Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Tahrif Ucapan Ulama?

TAHRIF UCAPAN ULAMA?

Beberapa hari kemarin beredar video Tiktok Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal (ustadz Salafi) yang menyesatkan Asy'ariyah dan ajaran tasawuf. Awalnya, setelah tahu Beliau mau bermadzhab Syafi'iyah, saya mengira beliau lebih inshof dan adil dalam menilai sesuatu. Ternyata tidak dan beliau masih seperti manhaj lamanya yang terlalu gegabah menilai sesuatu. 

Lalu kemarin ada yang ngeshare tulisan beliau tentang hukum mengusap dan mencium kuburan. Saya tidak tahu apakah itu tulisan beliau sendiri atau tulisan orang lain yang dinisbatkan kepada beliau. Ala kulli hal, siapapun yang menulis, saya katakan bahwa penulis tulisan tersebut adalah orang yang tidak jujur karena melakukan tahrif terhadap nukilan dari ulama' yang dia nukil (Ibn Taimiyah). 

Berikut tulisan beliau:

**************

Mencium dan Mengusap Kubur Termasuk Mungkar

Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa sepakat para ulama akan terlarangnya mengusap-ngusap kubur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di fatawanya, beliau rahimahullah berkata.

وَاتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّهُ لَا يُسْتَحَبُّ لِمَنْ سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ قَبْرِهِ أَنْ يُقَبِّلَ الْحُجْرَةَ وَلَا يَتَمَسَّحَ بِهَا لِئَلَّا يُضَاهِيَ بَيْتُ الْمَخْلُوقِ بَيْتَ الْخَالِقِ

“Para ulama sepakat bahwa tidak dianjurkan bagi yang memberi salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi kubur beliau lantas ia mencium kamarnya (yang di dalamnya terdapat kubur Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-) dan mengusap-ngusap kuburnya. Ini sama saja menandingi rumah makhluk dengan rumah Pencipta (baitullah)” (Majmu’ Al Fatawa, 26: 97). Karena baitullah (Ka’bah) dibolehkan mengusap hajar aswad. Kalau seseorang mengusap-ngusap kubur, maka itu sama saja menandingi rumah Allah.

Di tempat lain, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وَلِهَذَا اتَّفَقَ السَّلَفُ عَلَى أَنَّهُ لَا يَسْتَلِمُ قَبْرًا مِنْ قُبُورِ الْأَنْبِيَاءِ وَغَيْرِهِمْ وَلَا يَتَمَسَّحُ بِهِ

“Para ulama sepakat tidak boleh menyentuh kubur para nabi dan lainnya, begitu pula tidak boleh mengusap-ngusapnya. ” (Majmu’ Al Fatawa, 27: 31). Jika kubur Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– tidak boleh diperlakukan seperti itu, bagaimana lagi dengan kubur lainnya seperti pada kubur habaib, kubur wali atau kubur sholihin?! Tentu tidak dibolehkan.

***************

Tanggapan saya:

1. Dari nukilan diatas, Ibn Taimiyah tidak sedang mensyirikkan atau mengharamkan orang yang mengusap kuburan. Beliau hanya mengatakan, tidak sunnah mencium makam Rasulullah atau mengusap makam para nabi lain. Tidak ada teks yang menunjukkan perbuatan tersebut adalah haram atau syirik. Dan ini sudah masuk kategori tahrif menurut saya. 

2. Mengusap atau mencium kuburan, menurut ulama', bukan masalah syirik atau tidak syirik, tapi antara sunnah atau makruh (bid'ah makruhah). Sayangnya banyak orang yang minim ilmu dan tergesa-gesa menyesatkan. 

3. Ibn Taimiyah merajihkan pendapat yang mengatakan tidak sunnah sebagaimana pendapat banyak ulama. Tapi kita juga harus jujur dan adil bahwa masih ada ulama yang mengatakan boleh, bahkan sunnah jika niatnya tabarruk. Karena itu, klaim ittifaq dari beliau tidak bisa diterima. 

4. Berikut ini adalah ulama' yang memperbolehkan, baik dari kalangan salaf maupun kholaf. 

Pertama: Imam Ahmad bin Hanbal: 

سألت أبي عن الرجل يمس منبر رسول الله صلى الله عليه وسلم و يتبرك بمسه ويقبله، ويفعل بالقبر مثل ذلك رجاء ثواب الله تعالى؟ قال: لا بأس به

“Aku (Abdullah bin Ahmad) bertanya kepada ayahku (Ahmad bin Hanbal) tentang seorang laki-laki yang mengusap mimbar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; mengambil berkah dengan mengusap dan menciumnya. Dan melakukan hal sama seperti itu pada kuburan karena berharap pahala dari Allah Ta’ala?” Beliau menjawab: “Tidak masalah”.  (Kitab Al-Ilal wa Ma’rifah ar-Rijal karangan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal nomer 3243).

Kedu:. Ibrahim al-Harbi (murid Imam Ahmad bin Hanbal):

قَالَ إبْرَاهِيمُ الْحَرْبِيُّ: يُسْتَحَبُّ ‌تَقْبِيلُ ‌حُجْرَةِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Ibrahim al-Harbi berkata: “Sunah mencium makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam” (Kisyaf al-Qina’ II/151). 

Keempa:. Imam Muhibuddin at-Thabari asy-Syafi’i:

يجوز تقبيل القبر و مسه و عليه عمل العلماء و الصالحين

“Boleh mencium kuburan dan mengusapnya. Dan itu dilakukan oleh ulama’ dan kaum shalihin” (Asnal Mathalib I/331). 

Kelima: Imam az-Zurqani al-Maliki:

تقبيل القبر الشريف مكروه إلا لقصد التبرك فلا كراهة

“Mencium makam mulia (Rasulullah) adalah makruh kecuali tujuan tabarruk, maka tidak lagi makruh” (Syarah Mawahib Laduniyah 8/315)

Malah menurut informasi Syaikh Adil asy-Syu'abi, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Iraqi, Imam Taqiyuddin as-Subki dan Imam al-Alai adalah termasuk ulama yang memperbolehkan.

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur



This post first appeared on Kajian Ulama, please read the originial post: here

Share the post

Tahrif Ucapan Ulama?

×

Subscribe to Kajian Ulama

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×