Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

CARA BUDIDAYA KELAPA ( Cocos nucifera )


Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.

Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. 
Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ).
Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. 
Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan alat-alat dapur seperti "uleg-uleg" ( bahasa jawa ) dan dapat juga dipakai untuk hiasan dan peralatan mebel seperti kursi dll.
Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai "usuk " untuk rumah. Dan tidak jarang yang memanfaatkan kayu kelapa untuk "blandar" ( bahasa jawa ) tiyang penyanggah utama sebuah rumah.

Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu lidi.
Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bahasa Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.

Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan dan untuk obat penawar racun ( arang tempurung kelapa )

Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok ("daging buah kelapa") adalah sumber penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar.

Sejak beberapa dekade belakangan ini dirasa tidak ada kepedulian dan keberpihakan pemerintah, dalam upaya mengembangkan budidaya tanaman kelapa di Indonesia. Dibanding negara lain, dalam pengembangan budidaya tanaman kelapa di Indonesia, kelemahannya ada di peraturan. Jadi peraturan yang dibuat pemerintah tidak mendukung sama sekali pengembangan budidaya tanaman kelapa.

Seharusnya pemerintah memberi kemudahan, proteksi, dan ada keberpihakan serta kepedulian terhadap upaya pengembangan budidaya tanaman kelapa. Hal itu ternyata tidak dilakukan pemerintah, dan lagi-lagi kebijakan pemerintah mengarah kepada pasar bebas. Sehingga para pelaku usaha di industri kelapa bergerak sendiri-sendiri. Hal itu dinilai tidak benar, sedangkan seharusnya dunia usaha bersama pemerintah, bergerak bersama-sama mengembangkan budidaya tanaman kelapa.

Pemerintah seharusnya mempertahankan predikat Indonesia sebagai negara produsen kelapa terbesar di dunia. Tanaman kelapa dapat bertumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia, karena tidak membutuhkan persyaratan khusus. Perkebunan kelapa di Indonesia semuanya merupakan perkebunan rakyat, sedangkan swasta tidak berminat membangunan perkebunan kelapa, karena peraturannya tidak mendukung. Endang S. Thohari, Wakil Ketua Harian Forum Kelapa Indonesia (FOKPIJ menyatakan kepada Business News.

Pada saat sedang demam kelapa sawit, pemerintah terus berupaya mendorong swasta untuk membangun perkebunan kelapa sawit dengan berbagai kemudahan dan fasilitas. Sedangkan pengembangan perkebunan kelapa dilupakan sama sekali. Malaysia sebagai salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar dunia, dan memiliki perkebunan kelapa sawit terluas, namun di sela-sela tanaman kelapa sawit, masih diharuskan ditanami kelapa. Pada waktu melihat perkebunan kelapa sawit di Malaysia, ternyata di sana tidak semua lahannya ditanami kelapa sawit, tetapi di sela-sela dan tengah-tengah perkebunan kelapa sawit masih ada tanaman kelapa. Jadi perkebunan kelapa sawit selain menghasilkan buah kelapa sawit juga menghasilkan buah kelapa. Kemudian mereka juga mengembangkan industri hilir, yang mengolah menjadi berbagai produk dari kelapa.

Kelapa di Indonesia Tanpa Peremajaan

Sementara ini tanaman kelapa di Indonesia masih dianggap sebagai tanaman keturunan dari orang tua, sehingga tidak ada peremajaan sama sekali. Malah Balai Penelitian Kelapa di Menado yang lahannya digunakan untuk penelitian, telah berubah fungsi menjadi arena pacuan kuda. Setelah terjadi penyalah-gunaan hak pakai lahan penelitian kelapa tersebut, temyata pemerintah pusat tidak melakukan tindakan apa-apa. Selain lembaga penelitian kelapa tidak diurusi, tenaga ahli peneliti kelapa juga tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Akibatnya para peneliti utama harus bekerja keras di luar penelitian, guna mendapatkan tambahan pendapatan.

