Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Peringati Hari Tani Nasional, Ratusan Petani Unjuk Rasa Tuntut Cabut SK Sewa Lahan Kota Baru Lamsel

Kupasrtuntas.co, Bandar Lampung - Peringati Hari Tani Nasional yang ke-63, ratusan Petani gelar unjuk rasa tuntut Pemerintah Provinsi Lampung cabut Surat Keputusan (SK) sewa Lahan pertanian Kota Baru, Lampung Selatan.

Ratusan petani yang berasal dari Kota Baru Lampung Selatan itu menggelar aksi unjuk rasa di bundaran gajah, Kota Bandar Lampung, Senin (25/9/2023).

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, para petani menuntut agar Pemerintah Provinsi Lampung mencabut SK sewa lahan pertanian yang digadang-gadangkan akan menjadi pusat kantor pemerintahan Kota Bandar Lampung.

Dari pantauan Kupastuntas.co, tampak ratusan petani membawa berbagai macam atribut unjuk rasa yakni poster yang bertulis setabilkan harga singkok dan jagung, KPB Palsu!!! Pemerintah tipu-tipu, hentikan kriminalisasi petani kota baru, berikan akses tanah kepada petani dan wujudkan reforma agraria sejati dan membawa berbagai hasil pertanian.

Prabowo Pamungkas selaku pendamping para petani menyampaikan, hari ini Pemerintah Provinsi Lampung masih ada persoalan tanah, dimana yang menjadi salah satu alat produksi para petani, juga persoalan mahalnya pupuk yang bisa diakses oleh petani dan petani tidak memilik daya untuk penentuan harga yang dihasilkan sendiri.

"Pada perayaan hari tani ini, kita memperleksikan bahwa memang petani di desain untuk tetap miskin, di desain untuk tidak sejahtera meskipun kebijakan pemerintah hari ini mengklaim seperti kartu petani berjaya," kata Prabowo, saat dieawancarai di sela-sela aktivitas unjuk rasa.

"Namun pada faktanya petani-petani belum merasakan yang namanya kebijakan yang disediakan justru Pemerintah yang menjadi aktor utama dalam perampasan lahan yang terjadi di Kota Baru," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan beberapa point yang menjadi tuntutan mereka, salah satunya wujudkan agraria sejati dan berikan kepastian hukum terhadap pengelolaan tanah, kemudian juga berikan seluas-luasnya akses pada pupuk yang mahal dan jarang.

"Lalu hentikan kriminalisasi terhadap para petani, karena memang hari ini masih terdapat kriminalisasi yang terjadi terhadap para petani khususnya yang ada di Kota Baru, yang mana kurang lebih ada 10 orang yang dipanggil oleh Polda Lampung terkait dengan tindak pidana penyerobotan tanah yang dilaporkan oleh BPKD Provinsi Lampung, dan yang terahir berikan kesejahteraan petani kemudian cabut solusi palsu kartu petani berjaya," imbuhnya.

Tini, seorang petani petani singkong, menerangkan sejak zaman orang tuanya pada Tahun 60 an tidak ada penerobosan (perampasan), namun sejak Tahun 2010 oleh Gubernur Lampung para petani diberikan tali asih Rp5 Juta, dimana lahan tersebut untuk Kota Baru.

"Tapi pada ahirnya kota baru tidak jadi, cuma ada bangunan nyangklak, dan saat ini petani diperpolehkan untuk menggarap lahan tersebut selagi pembangunan belum berjalan, namun pada kenyataannya kami disuruh sewa sebesar Rp3 Juta," kata Tini.

Sembari terisak tangis, Tini mengungkapkan para petani selalu ditakut-takuti bahwa lahan tersebut akan digusur. Ia mempertanyakan dimana keadilan di Indonesia ini untuk masyarakat kecil, dalam mempertahankan mata pencaharian sebagai petani untuk berjuang menghudupi keluarganya.

"Gimana masyarakat kecil kok selalu diginiin terus, gimana masa depan anak-anak itu hancur kalau harus nyewa, duitnya dari mana. Negara ini jangan diam terus, masyarakat ini berjuang dari pada tidak makan, bukan kita kaya pak, cek di lahan itu, siapa yang ngacak-ngacak siapa yang rusak lahan, bukan masyarakat tapi penjahat-penjahat lahan kota baru yang dinamakan Satgas itu pak," ujarnya, sembari menangis.

Tini berharap kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar membantu perwakilan 10 desa yang menjadi korban teraniaya. Bahkan dirinya pun sempat dipanggil oleh pihak desa, dimana ia disebut telah melakukan penyerobotan lahan yang diakui olehnya lahan tersebut merupakan tanah warisan.

"Kemarin saya dipanggil dibilaningin nyerobot lahan, lahan mana yang saya serobot, lahan itu warisan orang tua saya dari tahun 60 an, boleh kita cek, saya enggak bohong. Makanya saya heran dengan penerintah sekarang taunya cuman nakut-nakuti terus," pungkasnya. (*)



This post first appeared on Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya, please read the originial post: here

Share the post

Peringati Hari Tani Nasional, Ratusan Petani Unjuk Rasa Tuntut Cabut SK Sewa Lahan Kota Baru Lamsel

×

Subscribe to Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×