Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Tiga Tipe Generasi Milenial Sikapi Hari Valentine

Hallo, sahabat Baca Bagus…

Selamat Hari valentine ya untuk kalian yang merayakan dan selamat hari Senin untuk kamu yang ogah merayakan.

Di sini, aku tidak mengajak kalian membicarakan mereka yang berbahagia kok. Karena mungkin kesenangan mereka tidak cukup penting untuk dibahas atau diberi panggung.

Bagi kaum sik dewekan (baca: jomblo akut), valentine mungkin hanya akan menjadi hari untuk lebih merenungi makna rindu akibat chat atau telepon whatsapp yang seringkali diabaikan. Sabar, sabar, sabar.

Kamu yang sudah lama merenungi makna rindu, rasanya tak elok juga apabila 14 Februari ini hanya kamu gunakan untuk meringkuk di dalam kamar atau mengubur diri di balik sibuknya meja kantor.

Jangan khawatir, di Hari Valentine ini kamu tidak sendirian. Tidak usah sok-sokan dengan berlagak jadi satu-satunya tuna asmara yang menerima berbagai bentuk kesedihan yang disodorkan dunia untukmu.

Baiknya kamu tetap memanfaatkan hari ini dengan melakukan suatu hal yang positif. Kamu tetap bisa menunjukan rasa kasih sayang itu kepada orang terkasih. Ibunda mu, misalnya.

Kenapa kita tak perlu berlebihan? Karena pada dasarnya, generasi milenial saat ini, dalam menyikapi hari valentine ini terbagi dalam tiga Tipe. Tipe pertama; merayakan, tipe kedua; bodoh amat, dan tipe ketiga; malah menolak.

Tipe pertama biasanya diisi oleh orang-orang yang sudah punya pasangan. Mbaknya atau masnya biasanya deg-deg ser, dalam hati bertanya; kira-kara dikasih apa ya? Diajak kemana ya?

Tipe kedua diisi oleh orang-orang yang nggak terlalu peduli apakah hari ini hari valentine atau bukan. Bagi mereka, hari ini adalah hari Senin biasa setelah hari libur kerja dan tetap harus bekerja seperti hari biasnya.

Terakhir, tipe yang menolak perayaan hari valentine. Tipe ini diisi orang-orang yang beranggapan bahwa merayakan valentine itu haram dan tidak sesuai dengan budaya bangsa.

Kira-kira kalian tipe yang mana ya sahabat Baca Bagus? Apapun tipenya, perlu kalian garis bawahi, bahwa hal ini tak perlu seserius itu untuk diperdebatkan. Karena perbedaan pendapat masih termasuk dalam ‘hak segala bangsa’. Ehm.

Dari sekian itu, hal yang lebih penting dan perlu disamakan persepsinya ialah menumbuhkan kasih sayang sebaiknya tak hanya dipatok di tanggal 14 Februari.

Menumbuhkan dan menebar kasih sayang bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dan untuk siapa saja. Oke, lord. (af)



This post first appeared on Baca Bagus, please read the originial post: here

Share the post

Tiga Tipe Generasi Milenial Sikapi Hari Valentine

×

Subscribe to Baca Bagus

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×