Tanaman kelapa bisa tumbuh di mana saja. Produk turunan kelapa bisa dijadikan komoditi andalan ekspor Indonesia. Namun hal itu sulit terwujud karena tidak ada keberpihakan dan kepedulian dari kebijakan pemerintah. Dengan dikembangkan produk turunan kelapa menjadi salah satu komoditi andalan ekspor, diharapkan industri hilirnya akan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

Sedangkan masyarakat Indonesia lebih familiar terhadap kelapa sawit dibandingkan dengan kelapa. Kelebihan dari potensi pengembangan produk turunan kelapa oleh pemerintah tidak pernah diberi peluang, sehingga mengurangi minat masyarakat dunia usaha untuk mengembangkan tanaman kelapa.

Dahulu pemerintah pernah mencanangkan pengembangan tanaman kelapa hibrida secara besar-besaran. Namun implementasi dari kebijakan tersebut tidak berlanjut, sehingga setelah program selesai masyarakat tidak berminat melanjutkan kegiatan tersebut

Masyarakat menilai kelapa hibrida isi dagingnya tipis, sehingga menghasilkan kopra dan minyak sedikit, dibanding kelapa biasa. Karenanya ke depan lembaga penelitian harus berupaya menghasilkan benih kelapa hibrida yang dagingnya tebal. Dengan demikian produktivitas kelapa hibrida lebih tinggi, karena dengan usia pendek sudah berbuah, dan buahnya lebih banyak dibanding kelapa biasa.

Dulu di Lampung pernah dikembangkan perkebunan kelapa oleh perusahaan swasta Namun dengan maraknya perkembangan perkebunan kelapa sawit, kemudian tanaman kelapa diganti dengan tanaman kelapa sawit. Untuk mengembangkan perkebunan kelapa harus ada political will dari pemerintah dalam hal meremajakan tanaman kelapa secara besar-besaran, maupun mengundang investor yang berminat mengembangkan perkebunan kelapa.

Selain itu, pola kebijakan yang ditempuh pemerintah Malaysia hendaknya bisa diterapkan di sini. Misalnya di setiap perkebunan kelapa sawit harus dialokasikan 1% lahannya untuk ditanami kelapa. Satu pohon tanaman kelapa sawit menyedot air sampai 200 liter, sedangkan tanaman kelapa tidak banyak menyedot air. Selain itu tanaman kelapa secara tidak langsung juga, akan mendapatkan manfaat dari imbasnya pemupukan tanaman pokoknya (kelapa sawit).

Sejarah Singkat Tanaman Kelapa " Asal Mula Kelapa "
Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa 
1. Menurut D.F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Hejerdahl tnm Kelapa berasal dari Amerika Selatan karena :
Beberapa genus cocos ditemukan Amerika selatan ternyata tidak ada hubungan dengan Kelapa di Asia
2. Menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma dan Pureseglove tanaman Kelapa berasal dari Asia atau Indo Pasifik dengan alasan :
           Ditemukan fosil genus cocos di Pleiocene-North Auckland Selandia Baru
           Di Asia lbh banyak ditemui varietas kelapa dibanding dng di Amerika
           Ditemukan binatang – binatang yg makanan utamanya Kelapa, spt ketam dll

Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan.

SISTEMATIKA TANAMAN KELAPA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera. Linneaeus

Tanaman Kelapa

MORFOLOGI TANAMAN KELAPA
AKAR

1. Akar serabut, jml 2.000 – 4.000 helai/phn
2. Kebanyakan berada di permukaan tanah bisa mencapai 15 m sebagian masuk ke dlm tanah sampai 3,5 m
3. Terdapat akar adventif di pangkal batang dan bila masuk ke dlm tanah berfungsi sbg akar biasa
4. Besar akar kira 21 cm, warna dr putih ? merah muda kmd merah tua
5. Akar serabut bercabang2 dan rambut akar berfungsi sbg penyerap unsur hara(bag yg aktif bergelembung 2 putih diujung akar

BATANG
1. Mempunyai satu ttk tumbuh diujung batang
2. Tinggi bisa 30 m, diameter 20-30 cm
3. Pertambahan panjang 1,5 m/thn utk muda, 0,5 m utk dewasa dan 10-15 cm utk yg tua
4. Dalam 1 tahun rata2 keluar 12 pelepah daun
5. Stl pangkal batang terbentuk , tdk akan membesar lagi
6. Ujung batang mengandung zat gula disebut umbut/merup ttk tumbuh

