Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Pemerintah Lebih Banyak Impor Kedelai, Mentan RI Sahrul Beberkan Alasannya

Kupastuntas.co, Tanggamus - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Sahrul Yasin Limpo mengungkapkan, alasan pemerintah melakukan Impor komoditas Kedelai disebabkan karena harga kedelai dari luar negeri lebih murah di banding hasil tanam yang diperoleh petani di Indonesia.

Hal itu disampaikan Mentan saat menyampaikan arahannya pada kegiatan tanam kedelai bersama Kementerian, Gubernur dan Bupati di Pekon (Desa) Banjarmasin, Kecamatan Bulok. Sebab Kata Sahrul Indonesia saat ini menjadi negara terbesar keempat setelah India, China dan AS.

"Sehingga tidak ada jalan lain kita harus punya inovasi untuk mengantisipasi tantangan yang ada, mitigasi resiko yang ada, adaptasi dengan semua tantangan yang ada dan kebersamaan terhadap kondisi yang ada," kata Sahrul saat menyampaikan arahannya, Jumat (2/06/2023).

Sahrul mengatakan, bahwa pada tahun 2024 mendatang masyarakat bukan bukan hanya  dihadapi tentang tantangan politik. Namun tantangan di bidang pertanian dinilai perlu untuk dihadapi dalam mengatasi kebutuhan pangan di tahun mendatang. Hal itu semakin penting karena ancaman dunia terhadap krisia pangan global.

"Karena sebanyak 348 juta orang akan kelaparan termasuk di Indonesia dan Lampung harus menjadi contoh bagi Gubernur lain yang harus menjadi lokomotif hadrinya daerah yang kritis terhadap kesiapan pangan," ujarnya.

Sebab menurutnya, jika Gubernur, Bupati, Camat hingga Kepala Desa bisa bersatu menghadapi fenomena El-Nino yang akan lebih panas dari sebelumnya ditambah kadar air yang tidak ada hal itu akan menjadi persoalan terhadap produktifitas dan dunia akan kehilangan 30 persen produktifitas nya.

"Ini kata lembaga internasional dan termasuk produktifitas kedelai, oleh karena itu saya sangat menghargai pertumbuhan dan saya tidak mau sia-sia apa lagi sudah ada pak Sudin dan pak Mendag sehingga harapan kita agar hal tersebut bisa menjadi prioritas kita," tuturnya.

Terkait banyaknya Impor kedelai kata Sahrul, hal tersebut dilakukan karena terpaksa, sebab harga yang diberikan jauh lebih murah dibandingkan hasil tanam, karena mayoritas petani lebih Memilih Menanam Jagung dari pada menanam kedelai yang perbandingan penghasilan nya cukup signifikan.

"Nanam jagung itu hasilnya 6-7 Ton per hektare sedangkan untuk nanam kedelai hanya 2,5 ton per hektare paling banyak sementara harganya hampir sama sehingga masyarakat lebih memilih menanam jagung yang hasil produksinya lebih banyak," ungkapnya.

Sementara, dikutip dari laman webseit @dataindonesia Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton dengan nilai US$1,63 miliar pada 2022. Jumlah tersebut turun 6,63% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 2,49 juta ton dengan nilai US$1,48 miliar.

Dalam kegiatan tersebut juga Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menyambut baik, kegiatan tanam kedelai yang dilakukan, sebab kata dia masyarakat Lampung harus bisa dan mampu meningkatkan produktifitas kedelai pada masa yang akan datang.

"Sebagaimana kita ketahui bersama pembangunan tanaman pangan di prioritaskan pada beberapa komoditas unggulan yang diantaranya adalah tanaman kedelai. Kedelai adalah salah satu komoditas unggulan yang sangat strategis ditingkat nasional," kata Arinal.

Oleh karena itu, Arinal menuturkan, sektor pertanian kedelai harus dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan negeri, pihaknya pun siap menyiapkan tenaga, lahan dan teknologi untuk mengembangkan kedelai di Lampung namun tetap memerlukan dukungan dari Pemerintah Pusat.

"Karena menurut saya menteri pertanian, menteri perdagangan dan komisi lV harus bersatu untuk mencapai keutuhan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Saya berharap Lampung bisa menjadi pilot project atau Provinsi yang bisa dijadikan contoh oleh Provinsi lain seperti program petani berjaya yang sudah ditiru oleh beberapa Provinsi di Indonesia," tandas Arinal.

Sementara, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria mengaku, siap mendukung seluruh program Pemerintah Provinsi Lampung dan Kementerian untuk meningkatkan kemandirian di bidang komoditi kedelai, untuk teknologi kata dia sudah banyak inovasi yang dilakukan.

"Dan IPB telah menyiapkan teknologi yang bisa menghasilkan 4-6 Ton Kedelai per hektare dan nanti saya kira akan terus berkolaborasi dengan Kementan dan Pemrpov dan Unila untuk di sebarluaskan agar produktifitas kedelai bisa meningkat," kata Arif.

Pihaknya pun berharap, agar Pemerintah bisa menjadi Of Taker dari kedelai dengan harga yang bagus karena dengan harga yang bagus dari pemerintah itu akan menjadi subsidi yang akan dinikmati oleh petani karena selama tidak ada insentif harga petani tidak akan tertarik menanam benih kedelai. (*)


Video KUPAS TV : MENGENAL KELAWI, DESA WISATA TERBAIK KE-29 ADWI




This post first appeared on Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya, please read the originial post: here

Share the post

Pemerintah Lebih Banyak Impor Kedelai, Mentan RI Sahrul Beberkan Alasannya

×

Subscribe to Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×