Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

APINDO Lampung-Satmakura Indonesia Tandatangan MoU Ketahanan Pangan

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Lampung, Ary Meizari Alfian, bersama pimpinan Institut Satmakura Indonesia, sekaligus Komisaris Utama MS Corporation (MS Corp), HR Mochtar Sany Firdaus Badrie, menandatangani naskah nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) program kemitraan ketahanan pangan.

Penandatanganan MoU dan peluncuran 'Program Desa Emas Bersama Satmakura' tersebut disaksikan langsung oleh Disaksikan Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, di MS Town Beach, Pantai Mutun, Desa Mutun, Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung, pada Sabtu (4/9/2021).

Ary Meizari menyebutkan, penandatanganan MoU ini bagian tapak bumi Apindo Lampung dalam sinergi eksekusi penatausahaan ketahanan pangan terutama di Lampung.

Apalagi Lampung dinilai sebagai provinsi penyangga kebutuhan atau lumbung pangan nasional oleh Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Way Sekampung, Kabupaten Pringsewu, pada Kamis (2/9/2021) lalu.

Selain itu, Juga menjadi bagian dinamika realisasi program kerja tersusun, bidang pertanian dan perkebunan, peternakan dan perikanan, UMKM-IKM, serta ekonomi digital Dpp Apindo Lampung masa bakti 2021-2026.

"Oleh sebab satu visi misi, menggerakkan, menggali, memproses, mengolah, memberi nilai tambah, mengeksekusinya, terhadap potensi sumberdaya alam dan kekayaan hasil bumi Lampung didukung sumberdaya manusia berwatak pengabdi, DPP APINDO Lampung tak ragu seratus persen. Kami angguki MoU ini. Hal ini juga bagian upaya hilirisasi perkuatan potensi alam dan sosial ekonomi berwatak kerakyatan," ujar Ary.

Mantan Ketua KADIN Bandar Lampung dan KADIN Lampung itu menuturkan, pihaknya juga terus konsen dengan isu-isu strategis sektor agraria, hilirisasi agrobisnis-agroindustri, tercakup di dalamnya modernisasi subsektor semisal pengembangan terpadu berbasis kawasan (integrated farming), urban farming, digitalisasi hulu-hilir usaha tani dan budidaya pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, kelautan bahkan hingga upgrading-upscaling desa wisata, ekowisata pertanian dan bahari terintegrasi, serta masih banyak lagi.

"Semua potensi yang Tuhan beri ini mesti serius digali. Butuh uluran banyak tangan produktif, kreatif dan inovatif, serta tahan banting dan tahan uji demi mengeksekusinya," lanjut Ary.

"Kami menilai, bekal 46 tahun pengalaman praksis Satmakura Indonesia serta MS Corp setia berkiprah melakukan inkubasi bisnis yang oleh pak Mochtar Sany diperluas go nasional sejak 2008 silam, jadi cukup kajian bagi kami untuk mendapat sekutu baru, dan strategis, dalam membantu upaya negara menjaga sistem ketahanan pangan nasional terutama di Lampung yang kita cintai ini. Dan ini pun termasuk dalam penatalaksanaan ekosistem inovasinya nanti," timpalnya.

Konsisten memedomani arahan direktif dari Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, agar DPP APINDO Lampung lima tahun kedepan juga konsen fokus lini perkuatan pemberdayaan UMKM-IKM provinsi ini, Ary juga menegaskan bahwa konsistensi itu menjadi tak tertawar, harga mati.

"Riset Kementerian Koperasi dan UKM, iklim kesempatan berusaha di Indonesia saat ini sangat luas, tetapi yang masih minim yakni kemampuan riil menjaga keberlanjutan kelangsungan usaha nya itu yang masih faktual jadi problem akut, bahkan momok serius potret anatomi UMKM-IKM dan juga dunia perkoperasian kita," sebut dia.