DAUN
Mahkota terbentuk 4-6 helai saling membalut
Tahap 2 tetap berjumlah 4-6 helai ukuran lbh besar terlepas ttp msh blm membuka
Daun mempunyai panjang 5-8 m. berat 10-15 kg
Pohon dewasa memiliki 30-40 pelepah daun dan jml daun yang terbentuk dan gugur seimbang 14 helai
Pd waktu muda tumbuh tegak semakin tua semakin condong akhirnya terkulai dan berguguran

BUNGA
Berbunga pada umur 3-8 thn
Karangan bunga tumbuh dr ketiak daun
Proses penyerbukan sendiri (Genjah ) dan silang untuk Kelapa dalam
Bunga berkarang disebut inflorescentia (Mayang/Manggar)

5. Bagian bunga kelapa adalah : Bunga kelapa (manggar) keluar dr ketiak daun dan tertutup seludang (Spatha) dng panjang 80-90 cm Manggar terdiri dr induk tangkai bunga dan bercabang sebanyak 30-40 helai. Pada pangkal cabang tumbuh bunga betina(1-2 bh) kmd disusul bunga jantan (150-200 bh). Bunga jantan terdiri dr 3 helai mahkota, 3 helai kelopak dan 6 helai benangsari. Bunga betina berukuran± 3 cm, kelopak bunga ± 5 , mahkota bunga tebal membungkus hampir semua b ag bunga betina, putik tdk bertangkai, b ekas benang sari 6 bh, dsr buah terdiri dr 3 ruang (carpel) dan 1 bakal biji tp yg normal hanya 1

BUAH
1. 3-4 minggu stl mayang membuka bunga betina mulai tumbuh
2. 1/2 - 2/3buah muda gugur, sampai 2 bulan dan buah yg rontok berkurang

Sentra Penanaman
Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina (2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton.

JENIS – JENIS KELAPA
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga: (1) Kelapa dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis, (2) Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar), dan (3) Kelapa hibrida

A KELAPA GENJAH ( DWARF COCONUT)

1. Pohon relatif lbh rendah
2. Batang kecil lurus tanpa bol
3. Mulai berbunga 3-4 tahun
4. Jumlah buah per tandan banyak 10-30 bh/tandan 
5. Fase pembuahan 11-12 bulan
6. Kualitas kopra kurang bagus
7. Umur 25 thn produksi mulai menurun
Contoh : Kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh, kelapa raja malabar. (Malayan Yellow Dwarf, Malayan red dwarf, Nias Yellow dwarf, Cameron red dwarf)

B. KELAPA DALAM (TALL COCONUT)
1. Batang tinggi besar , dasar membentuk bol
2. Tinggi batang 15-18 m, mahkota terdiri dr 25-40 daun,terbuka penuh panjang daun 5-7 m
3. Pembungaan lambat 7-8 thn, fase pembuahan 12 bulan, 
4. Jumlah buah 6-12 bh/tandan 
5. Umur bisa mencapi 90 th
6. Kopra, minyak dan sabutnya berkualits baik
Contoh : Kelapa dalam hijau, merah coklat dan kelapa dalam kelabu coklat
Berdasarkan tempat maka jenis kelapa dalam adalah :Tipe Bali, Mapanget, Tulungagung/beji, Banyuwangi/beji, Tipe mentok/banyumas , Tenga 
Varietas baru yang dilepas Kelapa baru 1, Kelapa Baru 2, Kelapa Baru 3 dan Kelapa Baru 4
.
C. KELAPA HIBRIDA
Mulai berbuah lbh cepat yaitu 3-4 th
Produksi kopra lbh tinggi (6-7 ton /Ha/th, pd umur 10 tahun
Potensi berbuah tinggi ± 140 bh/phn/th
Daging buah tebal dan keras
Kadar minyak relative tinggi
Habitus tanaman sedang / antara dwarf dan tall
Lebih tahan terhadap gangguan hama dan penyakit
Contoh :
PB 121 ( MYD/MRD X WAT) introduksi /Bank dunia
KHINA 1, KHINA 2 DAN KHINA 3

