Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Masjid Saint Petersburg, Rusia

Tags: masjid
Masjid Saint Petersburg, Rusia
Rusia, di era rezim komunis Uni Soviet benar benar membabat habis kehidupan beragama di negara itu. Semua Masjid ditutup untuk kegiatan ibadah, sebagian dialih fungsi ke berbagai keperluan rezim berkuasa, sebagian lagi dibiarkan lapuk tak terawat. Termasuk masjid di Saint Petersburg yang ketika itu dijadikan sebagai gudang.


Saint Petersburg, Ibukota Rusia ketika masih berbentuk kekaisaran, kota yang di era Uni Soviet bernama Leningrat, nama yang dinisbatkan kepada bapak pendiri Uni Soviet, Vladimir Lenin, disebut sebut sebagai kota terindah di Eropa, dengan gedung gedung berarsitektur menawan  dan lanskap kota yang luar biasa. Salah satu bangunan indah diantara deretan arsitektur kota Leningrat adalah bangunan masjidnya.

Soekarno diyakini punya andil besar terhadap masjid ini, pengaruh dan kehebatanya dalam berdiplomasi membuat masjid ini difungsikan kembali sebagai tempat ibadah kaum Muslim.

Kisahnya, pada tahun 1956 Soekarno ditemani putrinya, Megawati melakukan kunjunagn kenegaraan ke Moskow, Rusia. Di tengah lawatan itu, Soekarno ingin singgah ke St. Petersburg, kala itu masih bernama Leningrad. Kota ini terkenal dengan keindahan arsitekturnya, bagaikan Paris dan memiliki sungai Neva yang indah.

Saat melintas di jembatan kota Trinity Bridge yang melintasi sungai Neva, pandangan Soekarno tertuju ke sebuah bangunan berkubah biru. Gedung itu memiliki menara yang tinggi, Ia menduga, bahwa bangunan itu adalah masjid.

Ia pun meminta kepada tentara Rusia yang mengawalnya agar bisa mampir ke gedung itu. Namun para pengawal yang ditugasi untuk mengawal Soekarno tidak mengijinkannya. Sesampainya di hotel, Soekarno masih penasaran, diam-diam ia kembali menuju gedung berkubah biru yang dibangaun tahun 1900-an itu. Sesampainya di sana, benar ternyata itu adalah masjid tapi sayang, Ia mendapati masjid itu difungsikan sebagai sebuah gudang. Sebagai seorang Muslim, Soekarno prihatin dengan keadaan ini hingga ia meminta jadwal kunjungan lainnya di Leningrad dibatalkan.

Saat bertemu pemimpin Rusia dan ditanya kesannya tentang kota Leningrad, Soekarno langsung menyinggung tentang masjid berkubah biru itu. Soekarno meminta dengan halus dan diplomatis agar masjid itu difungsikan kemabali sebagai tempat ibadah.

Setibanya di Indonesia, beberapa hari kemudian ada utusan dari Moskow ke Leningrad dan meminta walikota Leningrad untuk membuka kembali masjid sebagai tempat ibadah.

Sejarah Masjid St. Petersburg
Masjid Saint Petersburg pertama kali dibangun tahun 1913 di pusat kota Saint Petersburg yang kala itu masih menjadi ibukota kekaisaran Rusia. Merupakan masjid terbesar di Eropa kala itu. Dibangun atas izin dari Tsar Rusia, Nicholas II, pendirian masjid ini diisbatan untuk memperingati 25 tahun berkuasanya Abdul Ahat Khan, Emir Turkistan di Bukhara.

Rencana pembangunan Masjid Saint Petersburg sudah di gagas oleh komunitas muslim Saint Petersburg sejak tahun 1880 namun izin pendirian masjid baru keluar di tahun 1906. lokasi nya yang berada tepat di seberang benteng Peter & Paul sempat ditentang oleh banyak pihak, namun penentangan itu berhenti dengan sendirinya ketika Tsar Nicholas II memberikan izin bagi pembelian lahan dan pendirian masjid di lokasi tersebut pada tanggal 3 Juli 1907.

