Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Selada, Sayuran yang Dianggap Obat Sejak Zaman Romawi

Selada atau Lactuca sativa kerap ditemukan di berbagai makanan, di antaranya salad dan pelengkap burger. Tanaman yang berasal dari famili Asteraceae ini memiliki beberapa nama ilmiah sinonim. Di antaranya Lactuca capitata (L.) DC, Lactuca crispa (L.) Roth, Lactuca laciniata Roth, atau Lactuca palmata Willd.

Orang Mesir memperkenalkan Tanaman Ini pada bangsa Romawi dan Yunani pertama kalinya pada tahun 2680 SM. Mereka mengambil minyak biji dan daun selada. Di samping itu, tanaman ini juga menjadi sayuran pertama yang ditanam luar angkasa, tepatnya di International Space Station (ISS).

BACA JUGA: Pemanfaatan Tanaman Obat dari Beragam Suku Nusantara

Memiliki Banyak Varietas yang Dibudidayakan

Selada merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh tinggi hingga 30 cm bahkan lebih. Daunnya tidak memiliki tangkai, berbentuk bulat telur hingga lonjong, berukuran rata-rata 6-20 cm, dengan perbungaanya yang berwarna kuning.

Selain itu, tanaman ini juga tidak tahan beku, umumnya berbunga dari bulan Juli hingga Agustus, dan bijinya akan matang dari Agustus hingga September. Tanaman ini juga memiliki organ jantan dan betina dalam satu individu, atau disebut juga hermaprodit dan penyerbukanya mendapat bantuan dari serangga.

Taksonomi selada (lactuva sativa). Foto: Greeners

Ada empat varietas budidaya tanaman ini, yakni selada asparagus (varietas augustana) memiliki daun yang sempit dan batang yang segar dan tebal; selada kubis (varietas capitata) memiliki daun yang terlipat dan padat; cos atau selada biasa (varietas longifolia) berdaun halus dan lonjong; terakhir selada keriting (varietas crispa) berdaun melengkung, halus, dan bentuknya seperti daun ek.

BACA JUGA: Kunyit Liar, Tanaman Obat yang Berbau Menyengat

Karena memiliki banyak varietas, warna daunnya juga bervariasi tergantung pada varietasnya, mulai dari warna hijau hingga merah tua dan ungu. Panen selada biasanya sebelum berbunga, karena munculnya bunga bisa mempengaruhi ukuran daun selada dan membuat daunnya terasa pahit.

Selada Berasal dari Mediterania

Selada dapat tumbuh di tanah berpasir, lempung, atapun tanah yang lembab dengan atau tanpa naungan. Sementara, distribusinya sudah sangat luas, sehingga kita dapat menemukannya hampir di seluruh dunia yang memiliki iklim sesuai dengan berbagai varietas yang ada. Namun, sebaran asli tanaman ini ialah dari Mediterania hingga Siberia.

Tinggi Vitamin dan Rendah Kalori

Lactuca sativa banyak mengandung vitamin A, K, C, dan zat besi. Selain itu, tanaman ini juga rendah kalori dan mengandung air hingga 95%. Oleh sebab itu, kebanyakan orang yang sedang diet gemar mengonsumsi daun selada.

Ekstrak selada atau “lactucarium” ini memiliki komponen narkotika. Bahkan, tanaman ini bisa menjadi obat penenang sejak zaman Kekaisaran Romawi. Di Prancis, lactucarium ini menjadi campuran obat batuk sebagai pengganti opium.

Dalam buku Handbook of 200 Medicinal Plants, bubuk biji bermanfaat untuk meredakan demam, batuk, bronkitis, hingga asma. Dalam pengobatan Unani (Yunani-Islam), bijinya bermanfaat sebagai analgesik, obat penenang, menurunkan tekanan darah, menghilangkan dahaga, dan meredakan sakit kepala.

Penulis: Anisa Putri

Editor: Indiana Malia



This post first appeared on Greeners.co, please read the originial post: here

Share the post

Selada, Sayuran yang Dianggap Obat Sejak Zaman Romawi

×

Subscribe to Greeners.co

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×