.
D. KELAPA KOPYOR
Adalah kelapa abnormal yang terjadi secara genetik. Daging buah (albumen) berbutir-butir, lunak dengan susunan longgar dan berkadar minyak rendah Kentos tidak berfungsi sebagai alat pengisap zat makanan.
Susunan lembaga sangat lemah/ lunak shg tdk mampu menembus lapisan sabut utk tumbuh
Tidak dapat digunakan sbg benih
Cara mendapat kelapa kopyor
1. Pohon kelapa yg bisa menghasilkan sebagian buah kopyor diambil buahnya utk dijadikan bibit dan ditanam (% keberhasilan 2,1 sampai 17,5 %)
2. Buah yg sdh masak diambil dan disimpan ± 1 minggu, kmd direndam dlm Air kapur ± 10 hari.Lubang tempat penanaman mulai dr bawah diisi kapur 1/3 bag, ijuk/jerami 1/3 bag dan bibit ditanam dan ditimbun tanah. Bila tnm sdh berbuah kulit btng dikupas mulai dr permukaan tanah sampai 50 cm keatas dan dipukul setiap hari selama 1 minggu
3 Kultur embrio
.
Manfaat Tanaman Kelapa
Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut: (1) sabut: coir fiber, keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed; (2) tempurung: charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan; (3)daging buah: kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering(desiccated coconut); (4) air kelapa: cuka, Nata de Coco; (5) batang klelapa: bahan bangunan untuk kerangka atau atap; (6) daun kelapa: Lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang); (7) nira kelapa: gula merah (kelapa). Dan sebagian besar manfaat tanaman kelapa sudah kami jelaskan diatas.

BUAH KELAPA DAN KANDUNGANNYA
Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga.

Kulit luar. Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar kedap air.

Sabut. Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut).

Tempurung. Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa.

Kulit daging buah. Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat pada bagian terluar daging buah.

Daging buah. Daging buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm) berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 35 %).

Air kelapa. Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada umur buah. Disamping zat gizi tersebut, air kelapa juga mengandung berbagai asam amino bebas. Pada tabel 3 dapat dilihat kandungan zat air buah kelapa tua dan muda.

Setiap butir kelapa dalam dan hibrida mengandung air kelapa masing-masing sebanyak 300 dan 230 ml dengan berat jenis rata-rata 1,02 dan pH agak asam (5,6). Air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco.

 

SYARAT PERTUMBUHAN

KONTUR TANAH Datar sampai kemiringan 3 %, lbh dr 3 % dibuat teras individu 
SIFAT FISIK TANAH 
Struktur tanah baik
2. Drainase dan aerasi baik
3. Permukaan air tanah dalam minimal 1 meter
4. Keadaan air tanah bergerak
5. Kemampuan tanah menahan air cukup
6. Solum cukup dalam minimal 1 meter
SIFAT KIMIA TANAH
Kisaran pH 5-8 , opt 5,5-6,5
Bahan organik cukup
Unsur esensial cukup N, P,K,Ca, Mg, S, CL, Fe, Mn, Zn, B, Cu, dan Mo

SYARAT PERTUMBUHAN
- Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
- Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
- Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.
- Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
- Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.

Iklim
Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk menahan air hujan serta kedalaman air tanah, lebih penting daripada jumlah curah hujan sepanjang tahun.
Angin berperan penting pada penyerbukan bunga (untuk penyerbukannya bersilang) dan transpirasi tanaman.
Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Bila dinaungi, pertumbuhan tanaman muda dan buah akan terlambat.
Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis dan morfologis tanaman kelapa.
Kelapa akan tumbuh dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65%. Bila rH udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit

Media Tanam
Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial.
Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan.
Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan laju evapotranspirasirasi atau bila persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan lebih besar atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erasi.

Ketinggian Tempat
Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, produksi sedikit dan kadar minyaknya rendah.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan

PEMBIBITAN
- Pilih buah yang bagus dan tua, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.
- Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu atau pembatas.


Persyaratan Benih
Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.

Penyiapan Benih
Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin.