Pengumpulan dana untuk pembangunan masjid itu memakan waktu selama 10 tahun untuk mengumpulkanan dana sebesar 750 ribu rubbels dari beberapa sponsor kaya, Ahun Ataulla Bayazitov menjadi ketua komite pembangunan masid. Sementara pembelian lokasi, berikut biaya pembangunan seluruhnya dibayar oleh Said Abdoul Ahad Amir Buharskiy Emir dari Bokara

Kontes arsitektur masjid yang diselenggarakan oleh komite pembangunan masjid dimenangkan oleh arsitek Nikolai Vasilyev, Stepan Krichinskiy dan Alexander von Gogen. Tiga tiganya adalah arsitek non muslim.

Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 1910 dihadiri oleh pemerintah, tokoh tokoh agama dan tokoh masyarakat, termasuk Amir Buharskiy, Hrusin Novikov, duta besar Turki dan Persia, Mufti Orenburg Sultanov, pimpinan partai Islam di Gos Duma Tevkelev dan ketua komite pembangunan sekaligus inisiator pembangunan masjid, Ahun Ataulla Bayazitov.

Masjid Saint Petersburg mulai digunakan pertama kali di tahun 1913, menandai peringatan 300 tahun berkuasanya keluarga Romanov di Rusia. Meskipun kala itu pembangunan masjid belum selesai seratus persen. Keseluruhan proses pembangunan baru selesai tujuh tahun kemudian dan dibuka untuk umum secara reguler menyelenggarakan kegiatan peribadatan di tahun 1920. Runtuhnya kekuasan Tsar Rusia oleh Rezim Komunis Uni Soviet yang kemudian menutup Masjid Saint Petersburg dan mengubahnya menjadi gudang penyimpanan perlengkapan medis ditahun 1940 hingga tahun 1956.

Arsitektur Masjid Saint Petersburg
Ide dasar bangunan masjid ini terinspirasi dari dari arsitektur Masjid Tamerlan's kawasan asia tengah. Kubah besarnya itu di ilhami dari bangunan maosolium Gur Emir di Samarkand yang dibangun di abad ke 15. Temboknya di hias dengan granit abu abu tua menjadikan bangunan masjid ini tampak lebih alami dan monumental diantara bangunan disekelilingnya, Fasad depan masid dihias dengan kaligrafi Al-qur’an.

Keunikan design Kubah Masjid St. Petersburg
Arsitektur tradisional Islam sangat jelas pada ekterior dan interior Masjid Saint Petersburg. Kolom kolom yang menyanggah lengkungan lengkunan dibawah kubah di tutup dengan pualam hijau. Di pusat ruang utama tergantung lampu gantung raksasa juga di hias dengan kaligrafi Al-Qur’an.  Sedangkan ruang mihrab di hias dengan keramik keramik berwarna biru. Tambok dalam masjid penuh dengan ornamen ornamen indah.

Masjid indah ini dilengkapi dengan dua menara setinggi 49 meter lengkap dengan kubah setinggi 39 meter. Dengan kapasitas mencapai 5000 jemaah. Restorasi besar besaran di tahun 1980 membuat masjid ini mampu mempertahankan rekornya sebagai salah satu masjid terbesar di Eropa. Pemisahan antara jemaah pria dan wanita bukan dengan pemberian partisi di ruang yang sama, tapi dengan pemisahan tempat. Lantai dasar masjid diperuntukkan bagi jemaah pria sementara lantai satu masjid diperuntukkan khusus untuk jemaah wanita.


Ornamen di bawah kubah memberikan kesan kuat aplikasi dari struktur sarang lebah
Kubah masjid ini dibuat dengan rancang bangun sarang lebah madu. Konstruksi sarang lebah madu dengan mudah terlihat pada ornamen bagian dalam kubah dengan rangkaian bentuk hexagonal berukir dalam baluran dominasi warna biru menghias bagian dalam kubah. Kubah berwarna biru nan indah itu terlihat dengan sempurna dari jembatan Trinity.



referensi

http://bujangmasjid.blogspot.com/2010/11/masjid-saint-petersburg-rusia.html

http://uniqpost.com/79489/masjid-st-petersburg-saksi-jejak-soekarno-di-rusia/



This post first appeared on Kubah Masjid, please read the originial post: here

Share the post

Masjid Saint Petersburg, Rusia

×

Subscribe to Kubah Masjid

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×