Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Dampak El Nino, Produksi Padi di Lampung 3 Bulan Kedepan Diprediksi Berkurang 20 Ribu Ton

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memprediksi akan ada penurunan jumlah produksi padi saat panen di musim kemarau yang terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober.

"Kalau prediksi pengurangan produksi karena dampak El Nino ini tidak begitu  banyak. Hitungan kasar nya sekitar 20 ribuan ton kurang lebih," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, saat dimintai keterangan, Minggu (27/8/2023).

Ia mengatakan, jumlah penurunan produksi tersebut dinilai tidak akan mempengaruhi stok beras yang ada di Lampung. Dimana Lampung sudah melakukan tanam padi dengan luas 200 Ribu Hektare pada saat musim gadu.

Dimana 200 ribu hektare lahan padi yang ditanam pada saat musim gadu tersebut berada di Kabupaten 

Lampung Timur, Lampung Selatan, Tanggamus, Way Kanan, Lampung Tengah dan Tulang Bawang.

"Dalam panen gadu di lahan seluas 200 ribu hektare tersebut, diperkirakan hitungan kasarnya jumlah produksi per hektare nya mencapai 5 sampai 6 ton. Atau kalau digabungkan sekitar 1,2 juta ton," imbuhnya.

Saat ini lanjutnya, sudah disiapkan 36 ribu hektare lahan yang akan ditanami dalam rangka gerakan Nasional Tanam Padi bersama dengan Kementerian Pertanian.

Dimana 36 ribu hektare tersebut tersebar di enam daerah yaitu di  Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Tanggamus, Tulang Bawang dan Way Kanan.

"Kekeringan kan prediksi dari BMKG di Juni dan Juli tapi di Juli hujan dan di prediksi lagi Agustus dan September. Ini sedikit masih ada hujan tapi tetap kita antisipasi kita siapkan untuk gerakan nasional tanam padi ada 36 ribu hektare," katanya.

Ia memaparkan, pihaknya juga melakukan disertifikasi pangan yang mengajak masyarakat untuk memberikan variasi terhadap makanan pokok yang dikonsumsi, agar tidak terfokus hanya pada satu jenis saja yaitu beras.

"Ada juga disertifikasi pangan, kita ada beras siger itu untuk mengurangi konsumsi beras yang terlalu tinggi. Dengan adanya disertifikasi pangan lokal maka konsumsi beras akan menurun walaupun sedikit tapi bisa membantu terhadap ketersediaan dan cadangan pangan," terangnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Irwan Sukri Banuwa mengatakan, dalam menghadapi musim kemarau para petani dapat menggunakan jenis padi yang memiliki usia pendek.

Menurutnya, varietas padi yang berumur pendek dan bisa dipilih oleh petani seperti genjah yang umurnya kurang dari 100 hari. Lalu bisa juga varietas MAPAN 05 yang umurnya juga pendek.

"Ini dilakukan guna mengantisipasi adanya El Nino. Karena khawatir saat pengisian malai akan kekurangan pasokan air sehingga bisa menyebabkan gagal panen," terangnya.

Berdasarkan prakiraan BMKG, fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif menguat, sehingga membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dan curah hujan dalam kategori rendah hingga sedang.

Puncak kemarau kering tersebut diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibanding tahun sebelumnya. (*)



This post first appeared on Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya, please read the originial post: here

Share the post

Dampak El Nino, Produksi Padi di Lampung 3 Bulan Kedepan Diprediksi Berkurang 20 Ribu Ton

×

Subscribe to Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×