| | | | | | | | | | | | Bursa Pagi: Global-Regional Rontok, Potensi Reli IHSG Berisiko Balik Arah | |
| | | | | | | Jelang akhir pekan, Jumat (15/12), bursa saham Asia dibuka variatif cenderung melemah, melanjutkan tren penurunan indeks di bursa saham utama Eropa dan Wall Street, yang diwarnai pelemahan dolar dan kenaikan harga minyak. | |
| | | | | | | Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,25%, terseret oleh penurunan harga saham di sektorkeuangan. Pelemahan indeks berlanjut, merosot 0,34% (-20,60 poin) menjadi 5.990,70 pada pukul 8:25 WIB. Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang melorot 0,73% (-166,46 poin) ke level 22.527,99, setelah dibuka terjungkal 0,82% di tengah kejatuhan harga saham sektor eksportir dan perbankan, seiring dengan melemahnya dolar AS terhadap yen. Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka melesat 0,69% didukung kenaikan harga saham blue-chips dan berlanjut melaju 0,63% ke posisi 2.485,06. Melanjutkan tren penurunan globa, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka anjlok 0,57% (-166,27 poin) ke level 29.000,11. Indeks Shanghai Composite, China juga dibuka turun 0,15% ke posisi 3.287,53. | |
| | | | | | | Tim Riset Indo Premier berpendapat, terkoreksinya bursa global diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar. Disisi lain keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25% dan naiknya harga komoditas seperti minyak mentah, batubara, nikel akan menjadi katalis positif buat indeks. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan support di level 6.075 dan resistance di 6.140. | |
| | | | | | | |
| | | | | |
|
