Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Elsa dan Peliharaanya (Cerpen)

Tags: elsa hewan

Hai *kedip-kedip*
Gue baru buat cerpen nih, tapi cerpen anak-anak ya bukan cerpen remaja love story gitu-_-v sorry aja ga minat cerita cinta-cintaan yang rada lebay.
Berhubung gue agak childish, makanya gue ngebuat cerpen dengan tema hewan. Tadinya mau buat fabel, tapi nggak ngerti, susah. Oke ini dia cerpen saya.
(note: JANGAN COPAS PLIS, KALAU MAU CANTUMIN SUMBERNYA) makasih :)

___________________________________________________________

 Elsa dan Peliharaannya
          “Ibu, please, aku ingin punya hewan peliharaan!” rengek Elsa. Sejak pagi ia terus merengek seperti itu karena melihat teman-temannya punya hewan peliharaan masing-masing. “Masa’ yang lain punya aku sendiri tidak punya sih, Bu?!”.
          Ibunya hanya bisa tersenyum sabar melihat tingkah anaknya itu. “Bulan depan ya, Nak, sekalian ulangtahunmu” jawabnya. Elsa cemberut lalu pergi meninggalkan mamanya.
          Keesokan harinya saat di sekolah, Elsa melihat teman-temannya berbincang-bincang tentang hewan peliharaan milik mereka.
          “Kucing aku ini diberi makan apapun mau semua, loh! Nasi, sayur, susu, ikan, empat sehat lima sempurna, deh pokoknya,” cerita Bella.
          “Kalau kelinci aku unik, dia tetap hidup walaupun dimandikan. Padahal seharusnya kelinci kalau dimandiin akan mati, bukan?” sambung Kaila.
          “Hey, cerita kalian semua itu tidak ada bandingannya dibanding hamsterku. Hamsterku itu gendut, pendek, banyak makan, terus dia bisa jungkir balik lagi di kasur aku!” pamer Bimo. Semua berpandang-pandangan. “Kayak kamu, hahahahaha!” tawa mereka semua.
          Elsa merasa sangat sedih. Ia menjauhkan diri dan tidak bermain lagi bersama teman-temannya karena merasa berbeda. Lalu terbesitlah suatu ide di fikirannya.
          Dia pulang ke rumah dan langsung lari menuju kamarnya sambil membanting pintu dengan keras. Ah, andai saja aku punya ibu yang baik, yang mau memberikanku apa saja yang aku mau. Lagipula ‘kan kalau akting ngambek begini ibu seharusnya mengejarku.......
          Ibunya datang dan mengetuk pintu kamar Elsa dengan cemas, “Elsa, kamu kenapa?! Keluarlah Nak,” cemas ibunya.        
          Elsa berfikir, inilah kesempatan untuk membujuk ibunya. “Bu, aku mau punya hewan peliharaan! Aku tidak mau keluar kalau tidak dikabulkan!” teriaknya dengan suara dibuat-buat menangis dan terkesan menyedihkan.
          Ibunya merasa iba, “Yasudah, Nak, ibu janji akan membelikannya untukmu, lusa kita akan beli”.
          Elsa senang bukan kepalang, umpannya berhasil! Kini ia hanya tinggal menunggu waktu.
***
          Hari yang dinanti-nantipun tiba. Elsa dan ibunya pergi ke toko hewan untuk memilih hewan yang akan di beli. Ada berbagai macam hewan disana, seperti hamster, ikan, burung, kelinci, kura-kura, kucing, anjing, tupai, kadal, marmut, kupu-kupu, bunglon, ayam, biawak, dan lain-lain.
          Elsa berfikir sejenak untuk memilih hewan apa yang akan ia pilih. Akhirnya ia memilih kura-kura sebagai hewan peliharaannya. “Bu, aku pilih kura-kura saja, ya. Tapi dua boleh, Bu? Biar mereka ada pasangan, hehe” minta Elsa.
          Akhirnya, Elsa sudah mempunyai hewan peliharaan. Ia senang dan memberi nama dua kura-kura itu Kuro dan Kuri. Mereka selalu dibawa olah Elsa ke manapun ia pergi selama masih di penjuru rumah.
          Sehari sekali Elsa membersihkan kandang dan airnya, memberi makan, menjemur kura-kuranya, menaruh kura-kura itu di ember dan bak mandi. Ia sangat rajin mengurus kura-kuranya.
          Di sekolah, Elsa tak lagi menyendiri merasa berbeda dengan temannya. Dia bisa bergabung dan menceritakan banyak tentang Kuro dan Kuri. “Kura-kura milikku itu hebat, mereka bisa berenang dari dasar bak mandi ke permukaan, juga jalannya cepat tidak seperti kura-kura lain” pamernya. Ia pun menjadi anak yang sombong.
          Seakan tidak puas atas apa yang dimilikinya, Elsa ingin mempunyai hewan satu lagi. Ia melakukan aksi ngambek seperti caranya dahulu dan mengunci dirinya di kamar pura-pura menangis selama berjam-jam.