Tantangan tersebut, sambung bos properti itu, baik sebab faktor bentang kendala akses kapital (pembiayaan terbatas), akses pasar, akses tutorial (pendampingan manajerial) maupun akses penetrasi digital sejalan aras Revolusi Industri 4.0, dielaborasi pihaknya, ditransformasikan menjadi gudang peluang. Dengan menseriusi program inkubasi dan penciptaan ekosistem inovasi pentaheliks. Seperti, fasilitasi digitalisasi UMKM-IKM dan integrasi dengan Program Kampus Merdeka.

Untuk diketahui, APINDO Lampung menerjunkan 10 dari total 200 unit UMKM-IKM anggota/mitra binaannya saat ini, pada pameran tersebut. Terdiri dari tiga UMKM kriya, yakni Batik Tulis Lampung As-syafa milik Sulastri yang Agustus, lalu viral atas kreasi inovatifnya mengaplikasikan cairan ranting batang pohon kayu Sungkai.

Lalu sisa residu kemasan daun nya dijadikan paket donasi gratis bakti sosial APINDO Peduli dan Berbagi-bagi tenaga kesehatan, warga isolasi mandiri, dan duafa rentan dampak PPKM di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan dan juga Pesawaran, sebagai bahan pewarna dasar kain batik tulis karya apiknya.

Kemudian Batik Batiqa milik Lena A dan Bunqee Craft ()Eva Susana. Serta UMKM kuliner, Bana Bee (Andriyanto), Ema Catering (Hermawati), Izzul Jaya (Nurul), Pempek D'abaze (Heny), Kras Kres (Ratna), Suhita Madu (Isnaini), dan Widuri Brownies.

Dalam kesempatan itu, Mochtar Sany, yang juga pernah jadi Ketua Kadinda Lampung, juga meneken MoU bersama Dr Aris Mukti, Presiden Indonesia Saemaul Undong Global League, LSM internasional berbasis di Korea Selatan, penaja lini fokus pemberdayaan masyarakat marjinal, merubah desa miskin menjadi desa mandiri dengan basis pijakan portofolio filosofis 'dimulai dengan iman, ilmu, dan adab' demi sukses upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

Program Desa Emas, jelas Mochtar, adalah konsep untuk menggambarkan peradaban desa yang tangguh, mandiri, bermartabat, sejahtera, berdampak bagi pembangunan bangsa, sehingga terbangun sinergi Desa Membangun Indonesia.

"Sebagai gerakan sosial dengan semangat kebersamaan dan prorakyat, Satmakura Indonesia yang saya gagas sejak 1975 dan deklarasikan secara nasional pada 18 Januari 2008 di Bumi Satmakura, Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, akan terus menggandeng masyarakat sebagai mitra kerja sama. Lalu sama-sama bekerja, sama-sama menikmati hasilnya," ujar Ketua Dewan Pembina Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri (Gerbang Sari) itu.

Merasa terhormat, Mochtar Sany juga menyebut, kehadiran Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mahmud Mattalitti beserta jajaran merupakan bukti sinergi-kolaborasi wakil rakyat dan rakyat nya guna memajukan kesejahteraan rakyat Nusantara.

"DPD merupakan representasi daerah. Kalau DPD sudah bekerja pasti rakyat sejahtera. Saya setuju posisi DPD harus diperjuangkan supaya kembali ke posisi yang seharusnya. Harus kuat dalam sistem ketatanegaraan," tutur mantan anggota Fraksi Utusan Daerah MPR RI 1997-1999 dari Lampung itu.

Pemilik usaha ekowisata Pantai Mutun dan bos Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Lampung Bina Sejahtera Kota Bandar Lampung, yang menjadikan (kini) Rumah Belajar Institut Satmakura Indonesia di area seluas 200 hektar dan tuntas bangun tahun 2000 di Campang Raya bak rumah keduanya itu, dikenal tune in bila dipancing sentra wicara soal gerak maju upaya kreatifnya konsisten menjaga proses kaderisasi 'pengusaha pejuang dan pejuang pengusaha'.

