Google. Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapal US$ 77 miliar pada tahun 2022 atau meningkat 2296 dari tahun sebelumnya. Nilal ekonomi digital yang dimaksud berdasarkan gross merchandise value (GMV) atau nilal penjualan kotor barang dan jasa selama periode tertentu.

Di Indonesia, GMV terbesar pada tahun 2022 berasal dari sektor e-commerce dengan estimasi nilai US$ 59 miliar. Disusul sektor jasa transportasi dan pesan antar makanan, tiket perjalanan, media daring dengan nilal GMV masing-masing di bawah US$ 10 miliar. Laporan ini juga memprediksi ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh dan tetap menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Ditambah dengan jaringan 50 yang kian masif di Indonesia

Segmentasi pasar bagi Toto sangat penting Pada tahun 2013, DCII fokus menggarap segmen lembaga keuangan dan perusahaan multinasional yang tergolong segmen ritel Kemudian mulai merambah ke sektor yang lebih besar pasarnya, yakni e-commerce. Berlanjut menggarap pasar penyedia cloud dengan ukuran lebih besar lagi, Ukuran ini mengacu pada sumber daya computing dan storage-nya. Segmen dengan ukuran paling besar adalah content provider seperti Meta TikTok, dan sebagainya. Mereka tergolong hyperscale “Komposisi layanan kami 80% hyperscale dan 20% retail,” katanya.

Misi Harus Jelas

Kesuksesan DCII tidak lepas dan gaya kepemimpinan Toto Menurutnya, seorang pemimpin harus memiliki tiga prinsip, yakni passion adil, dan bermisi jelas “Karena saya orang engineer, saya tidak tahu teori Saya mengelola perusahaan ini berangkat dan hat bersikap adil dan membawa misi yang jelas. Sejak mendirikan Sigma, misi saya jelas, yakni ingin mencetak entrepreneur di Indonesia Setiap karyawan kami didik menjadi sapert pengusaha,” katanya

Toto menambahkan peran sumber daya manusia di OCl sangat besar semangat entrepreneur. Toto mombangun

perkembangan prosin beanismys “Say mangadeponican clarity dolnm menamon Saya juga ingin panasahison Ini menjadi jur dan karensorryn orang-orang di dalamnya juga harum bermental Jum,” kata pemimpin 107 karyw

Seat Ini, DCII mend data center di kawasan Industri Cibitung dan Karawang dengan grup Salim. Ke depan, mau tidak mau, Ocil harus mangacu pada zoro carbon footprint atau mengusung energi bersih. Di Karawang, DCI sudah mulai mengalokasikan 30 hektare untuk meletakkan panel surya.

“Ke depan, kami merencanakan membangun di Bintan untuk mengambil pangsa pasar dari Singapura mengingat negara ini memiliki keterbatasan. Kami juga mulai menjajaki pasar regional, seperti Filipina dan Thailand. Tentu dengan target pertumbuhan dua digit setiap tahunnya dengan target di atas 20%,” pungkas Toto.

Kami terus memperkuat branding. caranya dengan merekrut custom mempunyai reputasi, termasuk pe multinasional. Biasanya, kalau per multinasional dan bereputasi saja pasar lokal akan mengikuti

Jurus Sukses Bisnis di Era Kekinian Menurut Toto Sugiri

1. Menggunakan data untuk mengambil keputusan bisnis dan pemasaran

2. Mengedepankan kualitas produk dan layanan

3. Berani memasang harga tinggi dengan jaminan kualitas

4. Memprioritaskan pelanggan yang

bereputasi 5. Luwes membangun jejaring bisnis secara nasional dan internasional 6. Jeli melihat peluang-peluang baru di tengah perubahan industri

7. Melakukan ekspansi ke pasar- pasar potensial

8. Mengedepankan transparansi

proses bisnis

9. Membangun winning tim

10. Memelihara semangat entrepreneurship



This post first appeared on Undercover.co.id, please read the originial post: here

Share the post

Kisah Founder DCI Indonesia

×

Subscribe to Undercover.co.id

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×