Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Konservasi dan Pengelolaan Sungai

Lapisan air menduduki 2/3 dari luas keseluruhan bumi kita ini, sedangkan sisanya berupa daratan. Pada dasarnya jumlah air yang terdapat di bumi kita tidak pernah habis, dan air mengalami daur (siklus) yang tiada henti-hentinya berlangsung secara periodik yang siklusnya dipengaruhi oleh sinar matahari, angin, tanaman, pegunungan dll.

Indeks ketersediaan air semakin menurun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, salah satu tandanya yaitu defisitnya DAS. Mengingat hal tersebut maka perlu dilakukan peningkatan ketersediaan air. Salah satu solusinya yaitu mengambil langkah-langkah pengembangan teknologi, penyediaan air, pelestarian sumber daya air dan meningkatkan konservasi air dan pengelolaan sungai.

1. Konservasi daerah pengaliran sungai

Konservasi ini dilakukan karena maraknya eksploitasi sumberdaya alam tanah, hutan, dan air. Dampaknya akan mengubah tata air seperti banjir, kekeringan, serta meningkatnya laju erosi dan sedimentasi. Teknologi yang dilakukan dalam konservasi ini yaitu metode Vegetatif dan metode Teknik Sipil.

Metode vegetatif yaitu menggunakan tanaman untuk mengurangi daya perusak hujan yang jatuh, sehingga mengurangi aliran permukaan dan erosi. Yang termasuk dalam metode ini yaitu reboisasi yaitu penanaman pohon di kawasan hutan dan luar hutang dengan menggunakan tanaman tahunan

Metode sipil yaitu pembuatan bangunan sipil untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kegunaan tanah, serta memperbesar infiltrasi air kedalam tanah. Yang termasuk dalam metode ini yaitu : bendungan pengendali, waduk, tanggul, teras, pembuatan irigasi pada daerah pertanian, guludan, dll.

2. Teknologi pengendalian banjir

Banjir yang terjadi secara rutin setiap tahun merusak dataran daerah sekitar sungai, yaitu kapasitas sungai sangat menurun akibat adanya sedimentasi di dasar sungai. Untuk menanggulangi banjir maka upaya yang perlu ditingkatkan antara lain :

• Meningkatkan fungsi waduk

• Meningkatkan kapasitas sungai dengan kanalisasi antar sungai

• Memperbaiki kondisi muara sekaligus menggali potensinya.

• Mengendalikan aliran sungai hilir

• Pemeliharaan tanggul

3. Teknologi penangulangan kerusakan sungai

Bahan galian golongan C, yaitu pasir, kerikil, batu bongkah, batu pecah, tras, kapur dan tanah merupakan bahan bangunan yang sangat vital dalam pembangunan prasarana fisik dalam peyiapan lahan maupun bangunan. Mengingat pasir yang baik untuk konstruksi dalah pasir sungai, maka beberapa sungai disekitar daerah yang sedang membangun sarana fisik banyak menderita kerusakan. Badan sungai yang rusak karena proses degradasi akibat penggalian pasir tersebut memerlukan beberapa upaya pengendalian yaitu :

• Penyusunan pedoman teknis penambangan golongan C pada sungai

• Penyusunan peta pada bagian atau ruas sungai yang dapat atau boleh ditambang dengan persyaratannya.

• Pengembangan aplikasi bottom controller untuk bangunan air dan bangunan bawah jembatan.

4. Teknologi konservasi air tanah

Salah satu tekniknya yaitu :

Recharge air tanah dengan cara penampungan dan peresapan air hujan pada perumahan sehingga selain mengubah air tanah juga mencegah banjir local. Teknologi waduk recharge yang dapat menyerap air hujan dan air permukaan untuk imbuhan air tanah. Selain upaya konservasi ketersediaan air tanah, diperlukan pula konservasi kualitanya karena bukti pada beberapa daerah urban dan industri terjadi pencemaran air tanah.


Posted in ilmu tanah


This post first appeared on Agrica | Agriculture,environment,science And Other, please read the originial post: here

Share the post

Konservasi dan Pengelolaan Sungai

×

Subscribe to Agrica | Agriculture,environment,science And Other

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×