"Bila berfikir untung terus, tentu akan ada yang di-korban-kan..."
Beberapa hari yang lalu... saya punya nyonya agak terkejut... kenapa beras yang baru kami beli dan masih dalam hitungan minggu dengan merk bungkus yang sama seperti sebelumnya, mutunya jelek... bagaimana tidak? baru pagi hari masuk Rice Cooker dan jadi nasi...disantap (masih belum gejala...) eh sorenya sudah apek bau-nya dan tengik rasa nasinya... Baaaah !!!
Coba-coba beralih kami beli Beras Organik (ini pun termakan promo teman kantor, hehehe..) lho kok aneh, dengan cara penanganan ritual biasa sebelum menanak nasi... dan masuk Rice Cooker pada paginya... nasi disantap... sorenya... aman, no bau apek and no rasa tengik... plus teksturnya ngga lembek... It's work !!! but... what's happen and why ya ??? Wah wah...
Kandungan protein beras organik lebih rendah daripada beras non-organik, sebab dalam pemrosesan beras organik dilakukan “pemutihan” atau penyosohan secara bertingkat, sayangnya saya ngga tahu sampai berapa tingkatannya, proses inipun dapat dilakukan pada beras non-organik. Proses penyosohan inilah yang menghilangkan kulit ari beras yang kaya vitamin, mineral dan lemak termasuk anti oksidan orezanol yang dibutuhkan oleh tubuh.
Beras dengan protein tinggi mempunyai tekstur lebih keras dan liat, dan beras dengan kadar protein rendah berasosiasi dengan rasa yang lebih enak.
"Tujuan dari proses penyosohan ini adalah membuang bahan-bahan yang sebetulnya berguna bagi kesehatan tubuh manusia, karena bahan-bahan inilah yang mudah teroksidasi menjadikan beras apek, tengik dan berubah warna." (Majalah Trubus No. 481 Desember 2009/XL)
Jadi proses penyosohan sendiri sebenarnya adalah memenuhi tren permintaan pasar, dengan menghilangkan beberapa bahan-bahan yang sebenarnya penting bagi kesehatan tubuh manusia, namun secara umum bahwa produk organik ini aman untuk dikonsumsi...
Dengan demikian beras akan awet disimpan.
Seneng juga saya bisa tahu sendiri, bila mulai masyarakat, petani dan pengusaha yang bergerak di-sektor yang cukup strategis ini sudah mulai ber-"Agribisnis"...
Beras |
Related Articles
Dengan segala metode ritual sebelum menanak nasi, mulai dari merendam, mencuci bersih dengan air sampai lima kali ulangan (biasanya dua sampai tiga kali aja), nambah air untuk mematangkan... tetep saja bau apek, rasa tengik masih ada, ditambah teksturnya seperti bubur (karena kebanyakan air mungkin?)... ahhh... mau makan enak saja kok repot... Duh nasi lagi...
Akhirnya saya timbul pemikiran, ini mungkin mutu gabah atau berasnya...apa yang salah?
Gabah |
Google !!! apa yang dia bisa jawab untuk pertanyaan saya ???
Teman kantor... mungkin ada promo beras Organik murah ???
Teman owner warung... mungkin ada trik khusus supaya nasi ngga bau apek dan rasa tengik ???
Cukuplah info yang saya dapat... silahkan Sobat Netter Goelagoela langsung saja ke TKP untuk ngecek hasil investigasi saya dibawah ini...
Ternyata...
Beras Organik dalam Kemasan |
Tren Pasarnya...
Pasar Los Beras |
"Tujuan dari proses penyosohan ini adalah membuang bahan-bahan yang sebetulnya berguna bagi kesehatan tubuh manusia, karena bahan-bahan inilah yang mudah teroksidasi menjadikan beras apek, tengik dan berubah warna." (Majalah Trubus No. 481 Desember 2009/XL)
Mesin Penggilingan Padi |
Dengan demikian beras akan awet disimpan.
Setuju dan ingin mencoba?
Saya jadi bisa merasakan walau lamat-lamat, bahwa masyarakat sebagai konsumen sudah banyak tuntutannya (mungkin termasuk saya juga), sampai beras pun ikut apa kata pasar... dan rupanya beberapa petani dan pengusaha penggilingan padi sudah mulai melihat peluang bisnis dengan mengikuti tren pasar ini.
Mungkin karena biaya produksi untuk proses penyosohan bertingkat ini mahal bila dilakukan pada beras non-organik, tidak BEP dengan harga jual... makanya mereka mulai memilih grade produk... ada beda perlakuan antara beras non-organik, beras organik dan beras oplosan (0,5 Organik : 0,5 non-organik).
Kualitas Beras |
Tapi... yang mengganjal bagi saya juga, bahwa tren pasar tidak sepenuhnya baik... setidaknya dari segi kemanfaatan utama dari beras itu sendiri... selain enak dilidah kita, tapi juga bermanfaat maksimal bagi kesehatan...
"Kenapa harus bahan-bahan pentingnya dihilangkan
demi mengejar tren pasar semata ???
Adakah cara lain ???"
Ok... dapat jawaban awal satu masalah, tapi timbul satu masalah baru atas jawaban awal tadi... By the way, HDRAM saya sudah berat... enought for a moment... dari saya untuk sharing dengan sobat Netter GoelaGoela...
Tetaplah bersama kami, Kabar Online Goela Goela melaporkan untuk sobat Netter GoelaGoela dimanapun berada...