          Mamanya merasa kesal, namun juga iba. Akhirnya ia menyetujui permintaan Elsa dengan berat hati dan Elsa mempunyai dua hewan peliharaan, Kura-Kura dan Bunglon.
          “Huft, dulu yang aku tidak mempunyai hewan apa-apa kini bahkan aku punya lebih banyak dibandingkan teman-temanku, hahaha!” ucapnya bangga.
          Ia pergi ke sekolah dan membawa kura-kura dan bunglonnya. Tak lupa kebiasaannya memamerkan hewannya selalu ia lakukan. “Eh teman-teman, sekarang hewan peliharaanku sudah dua, bagus-bagus lagi! Tidak akan ada bandingannya! Hahaha” pamer Elsa.
          “Jangan sombong ya, nanti kalau misalnya mereka mati saja, kamu nangis-nangis, diem, gak bisa pamer lagi, deh kamu” sindir Bella. Walaupun disindir seperti itu, tetap saja kesombongan Elsa tak kunjung berkurang.
***
          “Elsa, bersihkan dulu kandang kura-kuranya! Lalu bunglonnya jangan lupadiberi makan!” perintah Ibu. Ya, sudah sekitar dua bulan ini Elsa mulai tidak rajin mengurus hewan miliknya.
          “Besok saja, Bu. Lagi sibuk, nih, malas” jawab Elsa malas. Sekarang semangat Elsa untuk mengurus hewan-hewannya berkurang.
          “Kamu ini, membersihkan kandang saja sebulan sekali, memberi makan tiga hari sekali, gimana tidak mati. Nanti kalau mati sedih, terus minta beli lagi” ucap ibunya tak sabar. Elsa tetap cuek.
          Seminggu kemudian, Kuro dan Kuri telah mati di kandangnya diakibatkan karena mereka kelaparan dan kandangnya kotor. Elsa sedih sekali, ia menguburi mereka di halaman rumah sambil menangis, “Maafkan aku tidak merawatmu dengan baik, Kuro dan Kuri”.
          Namun, walaupun telah terjadi kematian kura-kuranya, ia tetap saja mengabaikan bunglonnya.
           Hingga suatu saat, bunglon miliknya mati tergeletak di kasur miliknya. “Hiiii!” teriaknya antara takut dan sedih. Lalu menguburkan bunglonnya tepat di samping kuburan Kuro dan Kuri.
          Keesokan harinya, Elsa datang ke sekolah tanpa semangat. Ia merasa akan dicaci-maki oleh temannya atas kesombongan akan hewan peliharaannya yang selama ini ia pamerkan.
          “Aku dapet kabar, peliharaanmu mati semua ya? Makanya, Sa, jangan sombong. Dapet balasan, kan..” ucap Kaila. Elsa hanya bisa tertunduk malu.
          “Teng, teng, teng” bel masuk kelas berbunyi. Bu Guru memasuki kelas dan murid-murid sekelas memberikan salam, “Selamat pagi, Bu”. Pelajaran berlangsung seperti biasa, hingga saat pulang..
          “Anak-anak, ibu akan beri kalian tugas untuk lusa. Ibu dengar kalian semua punya peliharaan kan? Ibu harap kalian bisa membawa peliharaan kalian dan menceritakannya di depan kelas lusa nanti. Sekian, selamat siang” ucap Bu Guru.
          Teman-temannya berpandang-pandangan melirik Elsa.
          Sial sudah nasib Elsa sekarang. Ditinggal mati hewan peliharaannya, dicaci-maki temannya, belum lagi tugas yang menantinya besok lusa.
          Elsa pulang menangis menuju rumah. Kali ini bukan aksi mengambek yang biasanya ia lakukan untuk mengelabui ibunya.
          “Kamu menangis bukan untuk meminta ibu membelikan peliharaan lagi kan, Nak?” ucap ibunya sambil mendatanginya. Sepertinya ibunuya susah sedikit susah untuk mempercayai Elsa.
          “Maafkan aku atas semua yang aku lakukan, Bu!” terang Elsa. Ia lalu menceritakan semuanya saat ia sengaja mengambek untuk membohongi ibunya, keegoisannya, saat memamerkan peliharaannya, saat malas mengurus kura-kura dan bunglon, juga tugas yang diberikan gurunya hari ini.
          Ibunya lalu memeluk Elsa sambil tersenyum. “Kamu minta maaf sama yang lain juga, Nak. Lalu soal hewan peliharaan, nanti akan Ibu belikan satu kura-kura. Tapi kamu janji akan merawatnya baik-baik, ya?”
          “Makasih Ibu, iya Elsa janji!” ucapnya sambil menangis bahagia.

___________________________________________________________
 by Annisa Dinandya Shafira
28-10-2012
jam 11.oo s/d 14.00

Gimana? Masih amatir nih, butuh saran... 


This post first appeared on Annisa Dinandya, please read the originial post: here

Share the post

Elsa dan Peliharaanya (Cerpen)

×

Subscribe to Annisa Dinandya

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×