Pengadaan / sumber benih
1. Pemilihan pohon induk

Seleksi blok (B PT)
@ Produktifitas blok 1,7 ton kopra/ha/thn
@ keadaan tanaman hrs homogen
@ Bebas dr serangan hama dan penyakit
@ Penyebaran (dispersi) karakter buah dlm blok terpilih memp koefisien keragaman/CV

2. Seleksi pohon induk
@ Mahkota daun berbentuk Sperical/semi sperical
@ Mempunyai 12- 14 tandan/tahun, 7 bh/tandan
@ Tangkai daun lebar, dan pendek
@ Tangkai tandan pendek
@Umur tanaman 20-40 tahun
@ Produksi buah 84 bh/phn/thn selama sekurangnya 4 tahun berturut-turut
@ Batang lurus dan kokoh ,tdk ada bekas serangan hama dan penyakit

Teknik Penyemaian Benih
Pembibitan

Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah cukup banyak, dekat lokasi penanaman.

Persiapan bedengan atau polybag
Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm, bentuk bedengan dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m. Untuk polybag, terbuat dari polyethylene/poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0.2 mm, bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak antar lubang 7.5 cm sebanyak 48 buah untuk aerasi dan drainase dan diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat harus dicampur pasir 2:1) setinggi 2/3.

"Pendederan" atau Penanaman benih, dengan menyayat benih selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang.
Desifektan benih dengan insektisida dan fungisida (Azodrin 60 EC 0.1% dan difolatan 4F 0.1%) selama dua menit.
Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur.
Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat diisi 30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan ke polybag.
Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.

Pemilihan buah untuk benih 
@ Berukuran sedang, dng panjang 22-25 cm dan lebar 17-20 cm
@ Umur sdh cukup (12 -14 bulan), warna kulit coklat, bila diguncang koclak
@ Berat benih 1100 gram
@ Kulit mulus licin dan tdk ada bekas serangan H/P

Penyimpanan Benih
@ untuk menunggu selesainya MASA DORMANSI
@ Syarat tempat penyimpanan, teduh, sirkulasi udara baik, dan penumpukan kelapa tdk lbh dr 1 meter
.
Kebutuhan benih kelapa
1. Daya kecambah 75 %
2. Seleksi kecambah 5 %(95 % siap ke polibag)
3. Bibit siap tanam 90 %
4. Sulaman 10 %
Jml kebutuhan benih = (100/75 X 100/95 X 100/90)X PA + 10 % (100/75 X 100/95 X 100/90) X PA
A = Luas areal yg akan ditanami (Hektar)
P = Populasi tanaman /Hektar

Pembibitan Kitri
Syarat tempat : tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel pertanaman, cukup subur dan mudah diawasi
Cara membuat bedengan:
- Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
- Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm, sebagai saluran drainase.
Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.

Menanam kecambah:
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal plumula.

Pemeliharaan Penyemaian
Pemeliharaan saat pendederan, meliputi:

Penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua hari I 5 liter/m2/hari, tiap pagi dan sore, dan Selanjutnya 6 liter/m2/hari. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2 jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah cukup. Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan dan penyakit.

Pemeliharaan pada saat pembibitan, yaitu:
Penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang atau spingkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan penyiraman per polybag per hari, tergantung pada umur bibit.
Proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata.
Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun herbisida.
Pemupukan, yaitu Nitrogen, Phosphat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan mencampurakannya kedalam tanah polybag setebal 3 cm.
Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit dan hama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan Syarat-syarat bibit yang baik:

Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan. Pemindahan harus hati-hati dan dijaga kitri dalam keadan utuh.
Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong.

Pengolahan Media Tanam
Persiapan

Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.

