KUASAKATACOM, Banjarnegara -  BPBD Banjarnegara menyebut delapan hektare lahan pertanian terdampak erupsi freatik Kawah Sileri yang sebagian besarnya merupakan lahan pertanian kentang.

"Berdasarkan hasil pemetaan bersama pemerintah Desa Kepakisan, luasan lahan yang terdampak mencapai 8 hektare. Itu yang masih terdapat tanamannya. Karena tidak semua lahan yang ada di sekitar bibir kawah ada tanamannya," ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo, Jumat (30/4).

Selain tanaman, kata dia, semburan lumpur juga berdampak pada sejumlah peralatan di sekitar lokasi Kawah Sileri. Tampak pula satu unit alat pengukur suhu rusak akibat terkena semburan material erupsi yang terjadi pada kemarin petang itu.

Selain itu, semburan lumpur juga membuat jalan alternatif Banjarnegara-Batang menjadi licin. Sehingga, bagi warga yang melintas diimbau untuk lebih berhati-hati. "Jalan alternatif ke Batang ini licin karena terkena lumpur. Jadi kami melakukan pembersihan. Kami juga menempatkan ada sekitar 80 relawan untuk berjaga di beberapa pintu masuk ke lokasi Kawah Sileri," bebernya.

Sebelumnya diberitakan, Pos Pengamatan Gunung Api Dieng menyebut titik aman berada di 500 meter Dari Bibir Kawah. "Untuk titik aman berada di 500 meter dari bibir kawah. Jadi warga sebaiknya jangan mendekat dulu ke lokasi kawah. Karena bisa saja ada susulan," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (30/4).

Meski begitu, ia mengimbau agar warga tidak perlu khawatir. Surip juga mengatakan, terjadinya erupsi Kawah Sileri tidak berkaitan dengan aktivitas kawah lainnya. Seperti kawah Sinila, Kawah Sikidang dan Kawah Candradimuka.

"Adanya erupsi di Kawah Sileri di Desa Kepakisan ini tidak terkait dengan kawah lainnya yang berada di dataran tinggi Dieng. Jadi warga tidak perlu khawatir. Hanya tetap jangan mendekat dulu ke area Kawah Sileri," pungkasnya.