Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) menyebut, PT PLN Nusantara Power UPK Sebalang manfaatkan fly ash bottom ash (Faba) atau limbah pembakaran batubara untuk mengurug atau menimbun rawa.

Perusahaan pembangkit listrik bertenaga uap itu, terletak di Dusun Sebalang, Desa Tarahan Kecamatan Katibung.

Plt Kepala DLH Lamsel, Yudhius Irza, melalui Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Ervan Kurniawan mengatakan, Faba di Pltu Sebalang yang terletak di Dusun Sebalang, Desa Tarahan Kecamatan Katibung itu digunakan untuk material urugan rawa areal perusahaan.

"Jadi saya lihat di perijinan, ternyata memang bisa juga pemanfaatan limbah fly ash bottom ash untuk bahan urugan. Jadi ada suatu lokasi rawa disitu diurug oleh mereka," kata Ervan, saat dikonfirmasi, Rabu (4/10/2023).

Baca juga : PLTU Sebalang Didemo Warga Terkait Debu Batubara, DLH Lamsel Bakal Turun ke Lapangan

Ervan melanjutkan, hal itu dimungkinkan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 yang mengatur tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

"Sudah ada di rincian teknis nomor 46, fly ash dan bottom ash itu untuk jadi material urug," sambungnya.

Ervan menjelaskan, faktor kemarau dan kering mengakibatkan debu Faba berterbangan dan berujung pada munculnya komplain warga setempat.

"Mereka juga ada kewajiban melakukan uji udara ambien di 4 titik, dan ternyata hasil uji mereka masih di bawah baku mutu. Sesuai PP Nomor 22 tahun 2021 tentang baku mutu dan ambien itu masih dibawah lah," urai Ervan.

Hasil uji itu lanjutnya, dilakukan oleh PLTU Sebalang pada bulan Maret dan Juli 2023. Dimana setiap 3 bulan sekali mereka wajib melakukan Uji Kualitas Udara ambien.

"Salah satu lokasinya ada di Dusun Sebalang 2 itu, kalau kita lihat secara kasat mata memang iya debunya banyak," cetusnya.

Baca juga : Didemo Terkait Debu Batubara, Pihak PLTU Sebalang Klaim Sudah Berdialog dengan Pendemo

Menurut Ervan, PLTU Sebalang sudah melakukan penyiraman terhadap Faba, tapi lokasi yang luas dan banyak membuat penyiraman masih kurang, sehingga banyak debu yang berterbangan.

"Kalau hasil uji lab mereka sudah bagus, hanya mungkin kemarin ada insiden karena kemarau dan angin. Makanya untuk meyakinkan, kita akan melakukan uji Kualitas Udara Ambien sendiri dari DLH dalam beberapa hari ini," tegas Ervan.

Ervan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan laboratorium menyusun jadwal uji kualitas udara ambien, dimungkinkan akan dilakukan dalam beberapa hari kedepan. Rencana akan melakukan uji kualitas udara ambien mandiri, mungkin dilakukan dari laboratorium DLH atau dari Baristan.

"Kesimpulan sementara, mereka sudah melakukan pengelolaan lingkungan berupa penyiraman tetapi masih kurang belum cukup itu," ujar Ervan.

DLH tidak menutup kemungkinan memberikan sanksi ke PLTU Sebalang jika ditemukan pelanggaran, misalnya uji kualitas udara ambien benar adanya diatas baku mutu.

"Tapi kalau misalnya di bawah baku mutu, hanya teguran saja untuk masalah tuntutan warga itu," tandas Ervan.

Sebelumnya, Pengelolaan limbah sisa pembakaran batubara (fly ash) PT PLN Nusantara Power UPK Sebalang dituding menjadi penyebab sakitnya warga Dusun Sebalang, Desa Tarahan Kecamatan Katibung, Lampung Selatan (Lamsel).

Salah seorang warga setempat bernama Kasno mengatakan, debu sisa pembakaran batubara dari PLTU Sebalang masuk ke rumah warga dan menyebabkan jatuh sakit.

"Kalau dirasakan kita mengkhawatirkan anak-anak balita dan yang sudah dewasa itu merasa mengirup daripada debu tersebut, batuk pilek banyak," kata Kasno, Selasa (3/10/2023).

Seorang nenek yakni Eni yang tinggal bersama anak dan cucu mengaku sedih, dengan kondisi debu batubara yang terbawa angin lalu masuk kedalam melalui celah-celah rumah. Bahkan, kelambu di kamar sampai menghitam.

"Tadinya tidak seberapa sebelum ada pembuangan debu, setelah ada pembuangan debu satu kampung mengeluh semua," selorohnya. (*)