Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Manajemen Linen Rumah Sakit Meningkatkan Kualitas Layanan

JualPewangiLaundry.Com

Manajemen pengelolaan Linen pada rumah sakit memerlukan penanganan yang serius. Terkait dampak serius yang bisa mengakibatkan adanya kuman, bakteri dan penyakit menular bila pengelolaan linen buruk. Linen sendiri merupakan hal penting pada rumah sakit, kita mengetahui bahwa penggunaan linen pada rumah sakit hampir ada pada setiap ruangan. Linen pada rumah sakit penggunaannya untuk seprei, bantal, guling, selimut, dan baju petugas rumah sakit.

Manajemen Linen Rumah Sakit Berdasarkan Peraturan Kemenkes R.I

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit bahwa perlu adanya penyelenggaraan Pengawasan Linen (Laundry).

Sebagai upaya pengawasan terhadap tahapan-tahapan pencucian linen pada RS untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan dan lingkungan hidup yang mungkin akan timbul. Ini karena linen merupakan salah satu kebutuhan pasien pada RS yang dapat memberikan dampak nyaman dan jaminan kesehatan. Manajemen linen yang buruk di rumah sakit akan menyebabkan potensi penularan penyakit bagi pasien, staf dan pengguna linen lainnya.

Pengelolaan Linen Di RS Harus Memenuhi Ketentuan Sebagai Berikut

  • Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C dalam waktu 10 menit.
  • Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian harus lengkap dengan Informasi Data Keamanan Bahan (MSDS) agar penanganan risiko paparannya dapat tertangani secara cepat dan tepat.
  • Standar kuman bagi linen dan seragam tenaga medis bersih setelah keluar dari proses cuci tidak mengandung 20 CFU per 100 cm persegi.
  • Pintu masuk linen kotor dan pintu keluar linen bersih harus berbeda atau searah.
  • Jarak rak linen dengan plafon: 40 cm.
  • Melakukan identifikasi jenis B3 yang laundry gunakan dengan membuat daftar inventori B3 dapat berupa tabel yang berisi informasi jenis B3, karakteristiknya, ketersediaan MSDS, cara pewadahan, cara penyimpanan dan simbol limbah B3.
  • Pada tempat laundry tersedia keran air keperluan higiene dan sanitasi dengan tekanan cukup dan kualitas air yang memenuhi persyaratan baku mutu, juga tersedia air panas dengan tekanan dan suhu yang memadai.
  • Bangunan laundry harus permanen dan memenuhi persyaratan pedoman teknis bangunan laundry rumah sakit atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang sudah pemerintah atur.
  • Rumah Sakit melakukan pencucian secara terpisah antara linen infeksius dan non infeksius.

Fasilitas Laundry Yang Diperlukan Dalam Penanganan Linen Rumah Sakit

Berikut beberapa fasilitas laundry yang harus tersedia untuk memenuhi standard manajemen Linen Rumah Sakit.

  1. Khusus untuk pencucian linen infeksius memerlukan ruangan khusus yang tertutup dengan memiliki sistem sirkulasi udara sesuai dengan ketentuan.
  2. Laundry harus terlengkapi dengan saluran air limbah tertutup yang juga lengkap dengan pengolahan awal (pre-treatment) sebelum mengalirkan ke unit pengolahan air limbah.
  3. Bangunan laundry terdiri dari ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu ruang linen kotor dan ruang linen bersih harus terpisah dengan dinding yang permanen, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk linen.
  4. Setiap ruangan harus memiliki sekat pembatas atau air curtain untuk menjaga stabilitas suhu yang diperlukan di tiap-tiap ruangan.
  5. Laundry harus memiliki “ruang antara” untuk tempat transit keluar-masuk petugas laundry untuk mencegah penyebaran mikroorganisme.
  6. Alur penanganan proses linen mulai dari linen kotor sampai dengan linen bersih harus searah (Hazard Analysis and Critical Control Point).
  7. Dalam area laundry tersedia fasilitas wastafel, pembilas mata (eye washer)dan atau pembilas badan (body washer) dengan arahan petunjuk yang lengkap.
  8. Proses pencucian laundry yang terlengkapi dengan suplai uap panas (steam), maka seluruh pipa steam yang terpasang harus aman dengan terlengkapi steam trap atau kelengkapan untuk mereduksi panas pipa lainnya.
  9. Ruangan laundry perlu memiliki ruangan menjahit, gudang khusus untuk menyimpan bahan kimia untuk pencucian dan lengkap dengan penerangan, suhu dan kelembapan serta tanda/simbol keselamatan yang memadai.

