Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Siapa Yang Berdusta?

SIAPA YANG BERDUSTA?

Ulama' Wahabi, Syaikh Shalih al-Fauzan dalam bantahannya kepada Syaikh Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi, berkata bahwa ayat sifat menurut salaf adalah muhkamat, bukan mutasyabihat. Masih katanya, hanya ulama' muta'akhirin yang menyatakan mutasyabihat dan ucapan mereka tidak muktabar. 

Banyak ucapan ulama' Wahabi yang menyokong dakwaan ini, termasuk Syaikh Faishal Quzar, penulis kitab "al-Asya'irah fi Mizan Ahlissunnah wal Jama'ah" (sambil bawa-bawa Imam Thabari juga). Bahkan ia menyebut, sebab musabbab Asy'ariyah jatuh tersesat adalah karena meyakini khabariyah sebagai mutasyabihat.

Sekedar informasi, Syaikh Faishal Quzar dalam kitab diatas, yang entah sengaja atau tidak, adalah ulama' Wahabi yang berani memotong kalam Imam Abu Hanifah (Allah tidak ber-istiqrar dirubah menjadi Allah ber-istiqrar), memotong kalam Imam adz-Dzahabi yang bisa merubah maksud dan juga menisbatkan kepada Imam al-Muzani dengan data naskah kitab yang tidak jelas. Padahal kitab tersebut diberi kata pengantar oleh delapan ulama' Wahabi. 

Tetapi dari data yang saya miliki, ternyata banyak sekali ulama' yang menyebut ayat sifat atau sifat khabariyah adalah mutasyabihat, bukan muhkamat. Dan bahkan dinisbatkan pula kepada salaf. 

Misal, Imam al-Khaththabi (w. 388 H.) Menyebut Mutasyabihat. Imam al-Baghawi (w. 516 H) menyebut salaf seperti Sufyan at-Tsauri, al-Auza'i, al-Laits, Sufyan bin Uyainah, Abdullah bin al-Mubarak dan lain-lain menyebut sebagai mutasyabihat. Imam Raghib al-Ashbihani (w. 502 H.) menyebut mutasyabihat. Imam Ibn al-Jauzi (w. 739 H.) menyebut salaf meyakini sebagai mutasyabihat. Imam Ibn Suraij (w 306 H.) menyebut mutasyabihat. Imam al-Kalabadzi (w. 380 H.) menyebut mutasyabihat. Imam an-Nasafi (w. 710 H.) menyebut mutasyabihat. Imam Ibn Furak (w. 406 H.) bertutur bahwa salaf menyebut mutasyabihat pada ayat sifat. Imam Ibn Qudamah (w. 620 H.) menyebut mutasyabihat. Imam an-Nawawi (w. 676 H.) menyebut mutasyabihat. Imam Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H.) menyebut mutasyabihat. Imam Badruddin al-Aini (w. 855 H.) menyebut mutasyabihat. Imam Jalaluddin as-Suyuthi (w. 911 H.) menyebut mutasyabihat. Imam Mur'i al-Karmi al-Hanbali (w. 1033 H.) menyebut mutasyabihat. Imam as-Safarini al-Hanbali (w. 1188 H.) menyebut mutasyabihat. Imam al-Alusi (w. 1270 H.) menyebut mutasyabihat dan bahwa itulah ucapan salaf.

Jadi siapa yang berdusta jika demikian? Biarlah Allah yang menghisab mereka yang sengaja berdusta. Mungkin mereka (Syaikh Shalih al-Fauzan dll) sudah membaca, tapi lupa.

Menurut Anda yang berdusta siapa? 

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur



This post first appeared on Kajian Ulama, please read the originial post: here

Share the post

Siapa Yang Berdusta?

×

Subscribe to Kajian Ulama

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×