Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Masuk Surga,Neraka Hanya Karena Seekor Lalat

netzonews - Masuk Surga,Neraka Hanya Karena Seekor Lalat,



Jauh-jauh hari Rasulullah saw telah mengingatkan Kepada umatnya untuk menjauhi segala hal yang dapat menjerumuskannya kepada kesyirikan. Hal ini dikarenakan kesyirikan merupakan salah satu perbuatan yang sangat dibenci dan dimurkai Allah. Karenanya diriwayatkan dari Jabir secara marfu’, bahwa Rasulullah saw bersabda:

مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ

“Barang siapa bertemu Allah dalam keadaan tidak syirik sedikitpun kepada-Nya, maka dia masuk surga. Dan barang siapa bertemu Allah dalam keadaaan syirik kepada-Nya, maka ia masuk ke neraka”.

Dalam kesempatan lain Ali bin Abi Thalib ra berkata, “Rasulullah saw telah menuturkan kepadaku empat kalimat:

لَعَنَ اللَّهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَهُ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الْأَرْضِ

“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang, Allah yang menyembelih binatang dengan berniat bukan lillah (karena Allah), dan  Allah melaknat orang yang melindungi pelaku kejahatan, serta Allah melaknat orang yang mengubah tanda batas tanah” .

Salah satu  peringatan keras yang diingatkan Rasulullah saw  dalam hadits ini ialah laknat Allah kepada orang yang menyembelih binatang dengan niat bukan karena-Nya. Sehingga jika seseorang menyembelih karena selain Allah dan untuk bertaqarub kepadanya, maka haram hukumnya. Meskipun ia menyebut nama Allah pada saat penyembelihannya itu.

Imam An-Nawawi berkata, “Ini adalah perbuatan haram, dan tidak dihalalkan untuk melakukannya (menyembelihnya), entah pelakunya seorang muslim, nasrani atau yahudi. Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Imam Syafi’i, dan disepakati oleh ulama madzhab kami. Sehingga jika dimaksudkan sebagai bentuk pengagungan dan peribadahan kepada selain Allah, maka ia telah kafir. Dan jika sebelumnya ia seorang muslim maka hal itu mengantarkannya kepada kemurtadan”

Lantas bagaimana jika mempersembahkan hewan kurban yang bukan sembelihan kepada selain-Nya?

Dalam hal ini Rasulullah saw telah mengisahkan kepada kita tentang seorang yang masuk surga lantaran seekor lalat, dalam hadits yang masyhur. Diriwayatkan dari Thariq bin Syihab, bahwa Rasulullah saw telah bersabda :

دَخَلَ الجَنَّة رَجُلٌ فِى ذُبَابٍ , وَدَخَلَ النّارَ رَجُلٌ فِى ذُبَابٍ .قالُوْا : وَكَيْفَ ذَالِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قالَ :  مَرَّ رَجُلاَََََََنِ عَلَى قَوْمٍ لَهُمْ صَنَمٌ لاَ يُجَا ِوزُهُ  أحَدٌ حَتَّى يُقََََََرِّبَ لَهُ شَيْئًا . فَقََالُوْا لِأحَََََدِهِمَا : قَرِّبْ ! . قَالَ : مَا عِنْدِى شَيْئٌ قَالُوْا : قَرِّبْ وَلَوْ   ذُبَا بًا . فَقََرَّبَ ذُبَا بًا فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُ , فَدَخَلَ النَّارَ . وَقَالُوْا لِلاََخَرِ : قَرِّبْ ! . قَالَ : مَا كُنْتُ لِأَقْرَبَ لِأحَدِ شَيْئًا دُوْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ . فَضَرَبُوْا عُنُقَهُ , فَدَخَلَ الْجَنََّةَ

“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat pula.” Maka para sahabat bertanya, “Bagaimana hal itu, ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab, “Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun (boleh) melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut, “Persembahkanlah kurban kepadanya ?”. Ia menjawab : “Aku tidak mempunyai Sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya”. Mereka pun berkata kepadanya lagi, “Persembahkanlah kepadanya walaupun hanya seekor lalat”. Lalu orang tersebut mempersembahkan seekor lalat dan mereka pun memperkenankan untuk meneruskan perjalanannya. Maka ia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain, “Persembahkanlah kurban kepadanya ?” Dia menjawab, “Aku tidak patut untuk mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah”. Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya ia masuk surga ”.

Hikmah yang terkandung  dari hadits ini  ialah :

1.    Peringatan akan bahaya syirik walaupun dalam masalah kecil. Dan syirik itu memastikan pelakunya masuk ke neraka. Sebagaimana hadits dari sahabat Jabir di atas.

