Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Lonjakan Stok AS Tekan Harga Minyak

Harga Minyak Mentah dunia merosot pada perdagangan Rabu (24/5), waktu Amerika Serikat (AS) usai kenaikan stok minyak mentah dan bensin AS meskipun permintaan kuat.

Selain itu, pelaku pasar juga mempertimbangkan kemungkinan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengerek produksi demi mengimbangi berkurangnya pasokan dari Iran dan Venezuela.

Dilansir dari Reuters, Kamis (24/5), Harga Minyak Mentah berjangka Brent tergelincir US$0,23 menjadi US$79,8 per barel. Sementara, harga minyak mentah AS merosot US$0,36 menjadi US$71,84 per barel.

Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mencatat persediaan minyak mentah AS naik 5,8 juta barel pekan lalu. Peningkatan stok juga terjadi pada bensin sebesar 1,9 juta barel.

“Dengan Memorial Day Weekend dan musim balap di panas yang akan datang, kami memperkirakan adanya penurunan (stok). Peningkatan stok dalam jumlah besar itu mengejutkan,” ujar Analis Tyche Capital Advisors Tariq Zahir.

Senada dengan Zahir, Analis Price Futures Group Phil Flynn menilai kenaikan stok minyak mentah memberikan kejutan kepada pasar.

“Kenaikan (stok minyak mentah) sebesar 5,8 juta barel itu seperti tamparan ke wajah, yang menimbulkan pertanyaan ‘Dari mana asal minyak ini?’. Dan seiring Anda melihat angkanya, ini tidak masuk akal,” ujar Flynn.

Kenaikan persediaan minyak mentah AS berasal dari kombinasi antara berkurangnya ekspor dan kenaikan impor. Menurut Flynn, kenaikan impor yang terjadi cukup mengejutkan mengingat minyak mentah Brent diperdagangkan dengan harga US$7 lebih mahal dibandingkan minyak mentah AS yang seharusnya membuat ekspor lebih menarik.

Tak ayal, berdasarkan keterangan dua sumber kepada Reuters, operator kilang terbesar di Asia Sinopec menyatakan bakal mendongkrak impor minyak mentah dari AS ke level tertingginya seiring upaya China untuk mengurangi defisit perdagangan dengan AS.

Harga minyak mentah sendiri telah terkerek hampir 20 persen sejak awal tahun. Pemicu utamanya berasal dari upaya pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia.

Berdasarkan sumber Reuters, OPEC kemungkinan bakal memutuskan untuk mendongkrak produksinya pada pertemuan di Juni mendatang seiring kolapsnya produksi Venezuela, sanksi AS terhadap Iran, dan setelah Washington memberikan perhatian pada reli kenaikan harga minyak yang terlalu jauh.

“Sepertinya pergerakan harga minyak di atas US$80 bakal memicu aksi jual dan berpotensi mengarahkan pada periode konsolidasi, di mana saya pikir akan fokus pada kisaran US$77,5 atau bahkan US$75 per barel,” ujar Senior Manajer Saxo Bank Ole Hansen.

Berdasarkan Badan Energi Internasional, harga minyak juga kena imbas dari memanasnya tensi geopolitik yang dapat mengganggu produksi minyak di saat permintaan global diperkirakan bakal mencapai 100 juta barel per hari di kuartal IV tahun ini.
[ cnnindonesia.com ]



This post first appeared on Belajar Forex, Broker Forex, Informasi Seputar Trading Forex, please read the originial post: here

Share the post

Lonjakan Stok AS Tekan Harga Minyak

×

Subscribe to Belajar Forex, Broker Forex, Informasi Seputar Trading Forex

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×