Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Semesta Bintang dan Imajinasi

Oleh Achunk Maloloh/MR. Mauludi

Bagaimana Manusia tidak akan bersyukur dengan hamparan dan keluasan semesta. Bagaimana pula manusia akan menistakan syukur dengan keindahan dan kemuliaan semesta yang menjadi tempat singgah manusia. Semesta adalah ruang dan waktu manusia untuk berkelana menuju kemanusiaannya. Maka, manusia yang paling bersyukur adalah manusia yang menjadikan semesta sebagai keberkahan.




Sementara Bintang hanyalah bentuk kecil cahaya yang takkan mampu bersanding dengan semesta. Maka, cahayanyalah yang akan membuat semesta bisa dilukis dengan indah. Cahaya matahari yang menjadi raksasa lampu dunia tentu mudah kandaskan bintang. Cahaya bulan yang menjadi ratu terang pada pekat malam juga tentu melibas bintang.


Namun, bintang yang tak sendirian menjadikan dirinya yang paling indah mengukir semesta. Bintang malam hari menaburkan cahaya kemilau angkasa. Bintang siang dan malam adalah manusia yang mampu manjadikan cahayanya sebuah karya tanpa sekat bahkan tanpa batas. Maka, teruslah menjadi bintang pada ruang dan waktu semesta.


Di sinilah imajinasi menjadi penentu akan hadirnya cahaya bintang. Imajinasi menjadi sumber bagaimana bintang-bintang memantulkan cahaya dan energinya. Maka setiap diri manusia berhak menjadi bintang dengan cahayanya masing-masing. Tentulah dengan tidak membiarkan imajinasi lenyap begitu saja dalam nafas-nafas kehidupan.

Semesta takkan pernah lelah sejenakpun untuk manusia yang mau menunjukkan diri sebagai bagian dari bintang, namun bukan menyombongkan diri. Semesta takkan pernah sesempit rasa pesimistis manusia yang membiarkan imajinasi tak berarti sama sekali. Semesta milik semua kesempatan dan semangat manusia, apalagi sampai menyinari bintang dengan cahayanya.

Sementara bintang bukan harus dengan banyaknya piagam-piagam, piala-piala, atau seremonial belaka. Bintang bukan juga dengan memaksakan hal-hal tidak pada tempatnya. Karena bintang adalah sebuah kenyamanan tersendiri dari berbagai ekspresi. Kemudian, bintang hanya butuh imajinasi, sekalipun imajinasi harus liar seliar-liarnya. Sebab liarnya imajinasi bukan keniscayaan yang buruk, melainkan akan terus memompa kesempatan dan semangat dalam setiap ruang dan waktu.

Semuanya adalah bintang, semuanya pula berhak menjadi bintang, maka bersama-sama menjadi bintang-bintang, dan ada Kata Bintang milik kita semuanya.


Edisi_TuangkanImajinasi



This post first appeared on Kata Bintang, please read the originial post: here

Share the post

Semesta Bintang dan Imajinasi

×

Subscribe to Kata Bintang

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×