2.    Menumbuhkan sikap wara’ terhadap segala hal yang memungkinkan untuk terjatuh dalam  perbuatan syirik merupakan suatu keharusan bagi seorang muslim betul-betul tunduk dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya.

Baca Juga : Tumbal dan Sesajen Untuk Tempat Keramat, Tradisi Syirik Warisan Zaman Jahiliyah

Karena terkadang seseorang terjatuh ke dalam kesyirikan lantaran ia tidak mengetahui bahwa apa yang telah ia perbuat merupakan perbuatan  kesyirikan yang memastikan ia masuk ke dalam neraka. Diriwayatkan dari sahabat Nu’man bin Basyir bahwa Rasulullah saw telah bersabda :

إِِنَّ الْحَلاَ لَ بَيِّنٌ وَ إِنَّ الْحَرَامَ بَيِِّنٌ وَ بَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَا تٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌمِنَ الْنَّا سِ فَمَنِِ اتَّقَى الشُّبْهَاتَ فَقَدْ  اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبْهَاتِ وَقَعَ فِى الْحََرَامِ

“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar (syubhat) yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa menghindari perkara-perkara yang syubhat, maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam perkara tersebut, maka ia telah terjerumus dalam perkara yang haram…..”

3.    Meremehkan segala hal yang telah ditetapkan di dalam Al Quran dan sunnah,  merupakan suatu perbuatan yang sangat dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla   dan rasul-Nya. Lebih-lebih hal itu masuk dalam hal yang bersifat ushuli.
Dan akibat yang didapatkan dari sikap seperti ini ialah terjerumusnya seseorang ke dalam neraka Allah Azza wa Jalla. Hal ini dapat kita lihat, bahwa orang yang disebutkan dalam hadits di atas sebelumnya adalah seorang muslim yang meremehkan terhadap permasalahan yang dihadapinya. Jika seandainya ia bukan seorang muslim, tentunya Rasulullah saw tidak akan bersabda, “Masuk neraka karena seekor lalat…”.

Anas bin Malik radhiallahu’anhu berkata : “Sesungguhnya (suatu saat nanti) kalian akan beramal dengan amalan yang kalian anggap lebih kecil (remeh) dari pada sehelai rambut. Dan kami menganggap pada masa Rasulullah saw, hal itu merupakan bagian dari hal-hal yang dapat membinasakan seseorang”

4.    Orang tersebut masuk neraka dengan sebab ia melakukannya karena ingin bebas dari kejahatan pemuja berhala. Dan ini ia lakukan tanpa adanya pengingkaran dalam hatinya. Berbeda dengan sahabat Ammar bin Yasir yang dipaksa oleh kaum kafir Quraisy untuk mengatakan bahwa Latta, Uzza dan Manat adalah tuhan yang patut disembah. Walaupun ia terpaksa mengatakannya, akan tetapi ia tetap mengingkari dalam hatinya.  Sebagaimana firman Allah:

 مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapatkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla, kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar”

5.  Perkataan, “aku tidak patut untuk mempersembahkan kurban selain kepada Allah”, ini menerangkan keutamaan tauhid, keikhlasan dan  ketabahan hatinya dalam memurnikan keimanannya pada Allah Azza wa Jalla, serta keuletannya dalam memegang agama. Yaitu ketabahannya dalam menghadapi eksekusi / hukuman mati dan penolakannya dalam memenuhi permintaan mereka. Karena tanpa adanya keikhlasan hati dalam memurnikan ketauhidan dan keimanannya pada Allah Azza wa Jalla niscaya ia tidak akan mampu   seperti  firman Allah Azza wa Jalla:

وَمَا أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيَْنَ حَنَفََاءُ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus …..

Imam Ath Thabari rahimahullah mengatakan bahwa kalimat, “mukhlisina lahud diin”, mempunyai  dua makna, yaitu ketaatan sepenuhnya kepada-Nya dan tidak mencampurinya dengan suatu kesyirikan.

Demikian lansiran kami dari kiblat.net Sehingga singkat kata, kesimpulan yang dapat kita ambil dari hadits tersebut ialah bahwa haram mempersembahkan kurban kepada selain-Nya dengan cara bagaimanapun. (Abu Barra’). Wallahua’lam
Sumber : www.wajibbaca.com


This post first appeared on Altair Gate - News, please read the originial post: here

Share the post

Masuk Surga,Neraka Hanya Karena Seekor Lalat

×

Subscribe to Altair Gate - News

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×