PEMBUKAAN LAHAN
PEMBUKAAN LAHAN DIBEDAKAN :

Pembukaan lahan baru bekas hutan 
a. Pembabatan semak/perdu
b. penebangan pohon dengan diameter lebih dari 15 cm dan dipotong-potong (± 2 meter )
c. Pembuatan parit isolasi (5 meter ) mutar kebun
d. Pengeringan dan pembakaran I dan II
e. Penumbuhan alang-alang hingga 40-50 cm
f. Pemberantasan alang-alang

PEMBUKAAN LAHAN BEKAS ALANG-ALANG
1. Alang-alang tinggi
1. Pembabatan alang-alang hingga tinggal 20 cm
2. Ditumbuhkan lagi sampai 30-40 cm
3. Penyemprotan dengan Herbisida Glyphosate atau herbisida lainnya dosis 5 liter/ Ha dng nozle ULV 200
4. Penyemprotan koreksi (2 minggu setelah semprotan sebelumnya )

2. Alang-alang tinggi > 80 cm
Penyemprotan langsung dengan herbisida Glyphosate (5 liter/Ha) / Round up
setelah 2 minggu di koreksi dengan spot spraying dng dosis 0,5 liter /ha /Round up
Buru lalang/wiping dengan menggunakan minyak solar 1 liter/Ha

Lahan bekas kelapa tua / peremajaan
1. Penebangan dilakukan pada leher akar dan diatur sedemikian rupa , sehingga arah robohnya satu arah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu disesuaikan dengan kebutuhan
2. Pembakaran dilakukan terhadap kayu yang jelek supaya tidak menjadi sarang Hama dan Penyakit
3. Sisa-sisa pembakaran disingkirkan dari kebun sehingga lahan siap olah

Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk ke leher batang tanaman bibit.

Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.

Pemupukan
Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.

Teknik Penanaman

Sistem tanam Kelapa
1. Segi empat 
2. Segi tiga sama sisi
3. Bujur sangkar
4. sistem pagar 
       a Jarak tanam diukur menurut bidang horizontal bukan menurut topografi tanah.
       b. Arah barisan dibuat Utara – Selatan shng pemanfaatan cahaya matahari optimal

Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.

Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.

Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:
Top soil ( tanah permukaan antara 0 - 25 Cm ) dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.
Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.

Lain-lain
Pemberian mulsa.

Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).

Penanaman tanaman penutup
Dilakukan sebelum musim hujan dengan famili Legminosae (Legume Cover Crop, LCC) agar biji penutup tanah tidak membusuk. Keuntungannya menekan pertumbuhan gulma dan perkembangan hama Oryctes rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen dan memperbaiki struktur tanah, mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan, memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.

Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau).

Pembubunan
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.

Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.

Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan.
a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
b) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).

Cara pemberian pupuk:
menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2 minggu sebelumnya.
Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk.
Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk.

Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon): 

Saat tanam: Rata rata per pohon = 100 gram/pohon.
Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100 gram/pohon, KCl = 100 gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon.

Tahun pertama
Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon

Tahun Kedua
Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.

Tahun ketiga
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

Tahun Keempat
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.

Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakan sprayer.

Lain-lain
Perbaikan saluran drainase/ cuci parit /kuras got dilakukan awal musim hujan dengan cara: memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.

Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain:
Cara sanitasi Gawang
membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.
mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.
Cara sanitasi pohon
membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering pada gawangan.
Membakar dengan hati-hati.

 

Hama dan Penyakit tanaman kelapa

HAMA 

1. Hama Perusak Pucuk
Penyebab : Kumbang kelapa (Oryctes Rhinoceros)
Ciri: bentuk kumbang dengan ukuran 20-40 mm warna hitam dengan bentuk cula pada kepala 
Gejala: (1) hama ini merusak tanaman yang berumur 1-2 tahun; (2) tanaman berumur 0-1 tahun, lubang pada pangkal batang dapat menimbulkan kematian titik tumbuh atau terpuntirnya pelepah daun yang dirusak; (3) pada tanaman dewasa terjadi lubang pada pelepah termuda yang belum terbuka; (4) ciri khas yang ditimbulkan yaitu janur seperti digunting berbentuk segi tiga; (5) stadium yang berbahaya adalah stadium imago (dewasa) yang berupa kumbang; Pengendalian: (1) sanitasi kebun terhadap sisa-sisa tebangan batang kelapa; (2) menggunakan virus Bacullovirus oryctes dan Mettarrizium arrisophiae; (3) memberikan carbofura (furadan 3G) atau carbaryl (sevin 5G) 10/pohon dengan interval 2 bulan sekali.