Bahaya Yang Ditimbulkan Bila Pengelolaan Linen Rumah Sakit Buruk

Linen kotor dapat menghasilkan mikroorganisme phatogen dalam jumlah besar dan dapat meningkat 50 x lipat selama masa sebelum proses pencucian (Penelitian Depkes RI Tahun 2000 tentang bakteri pada Instalasi Laundry). Linen yang tercemar oleh darah dan cairan tubuh merupakan kontaminasi mikroorganisme dan dapat menularkan penyakit melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Akibat jika tidak diterapkannya standar linen hygiene pada rumah sakit yakni  munculnya penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan/ Infeksi nosokomial yang merupakan salah satu masalah kesehatan pada berbagai negara di dunia yang dapat berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara seperti contoh kematian karena Nosokomial di USA tahun 2011; 1 dari 25 pasien sedikitnya terkena infeksi nosokomial dan kurang lebih 75.000 pasien nosokomial meninggal di Rumah Sakit.

Perlakuan Terhadap Linen di Rumah Sakit

a. Pengumpulan

  • Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius mulai dari sumber dan memasukkan linen kedalam kantong plastik sesuai jenisnya serta memberinya label.
  • Menghitung dan mencatat linen pada ruangan
  • Dilarang melakukan perendaman linen kotor pada ruangan sumber.

b. Penerimaan

  • Mencatat linen yang diterima dan telah dipilah antara infeksius dan non-infeksius.
  • Memilah linen berdasarkan tingkat ke kotorannya.

Terutama pada Rumah Sakit Bedah yang mana kerap melakukan operasi, manajmen linen harus terselenggara secara optimal.

c. Pencucian

  • Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan disinfektan.
  • Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah dan muntahan dengan menggunakan mesin cuci infeksius.
  • Mencuci linen dengan mengelompokkannya berdasarkan tingkat ke kotoran nya.
  • Pengeringan linen dengan mesin pengering (dryer) sehingga mendapatkan hasil pengeringan yang baik.
  • Penyeterikaan dengan mesin seterika uap, mesin flat ironer sehingga mendapatkan hasil seterikaan yang baik.
  • Linen bersih harus ditata sesuai jenisnya dan sistem stok linen (minimal 4 bagian) dengan sistem first in first out.

d. Distribusi

Proses distribusi linen berdasarkan kartu tanda terima dari petugas penerima, kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu tanda terima.

e. Pengangkutan

  • Kantong untuk membungkus linen bersih harus berbeda dengan kantong untuk membungkus linen kotor.
  • Menggunakan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dan linen kotor. Untuk kereta linen kotor desain pintu yang berbeda dengan pintu membuka keatas dan untuk linen bersih dengan pintu membuka ke samping, dan pada setiap sudut sambungan permukaan kereta harus tertutup dengan pelapis (siller) yang kuat agar tidak bocor.
  • Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah menggunakannya untuk mengangkut linen kotor.
  • Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh melakukannya secara bersamaan.
  • Linen bersih pengangkutan nya dengan kereta dorong yang berbeda warna.
  • Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangkutannya dari dan ketempat laundry harus menggunakan mobil khusus.

f. APD

Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, apron, sepatu boot, penutup kepala, selain itu perlu adanya pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta harus memperoleh imunisasi hepatitis B setiap 6 (enam) bulan sekali.

g. Pihak Ketiga

Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, serta perlu melakukan pengawasan penyelenggaraan linen secara rutin oleh pihak rumah sakit.

Super Klin

Penghilang noda yang tersedia dalam 3 pilihan:

  • Penghilang Noda Darah
  • Penghilang Noda Tinta 
  • Penghilang Noda Lainnya

Tersedia dalam kemasan 5 liter dan 500ml.

Kesimpulan

Penggunaan linen pada rumah sakit perlu adanya pengelolaan secara baik dalam penanganannya. Oleh karena itu, manajemen linen rumah sakit sangat perlu memastikan linen yang digunakan harus dalam kondisi bersih dan bebas dari kuman penyakit.

Maka, dalam melakukan pencucian atau juga Laundry Rumah Sakit yang di dalamnya termasuk juga proses sterilisasi. Linen juga harus nyaman pada saat akan pasien gunakan, maka perlu adanya pemeliharaan, perbaikan atau penggantian linen secara tepat dan berkala.

Selain pentingnya manajemen linen di Rumah Sakit, perlu juga mempertimbangkan penggunaan kimia laundry seperti deterjen dan parfum laundry yang berkualitas dan memenuhi standard.

The post Manajemen Linen Rumah Sakit Meningkatkan Kualitas Layanan appeared first on Jual Pewangi Laundry Harga Bersaing, Kirim Seluruh Indonesia.



This post first appeared on Pabrik Parfum Laundry Di Indonesia, please read the originial post: here

Share the post

Manajemen Linen Rumah Sakit Meningkatkan Kualitas Layanan

×

Subscribe to Pabrik Parfum Laundry Di Indonesia

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×