pasti sudah tak asing lagi kan jika kalian mendengar kata 'ayam bangkok'. Ayam bangkok lebih dikenal dengan sebutan ayam aduan, karena memang ayam bangkok memiliki bentuk tubuh dan kekuatan yang luar biasa dibandingkan dengan ayam pada umumnya.
Ayam bangkok pada umunya memiliki taji yang panjang dan kuat. Selain itu keindahan bulunya juga tak kalah menariknya.
Kebanyakan memiliki warna hitam dan merah ada juga yang berwarna abu-abu, hitam polos, blorok dan masih banyak lagi.
Entah kenapa saya sangat tertarik dengan ayam bangkok. Saya mulai memelihara ayam semenjak saya masih berada di bangku sekolah dasar. Awalnya saya kenal dengan ayam kate yang dipelihara ayahku dan pada waktu itu jumlahnya sekitar 10ekor , semenjak itu saya mulai tertarik dengan ayam namun hanya sebatas tertarik.
Suatu hari sepulang sekolah didepan sekolahku ada orang yang menjual ayam warna-warni , tanpa berpikir panjang aku pun langsung membeli 2 ekor. Kedua ekor ayam itu berhasil saya besarkan , namun setelah saya pikir-pikir ayam itu tidak ada kelebihannya hanya saja memiliki bulu putih yang lebat. Lalu kedua ekor ayam itu saya berikan kepada sepupuku, jadi saya sudah tak punya ayam lagi.
suatu ketika teman saya beli ayam bangkok yang usianya sekitar dua bulan. Temanku selalu membawanya keluar setiap sore dan setelah saya lihat-lihat sepertinya ayam itu begitu istimewa. Keesokan harinya saya diantar temanku ketempat orang yang jual ayam itu. Saya hanya memebeli satu ekor saja. Ayamku tumbuh dan berkembang dengan baik , namun ketika usianya kurang lebih 4 bulan ayamku terkena peyakit seperti flu karena waktu itu musim penghujan.
Berbagai cara saya lakukan untuk menyembuhkan ayam itu namun setelah seminggu menderita flu ayamku meninggal , aku pun sangat kecewa.
Saya mulai sadar saya bukan hanya sekedar tertarik dengan ayam bangkok namun saya memang mania dengan ayam bangkok.
Waktu itu saya sudah berada di bangku sekolah menengah pertama. Saya mencoba beralih ke ikan hias yaitu membudidayakan ikan guppy dan koleksi ikan cupang namun kurang lengkap jika tak ada bangkok.
Suatu hari ayahku pulang membawa anakan ayam bangkok , saya sangat senang dan saya berusaha untuk benar-benar memanfaatkan kesempatan ini dan hal yang lalu tidak terulang kembali.
Setiap hari libur ayam itu saya jemur didepan rumah , namun suatu hari yang tak pernah kuduga , ayamku dicuri orang. Saya hanya sempat memeliharanya sekitar dua bulan lamanya.
Lagi-lagi saya gagal.
Tak lama kemudian muncul wabah yang bernama 'flu burung' dan saya telah di peringatkan keras oleh orangtua saya supaya tidak memelihara unggas.
waktu itu juga burung-burung peliharaan ayahku habis dijual karena takut adanya penyakit itu.
Sudah tak ada harapan lagi untuk memelihara ayam , namun beberapa tahun kemudian isu penykit flu burung menghilang dan ayah ku kembali memelihara burung.
sementara saya belum berani memelihara ayam,
Sekarang saya sudah berada di bangku sekolah menengah atas dan hari hari saya lalui tanpa hewan peliharaan .
namun akhir-akhir ini saya punya beberapa hamster, lumayan bisa buat refreshing sejenak.
Liburan kenaikan kelas saya pergi ke salatiga dan ketika perjalanan berangkat saya melihat di pinggir jalan banyak orang yang menjual kandang ayam.
Perasaan dan harapan yang beberapa tahun terpendam kini kembali lagi. Saya berencana untuk memelihara ayam bangkok lagi.
Ketika tahun ajaran baru saya kembali ke sekolah dan sepulang sekolah saya langsung menuju ke pasar burung untuk melihat-lihat ayam yang dijual.
Keesokan harinya sepulang sekolah saya kembali lagi ke pasar burung dan akhirnya saya membeli satu ekor ayam bangkok yang masih kecil.
