Oleh Amilia Rahma Sania
Cinta katamu
Jangan ajari aku kata cinta
Pernahkah kau tersenyum sedang hatimu luka
Kau menangis kala berpisah tak kunjung harapanSedang aku meraung saat bercinta, dekat tak mampu mencumbu
Cinta katamu
Pernahkah kau cemburu tak mampu menyentuh
Namun hatimu merinduSedih mendalam Tanpa air mata
Kepekatannya membutakan mata, tak sanggup berpaling setan durjana
Cinta katamu
Apakah pernah kau rasakan kedamaian
Sentuhan tak lagi mendebarkanDeritanya merajam beribu jarum tanpa perasaan
Padahal sesungguhnya hanya kehampaan
Yang mengisi sisi gelap hati yang ego merajai penuh dendamHanya sekadar ingin memiliki
Cinta katamu
Benarkah cinta begitu menggelapkan hati
Bagai ketenangan Rabiah Al Adawiyah?
Ketulusan pengabdian Uwais Alqarni
Kenekadan Masyitah dalam kobaran api tanpa tangis menyambut ruh melayang tanpa beban
Sebegitu kejamnya dirimu
Bergeming saat cintaNya mengelus melukis hatimu
Sedetik kau lupakanNyaBagai kekasih berpaling hati setelah berjanji
Memintamu mendekat dengan badai kisruhnya cinta
Merayu mendekat urat nadi tak terpisah
Berbisik memohon tanpa kehilangan keagunganNya
Kalaulah kau datang tanpa perasaan
hanya ritual bercinta tanpa sentuhan rasa
Ingatlah dahsyatnya rasa cemburu
Cinta yang mengalahkan amarah
Haruskah kau begitu pandirKau hanya perlu datang bersimpuh
Tempelkan kepalamu yang sombong itu di haribaanNya
Itulah cinta tertinggi menuju kebahagiaan hakiki.
Cinta katamu
Cinta tak akan melengos pergi
Tak pernah mati
Hanya kepandaianmu tak pernah sampai
Kebahagiaan sejati adalah mencintai Dzat Pecinta sejati
Cintanya abadi
Sumenep 13, Januari 2023