Hama Perusak Pucuk
Penyebab : Kumbang sagu (Rhynchophorus ferruginous)
Ciri: imago, berbentuk kumbang dengan masa perkembangan 11-18 hari. Ciri khas nya adalah tinggal di kokon sampai keras.
Gejala: merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat. 
Pengendalian: (1) hindari perlukaan, bila luka dilumuri ter; (2) potong dan bakar tanaman yang terserang; (3) sanitasi kebun; (4) secara kemis dengan insektisida Thiodan 35 EC 2-3 cc/liter larutan, Basudin 10 G dan sevin 85 SP pada luka dan diperkirakan ada serangan Kumbang sagu;


2. Hama Perusak Daun
a. Sexava sp ( Belalang pedang )
Ciri: belalang sempurna dengan ukuran 70-90 mm, berwarna hijau kadang-kadang coklat. Masa perkembangan 40 hari. 
Gejala: (1) merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga; (2) merajalela pada musim kemarau; (3) pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja.
Pengendalian: (1) cara mekanis: menghancurkan telur dan nimfanya, menangkap belalang (di Sumatera dengan perekat dicampur Agrocide, Lidane atau HCH, yang dipasang sekeliling batang) untuk menghalangi betina bertelur di pangkal batang dan menangkap nimfa yang akan naik ke pohon; (2) cara kultur teknis: menanam tanaman penutup tanah (LCC), misalnya Centrosema sp., Calopogonium sp., dan sebagainya; (3) cara kemis: menyrmprot dengan salah satu atau lebih insektisida, seperti BHC atau Endrin 19,2 EC 2cc/liter air, menyemprotkan disekitar pangkal batang sampai tinggi 1 meter, tanah sekitar pangkal batang diameter 1,5 m 6 liter/pohon. Insektisida lain yang dapat digunakan: Sumithion 50 EC, Surecide 25 EC, Basudin 90 SC atau Elsan 50 EC; (4) cara biologis: menggunakan parasit Leefmansia bicolor tapi hasilnya belum memuaskan.

b. Kutu Aspidiotus sp
Ciri: kutu berperisai, jantan bersayap dengan ukuran 1,5-2 betina, jantan 0,5 mm. Imago jantan berwarna merah/merah jambu dan betina berwarna kuning sampai merah. 
Gejala: (1) bercak-bercak kuning pada permukaan bagian bawah daun; (2) pada serangan berat daun berwarna merah keabu-abuan, tidak berkembang (tetap kecil), tidak tegak, kemudian tajuknya terkulai dan mati; (3) akibat serangan dalam waktu 2-5 tahun tidak mau berbuah. 
Pengendalian: menggunakan musuh alami yaitu predator Cryptognatha nodiceps Marshall atau parasit Comperiella unifasciata Ishii.

c. Parasa lepida
Ciri: kupu-kupu berentang sayap 32-38 mm berwarna kuning emas muda, masa pertumbuhan ± 375 hari. 
Gejala: memakan anak-anak daun sebelah bawah setempat-setempat, tetapi tidak sampai tembus, meninggalkan bekas ketaman/gigitan yang melebar sehingga tinggal urat-uratnya serta jaringan daun atas, ulat yang tua merusak daun dari pinggir ke tengah sampai lidinya, serangan hebat tinggal lidinya dan nampak gundul. 
Pengendalian: (1) menggunakan musuh alami parasit ulat Apanteles parasae; (2) kepompong dapat menggunakn lalat parasit Chaetexorista javana; (3) perogolan pohon yang terserang pada masa stadium ulat atau dengan mengumpulkan kepompongnya; (4) penyemprotan dengan insektisida Dimecron 50 EC. Suprecide 10 atau menyuntik batang dengan Ambush 2 EC 2-3 cc/liter air pada stadium larva konsentrasi.

d. Darna sp
Ciri: imago berbentuk kupu-kupu dengan rentang sayap 14-20 mm. Masa pertumbuhan 30-90 hari. 
Gejala: (1) pada musim kering, Meninggalkan bekas gigitan tidak teratur pada daun tua, pelep



This post first appeared on Altair Gate - News, please read the originial post: here

Share the post

CARA BUDIDAYA KELAPA ( Cocos nucifera )

×

Subscribe to Altair Gate - News

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×