Saya memang suka memelihara ayam sejak dari kecil.
inilah foto ayam yang baru saya beli dari pasar.
Ayam bangkok pada umunya memiliki taji yang panjang dan kuat. Selain itu keindahan bulunya juga tak kalah menariknya.
Kebanyakan memiliki warna hitam dan merah ada juga yang berwarna abu-abu, hitam polos, blorok dan masih banyak lagi.
Entah kenapa saya sangat tertarik dengan ayam bangkok. Saya mulai memelihara ayam semenjak saya masih berada di bangku sekolah dasar. Awalnya saya kenal dengan ayam kate yang dipelihara ayahku dan pada waktu itu jumlahnya sekitar 10ekor , semenjak itu saya mulai tertarik dengan ayam namun hanya sebatas tertarik.
Suatu hari sepulang sekolah didepan sekolahku ada orang yang menjual ayam warna-warni , tanpa berpikir panjang aku pun langsung membeli 2 ekor. Kedua ekor ayam itu berhasil saya besarkan , namun setelah saya pikir-pikir ayam itu tidak ada kelebihannya hanya saja memiliki bulu putih yang lebat. Lalu kedua ekor ayam itu saya berikan kepada sepupuku, jadi saya sudah tak punya ayam lagi.
suatu ketika teman saya beli ayam bangkok yang usianya sekitar dua bulan. Temanku selalu membawanya keluar setiap sore dan setelah saya lihat-lihat sepertinya ayam itu begitu istimewa. Keesokan harinya saya diantar temanku ketempat orang yang jual ayam itu. Saya hanya memebeli satu ekor saja. Ayamku tumbuh dan berkembang dengan baik , namun ketika usianya kurang lebih 4 bulan ayamku terkena peyakit seperti flu karena waktu itu musim penghujan.
Berbagai cara saya lakukan untuk menyembuhkan ayam itu namun setelah seminggu menderita flu ayamku meninggal , aku pun sangat kecewa.
Saya mulai sadar saya bukan hanya sekedar tertarik dengan ayam bangkok namun saya memang mania dengan ayam bangkok.
Waktu itu saya sudah berada di bangku sekolah menengah pertama. Saya mencoba beralih ke ikan hias yaitu membudidayakan ikan guppy dan koleksi ikan cupang namun kurang lengkap jika tak ada bangkok.
Suatu hari ayahku pulang membawa anakan ayam bangkok , saya sangat senang dan saya berusaha untuk benar-benar memanfaatkan kesempatan ini dan hal yang lalu tidak terulang kembali.
Setiap hari libur ayam itu saya jemur didepan rumah , namun suatu hari yang tak pernah kuduga , ayamku dicuri orang. Saya hanya sempat memeliharanya sekitar dua bulan lamanya.
Lagi-lagi saya gagal.
Tak lama kemudian muncul wabah yang bernama 'flu burung' dan saya telah di peringatkan keras oleh orangtua saya supaya tidak memelihara unggas.
waktu itu juga burung-burung peliharaan ayahku habis dijual karena takut adanya penyakit itu.
Sudah tak ada harapan lagi untuk memelihara ayam , namun beberapa tahun kemudian isu penykit flu burung menghilang dan ayah ku kembali memelihara burung.
sementara saya belum berani memelihara ayam,
Sekarang saya sudah berada di bangku sekolah menengah atas dan hari hari saya lalui tanpa hewan peliharaan .
namun akhir-akhir ini saya punya beberapa hamster, lumayan bisa buat refreshing sejenak.
Liburan kenaikan kelas saya pergi ke salatiga dan ketika perjalanan berangkat saya melihat di pinggir jalan banyak orang yang menjual kandang ayam.
Perasaan dan harapan yang beberapa tahun terpendam kini kembali lagi. Saya berencana untuk memelihara ayam bangkok lagi.
Ketika tahun ajaran baru saya kembali ke sekolah dan sepulang sekolah saya langsung menuju ke pasar burung untuk melihat-lihat ayam yang dijual.
Keesokan harinya sepulang sekolah saya kembali lagi ke pasar burung dan akhirnya saya membeli satu ekor ayam bangkok yang masih kecil.
Saya memang suka memelihara ayam sejak dari kecil.
inilah foto ayam yang baru saya beli dari pasar.
ayam bangkok memang sosok ayam yang memiliki daya tarik tinggi, dia juga sosok ayam pemberani.