Dia juga terus on the spot kejar target, optimis memasifkan pendirian Warung Satmakura, platform e-dagang berbasis kolaborasi pihaknya bersama PT Pos Indonesia selaku transporter, Ikatan Pelaku Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (IPPMI) Lampung selaku fasilitator/coacher, serta Asosiasi BPD (Badan Perwakilan Desa) Indonesia Lampung, ke penjuru desa/kampung/tiyuh/pekon se-Lampung hingga kini.

Kompatriot Presiden ke-6 RI, Jenderal TNI Purn Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Sri Sultan Hamengku Buwono X, sesama Relawan Jati Diri Bangsa (RJDB) Yayasan Jati Diri Bangsa itu juga sosok yang teguh keyakinan, bahwa nilai penting kemandirian ekonomi dan komitmen sosial pelaku usaha untuk menjamin kesejahteraan rakyat.

Sementara dalam pidato, La Nyalla Mattalitti menegaskan dukungan penuhnya terhadap semua kegiatan elemen masyarakat dalam membantu pembangunan bangsa. Apalagi bila terkait dengan pemberdayaan masyarakat desa.

Apalagi saat ini ditengah situasi pandemi Covid-19 yang membuat semua sektor terpuruk, maka diperlukan peran aktif dari masyarakat membantu pemulihan ekonomi.

"Bangsa ini harus cepat kembali bangkit dari keterpurukan ekonomi dengan mendorong dan menggerakkan sendi-sendi perekonomian. Kami berharap juga terwujud ketahanan pangan melalui pemberdayaan masyarakat," ucap La Nyalla.

Senator Dapil Jawa Timur peraih 2.267.058 suara sah Pemilu 2019 kamar DPD RI itu mengungkapkan, Program Desa Emas sesuai dengan apa yang digaungkan dan dikerjakan oleh DPD RI, yakni dari daerah untuk Indonesia.

Mantan Ketum PSSI itu juga berharap, peluncuran program tersebut menjadi momentum dalam rangka membangun desa di Lampung.

"Kami di DPD RI tentu sangat mendukung program unggulan pembangunan pedesaan. Kita juga terus-menerus mendorong agar desa mampu bertenaga secara sosial, berdaulat secara politik, berdaya secara ekonomi, bermartabat secara budaya," kata La Nyalla.

Hadir dalam penandatanganan, Wakil Ketua Komite II DPD RI Pimpinan Tahun Sidang 2021-2022, yang juga senator Dapil Lampung, Bustami Zainudin, bersama tiga anggota DPD/MPR Dapil Lampung lainnya, yakni Abdul Hakim, Ahmad Bastian dan dr Jihan Nurlela.

Serta Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, anggota DPD/MPR lainnya beda Dapil, Andi Muh Ihsan (Sulawesi Selatan), Djafar Alkatiri (Sulawesi Utara), Eni Sumarni (Jawa Barat). Para senator turut hadir, bagian rangkaian kunjungan kerja DPD RI di Provinsi Lampung.

Sementara, Ketua DPP APINDO Lampung, Ary Meizari Alfian, didampingi oleh Sekretaris Yanuar Irawan, bendahara Darussalam, Ketua Bidang UMKM-IKM DPP APINDO Lampung, Yayan Sopian didampingi Sekretaris bidang, Dian Pustika Syarifudin.

Serta sejumlah pengurus bidang, pelaku usaha mikro kecil menengah anggota/mitra binaan Apindo, yang juga peserta pameran sehari yang bertajuk 'Ketahanan Pangan, Menghijaukan Bumi Mensejahterakan Rakyat, dari Desa Membangun Bangsa'. (*)



This post first appeared on Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya, please read the originial post: here

Share the post

APINDO Lampung-Satmakura Indonesia Tandatangan MoU Ketahanan Pangan

×

Subscribe to Kupastuntas.co - Portal Berita Lampung Terpercaya

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×