Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Ribuan hektare Sawah Kekeringan, Petani di Sidomakmur Lamsel Harap Keringanan Cicilan Bank

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Dari total lahan pertanian seluas 35 ribu Hektare di Lampung Selatan, terdapat 3.081 hektare terancam kekeringan karena dampak El Nino. Petani pun menjerit dan mengharapkan keringanan angsuran bank pemberi pinjaman modal tanam.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Makmur Sejati Desa Sidomakmur, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan (Lamsel), Joko menyampaikan, petani yang menggarap lahan seluas 250 hektare merasakan dampak luar biasa akibat El Nino.

"Dampaknya luar biasa, yang jelas ketika musim tanam ada air, perawatan maksimal, modal juga maksimal, cuma ketika finishing dampaknya ini banyak kerugian," keluh Joko, saat dikonfirmasi kupastuntas.co, Selasa (5/9/2023).

Joko melanjutkan, beban petani padi yang lahannya terancam puso pun semakin banyak, dan berharap petani yang memiliki pinjaman mikro atau KUR di bank diberikan kebijakan.

Pada musim tanam gadu, petani mengeluhkan hama wereng yang merebak dan jika padi yang tidak dimakan wereng, masih saja terkena dampak kemarau yang akhirnya puso.

"Yang kedua, modal yang kadang-kadang pinjaman itu bisa dikatakan puso ya jangan disiplin, harus setiap bulan bayarnya, ada toleransi keringanan karena faktanya seperti itu," pinta Joko.

Baca juga : Dampak El Nino, 592 Hektar Sawah di Pringsewu Kekeringan

Joko melanjutkan, petani yang menanam padi pada musim gadu atau bulan 6 diperkirakan pada bulan 9 sudah bisa memanen hasilnya. Meski begitu, petani di Sidomakmur yang sekarang ini yang sudah memanen hasil baru 5 persen.

Joko menambahkan, pada musim panen normal dari lahan binaan di Sidomakmur seluas 250 hektare, dimana rata-rata 1 hektare bisa mencapai panen 6,5 ton sampai 7 ton.

"Untuk yang tanam di awal-awal bulan 6 ini dipanen di awal bulan 9 bisa dikatakan panen, cuma yang tanam di pertengahan bulan 6 paling panen 50 persen," sambung Joko.

Joko mengaku, harga gabah per hari ini yang ia terima dari ladang sudah mencapai Rp6.500 per kilogram. Diperkirakan, harga gabah bisa lebih naik lagi dikarenakan kelangkaan gabah gegara puso.

"Dari harga panen sekarang ini membantu petani, cuma untuk yang tidak panen ketika membeli beras itu selalu melambung tinggi bikin klepek-klepek juga, jadi harus ada keseimbangan," tandas Joko.

Baca juga : Irigasi Kering, Petani di Metro Pusat Gagal Panen

Sementara Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Lamsel, Eka Saputra menyampaikan, kondisi lahan pertanian seluas 35 ribu hektare di Lampung Selatan ada potensi dampak kekeringan akibat El Nino.

"Untuk produksi pertanian pasti turun, karena memang kita tahu padi sawah bukan tanaman air tapi membutuhkan air. Jadi dengan adanya kekurangan air, jelas potensi bobot hasil akan menurun," ujar Eka.

Eka merincikan, produktivitas lahan padi di Lampung Selatan per hektare rata-rata mencapai 6 ton, melihat saat ini sedang dan sudah panen terjadi penurunan sekitar 15 sampai 20 persen.

"Yang sudah menyampaikan kondisi tanaman saat ini yang terkena dalam kondisi ringan belum ke sedang, berat, atau puso seluas 3.081 hektare itu sudah terkena ringan," lanjut Eka.

Jika dirupiahkan, menurut hitung-hitungan Eka, kemungkinan penurunan pendapatan petani sekitar Rp5 juta sampai Rp6 juta.

"Kalau estimasi daripada 3 ribu hektare, untuk analisa kita per hektare bisa mencapai Rp10 juta kurang lebihnya, berarti hampir Rp3 miliar ya untuk kerugian yang bisa terjadi di petani," urai Eka.

Guna mengantisipasi El Nino sementara ini, Dinas TPH-Bun baru menghimbau kepada korlup, penyuluh, Gapoktan dan Poktan, untuk memanfaatkan sumber air yang ada seperti embung, sumur bor dan di dekat sungai Way Sekampung.

Eka menyebutkan, dampak El Nino hampir merata di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan seperti Kecamatan Natar, Tanjung Bintang, Tanjung Sari, Merbau Mataram, Way Sulan, Sidomulyo, Candipuro, Way Panji, Kalianda, Sragi dan Ketapang.

"Yang besar terkena dampak ini di Way Sulan, untuk saat ini luas lahan 980 hektare," cetus Eka.

Tadinya, Eka menghimbau, petani yang melakukan penanaman di musim gadu memanfaatkan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

"Tapi memang sebatas himbauan karena memang petani kita harapkan bisa aktif, supaya kalau terjadi gagal panen melihat kondisi saat ini petani bisa mendapatkan katakanlah pengganti bila mereka ikut AUTP dari program tersebut Rp6 juta per hektare," pungkas Eka. (*)



This post first appeared on Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya, please read the originial post: here

Share the post

Ribuan hektare Sawah Kekeringan, Petani di Sidomakmur Lamsel Harap Keringanan Cicilan Bank

×

Subscribe to Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×