Ekspor Porang serta kegiatan industrinya terus dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian. Porang disinyalir memiliki peluang nilai jual yang cukup tinggi. Komoditas porang mempunyai pasar ekspor yang cukup menjanjikan. 

Beberapa olahan turunan dari Ekspor Porang yang cukup diandalkan yaitu tepung glukomanan dan beras porang. Porang mungkin masih terdengar asing bagi beberapa orang. Namun, bahan ini ternyata digemari oleh masyarakat pecinta hidup sehat. 

Bagi para pengusaha agrikultur, penggunaan kontainer untuk industri pertanian merupakan sebuah kewajiban. Dapatkan produk yang tepat seperti bulker, general purpose, reefer sesuai kebutuhan hanya di Tradecorp Indonesia. Tersedia opsi sewa dan beli kontainer baru atau bekas, dan pengiriman ke seluruh Indonesia seperti Sumatera Utara, Bali, hingga Papua Barat. 

Mengenal Ekspor Porang Serta Peluangnya 

Porang merupakan jenis umbi yang dikenal sejenis dengan umbi suweg atau iles-iles. Tanaman ini sudah dikenal masyarakat jawa sejak tahun 70-an. Umbi ini memiliki bentuk yang bulat serta terdapat akar rambut pada bagian luar. 

Porang dan suweg memiliki perbedaan pada warna yaitu porang berwarna kuning sedangkan suweg sedikit oranye. Pengolahan kedua umbi ini cukup berbeda, suweg dapat diolah langsung dengan cara dikukus dan mengkonsumsinya bersama parutan kelapa dan garam. Namun, porang tidak bisa dikonsumsi karena terasa gatal di mulut. 

Kemajuan teknologi menghadirkan olahan porang yang kini menjadi primadona komoditas ekspor. Bahan porang diekspor ke Negeri Sakura untuk digunakan sebagai bahan baku membuat beras shirataki. 

Ekspor porang digemari karena memiliki kandungan yang bermanfaat. Didalam porang terdapat glucomannan yang merupakan senyawa tepung. Serat alami tersebut mudah larut dan biasanya digunakan sebagai zat aditif makanan seperti pengental. 

Tanaman porang banyak tumbuh di daerah hutan dan budidaya nya masih sedikit. Di Indonesia, pengelolaan porang banyak dilakukan di Madiun, Maros, Pasuruan, Wonogiri dan Bandung.

Budidaya tanaman porang kian didukung oleh pemerintah dengan mengalokasikan penggunaan lahan untuk menanam porang di beberapa provinsi Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Banteng, Sulawesi Selatan hingga NTT. 

Ekspor porang memiliki peluang besar karena permintaan ekspor ke China, Austria, Jepang, Sri Lanka, Korea, Malaysia, Italia, dan New Zealand cukup tinggi. Pengembangan komoditas ekspor porang di Indonesia terdapat di tiga daerah seperti Banten, Bali, dan Lombok Timur. 

Baca Juga: Ekspor Jahe dari Indonesia, Pahami Peluang dan Tantangannya!

Cara Ekspor Porang

Berikut ini adalah beberapa cara ekspor porang bagi pemula yang ingin mencari keuntungan di sektor pertanian. 

1. Memenuhi Persyaratan

Ingatlah bahwa perusahaan harus berbadan hukum untuk dapat mengekspor secara langsung. Jika ada masalah dengan situasi ini, solusinya adalah mencari kemitraan dengan eksportir agar pendapatan bisa dibagi.

2. Melakukan Analisis Pasar

Lakukan riset pasar pada berbagai kategori produk ekspor porang jika telah memenuhi persyaratan dokumen Perindustrian dan Perdagangan. Beberapa standar bahan baku tunduk pada peraturan yang lebih ketat. 

3. Mencari Importir yang Cocok

Banyak orang tidak menyadari bahwa Anda memerlukan negara tujuan atau importir tertentu untuk mengekspor. Kementerian Perdagangan juga menawarkan layanan ekspor. Biasanya, jika Anda menggunakan layanan Kementerian Perdagangan, mereka akan membantu Anda menemukan calon pelanggan atau pasar ekspor.

4. Negosiasi dengan Importir

Cara ekspor porang berikutnya yaitu eksportir akan melakukan negosiasi dengan importir tentang jumlah produk yang akan dikirim serta pola pembayarannya. 

5. Siapkan Produk

Eksportir dapat mulai menyiapkan barang dengan jumlah yang ditentukan dan mengemasnya sesuai dengan kesepakatan setelah disetujui oleh kedua belah pihak. 

6. Memilih Moda Transportasi yang Sesuai

Tentukan jasa pengiriman yang akan digunakan ketika barang sudah disiapkan. Pilih opsi transportasi yang andal, aman, dan tentu saja terjangkau yang disetujui oleh penggemar produk.

Transportasi yang efisien dan aman dapat menggunakan kontainer. Pengiriman produk porang curah dapat menggunakan bulker container yang memudahkan bongkar muat barang curah. Sedangkan untuk produk olahan porang yang membutuhkan penyimpanan dengan pengaturan suhu dapat menggunakan reefer container. 

7. Melengkapi Dokumen Administrasi

Eksportir juga harus menunjukkan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) jika barang tersebut akan dikirim. Pastikan untuk melengkapi semua dokumen dan menyimpan bill of lading untuk pencairan uang tunai.

Baca Juga: 6 Cara Ekspor Daun Kelor Serta Manfaatnya!

Manfaat Porang

Ada berbagai manfaat tanaman porang :

1. Bahan Pengganti Agar-Agar

Porang mengandung serat tidak berwarna yang mudah larut dalam air. Tumbuhan ini secara konsisten memiliki bentuk seperti agar-agar dan tidak berbau. Karena itu, serat porang diperlakukan sama dengan olahan agar-agar.

2. Menjadi Rem yang Eco-Friendly

Konjak yang bisa digunakan sebagai lem yang baik ditemukan pada Porang. Lem porang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.

3. Bahan Campuran Komersial

Kandungan Konjac pada Porang dapat dipadukan dengan bahan lain untuk menghasilkan kertas yang kokoh dan tahan lama. Selain itu, 

4. Bahan Dasar Makanan Jepang

Porang juga memiliki keunggulan di bidang kuliner. Di Jepang, mi konnyaku atau shirataki dibuat menggunakan kombinasi bahan-bahan yang meliputi tanaman porang. Alhasil, salah satu negara tujuan ekspor tanaman porang Indonesia adalah Jepang.

Baca Juga: 3 Cara Ekspor Pinang ke Luar Negeri bagi Pemula

FAQ

Kenapa Harga Porang Mahal?

Terdapat beberapa penyebab mengapa harga porang cukup tinggi di pasaran. Tanaman ini bernilai tinggi karena dalam umbi porang terdapat kandungan glukomanan. 

Bahan Porang Bisa Jadi Apa Saja?

Porang dapat difungsikan untuk berbagai macam kebutuhan seperti campuran obat, pembersih air, bahan untuk mengentalkan es krim, lem kain, dan lain sebagainya. 

Apakah Bisnis Porang Menjanjikan?

Bisnis ekspor porang mempunyai potensi keuntungan yang cukup menggiurkan. Komoditi ekspor ini semakin terkenal seiring dengan pola hidup sehat berkembang.